Diharapkan Urai Kemacetan Jalan Semarang-Purwodadi, Ini Potret Fly Over Ganefo
Proses pengerjaan Fly Over Ganefo telah berjalan 100 persen. Sebentar lagi jembatan itu akan dibuka untuk berbagai kendaraan.
Salah satu titik rawan macet di Jalan Raya Semarang-Purwodadi adalah di titik perlintasan kereta api Ganefo, Brumbung, Kecamatan Mranggen, Demak. Selain padatnya lalu lintas kereta api, tak jauh dari sana terdapat pasar tumpah yang menambah macetnya lalu lintas. Karena itulah dibangun fly over yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di titik itu.
Proses pengerjaan fly over itu telah dimulai pada 8 Oktober 2020 lalu. Kini setelah hampir dua tahun, progress pembangunan jembatan layang itu telah mencapai 100 persen. Mulai 28-30 September 2022, ruas itu akan diuji coba dan akan beroperasi penuh pada Oktober 2022.
Lantas seperti apa potret jalan layang itu? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Uji Coba untuk Kendaraan Kecil
©jatengprov.go.id
Selama masa uji coba nanti, jembatan hanya boleh dilewati kendaraan kecil dengan tinggi maksimal 2,1 meter. Sementara itu untuk kendaraan besar seperti truk dan bus masil lewat jalan lama yang melintas di bawah jembatan.
Sementara itu, untuk sarana prasarana pendukung fly over telah terpasang dan berfungsi. Sedangkan penyempurnaan masih dilakukan pada marka jalan dan detail motif pada pagar pengaman jalan.
“Kita uji coba layak fungsi dalam tiga hari. Tidak ada kendala, lampu menyala, marka akan dipermanenkan. Oktober nanti bisa dinikmati semua kendaraan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng, Hanung Triyono, dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (28/9).
Anggaran Pembangunan
©jatengprov.go.id
Hanung mengatakan, anggaran pembangunan Fly Over Ganevo berasal dari APBD Provinsi Jateng dengan sistem multiyears pada tahun 2020, 2021, dan 2022. Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp109,03 miliar.
Selama masa uji coba itu, DPU BMCK Jateng bersama instansi terkait akan melakukan evaluasi, terutama pada sisi keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas. Oleh karena itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Polres Demak dan Dishub Demak.
Harus Tetap Hati-Hati
©jatengprov.go.id
Hanung berharap, pembukaan Fly Over Ganevo dapat mengurai kemacetan dan menjadi alternatif jalan di pantai utara Jawa. Apalagi saat ini jalan nasional Pantura sedang ada perbaikan di Jembatan Wonokerto.
Walau sudah jadi 100 persen, Hanung berpesan agar warga yang melintas di Fly Over itu tetap berhati-hati. Apalagi setelah Fly Over Ganefo terdapat titik-titik kepadatan di Pasar Mranggen dan perkampungan.
Perlintasan Kereta Api Ditutup
©jatengprov.go.id
Project Manager Fly Over Ganefo, Fanny Zuriansyah mengatakan, setelah 30 September 2022, jalur eksisting yang berada di bawah jembatan akan ditutup, begitu pula dengan perlintasan kereta apinya. Jika semua lancar, penutupan itu akan dilakukan pada pukul 20.00 WIB. Setelah itu semua kendaraan harus melintasi fly over.
Fanny mengatakan, panjang jembatan dari zona 1 ke zona 2 mencapai 600 meter dari panjang total 1.300 meter. Total ada sembilan span dengan dua span utama di atas rel kereta api. Sedangkan beban maksimal yang ditopang mencapai 100 ton.
“Harapannya semoga jembatan ini bisa difungsikan untuk menghubungkan Kota Semarang dengan kota penghubung lainnya, terutama menuju Demak dan Purwodadi,” kata Fanny.