Digelar Saat Pandemi, Begini 5 Perayaan Malam 1 Suro di Berbagai Daerah
Peringatan malam satu suro pada tahun ini berbeda dibandingkan malam satu suro pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, merebaknya pandemi Virus Corona membuat beberapa ritual terpaksa tidak dilaksanakan.
Peringatan malam satu suro pada tahun ini berbeda dibandingkan malam satu suro pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, merebaknya pandemi Virus Corona membuat beberapa ritual terpaksa tidak dilaksanakan.
Meski beberapa ritual tetap dilaksanakan, namun acara digelar secara tertutup dan sesuai protokol kesehatan. Seperti di tempat ziarah Gunung Kemukus.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Di sana ritual Kirab Larap Selambu yang biasa dilaksanakan tiap 1 Suro digelar secara tertutup. Lain halnya dengan peringatan di Kraton Yogyakarta.
Topo Mbisu Mubeng Beteng yang biasa diadakan tiap tanggal 1 Suro terpaksa ditiadakan guna menghindari penularan Virus Corona. Berikut selengkapnya:
Mubeng Beteng Ditiadakan
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Pengageng Tepas Dwarapura Kraton Ngayogyakarta KRT Jatiningrat mengatakan peniadaan Tapa Bisu Mubeng Beteng bukanlah didasari atas perintah Sultan. Melainkan inisiatif dari para abdi dalem sendiri.
Pria yang akrab disapa Romo Tirun itu mengatakan kalau lampah budaya itu tetap diadakan maka akan banyak warga yang berdatangan. Hal tersebut tentu sangat berisiko terhadap penularan virus.
Sebagai gantinya, pihak abdi dalem tetap menggelar peringatan malam 1 Suro dengan menggelar doa bersama di Keben Kraton pada pukul 21.30.
“Keputusan peniadaan itu mutlak inisiatif abdi dalem. Di Yogyakarta ini kan wisata sudah dibuka. Biasanya wisatawan luar ikut bergabung. Itu yang tidak bisa dikendalikan,” kata Romo Tirun dikutip dari ANTARA pada Rabu (19/8).
Kirab Pusaka Kebo Kyai Slamet Ditiadakan
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Sama halnya dengan di Yogyakarta, di Solo, kirab Kebo Kyai Slamet juga ditiadakan. Menurut Wakil Pangageng Sasana Wilapa Kraton Surakarta peniadaan kirab budaya itu dikeluarkan langsung atas perintah raja.
Kendati demikian pihaknya tetap akan menggelar upacara adat di dalam kraton. Upacara itu rencananya hanya akan dihadiri para abdi dalem dengan jumlah yang terbatas. Saat acara juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Kawasan Gunung Tidar Ditutup
©Magelangkota.go.id
Dari Kota Magelang, kawasan Gunung Tidar yang biasanya ramai didatangi peziarah ditutup pada malam 1 Suro. Penutupan itu dilakukan Pemkot Magelang guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Walau begitu obyek wisata tetap dibuka pada pagi hingga sore hari.
“Hasil rapat koordinasi, sementara kegiatan malam 1 Muharram (1 Suro) ditangguhkan terlebih dahulu. Apalagi mengingat akhir-akhir ini terjadi penambahan klaster COVID-19 di Kota Magelang,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang O.T Rostrianto dikutip dari ANTARA pada Rabu (19/8).
Warga Gunung Kidul tetap Gelar Kirab Pusaka
Sementara itu warga Padukuhan Pengkol, Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar, Gunung Kidul, DIY tetap menggelar kirab adat di malam 1 Suro. Dengan menggunakan obor, empat kirab pusaka yang ada di desa itu diarak dari rumah budaya ke Makam Ki Ageng Damar Jati yang merupakan pengikut Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi Kuras Gentong Kiai Sobo yang berada di Rumah Budaya Desa Pengkol. Lokasi itu kemudian dikerumuni warga yang ingin mendapatkan “air berkah” dari gentong tersebut.
Ritual Larap Selambu Digelar Tertutup
©2014 merdeka.com/fariz fardianto
Sementara itu dari Kompleks Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, ritual Kirab Larap Selambu digelar dengan peserta yang terbatas. Saat ritual dimulai, pintu gerbang ditutup demi mencegah masuknya pengunjung. Upacara itu kemudian hanya diikuti oleh prajurit dan sebagian juru kunci makam.
Saat ritual dimulai, sembilan tumpeng ikut dikirab. Tumpeng itu selanjutnya dibagikan kepada para tamu undangan.
Suparno, salah satu pengelola wisata Gunung Kemukus mengungkapkan, meski malam 1 Suro terjadi di tengah pandemi, warga tidak akan menghilangkan tradisi. Acara tetap digelar dengan sederhana.
“Ritual Larap Selambu tetap kami selenggarakan demi nguru-uri kebudayaan,” kata Suparno dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (20/8).