Diwariskan Turun-Temurun, Begini Kisah Petani Bawang Putih di Temanggung
uwarlan (45), merupakan seorang petani bawang putih yang tinggal di Desa Petarangan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Dia mengatakan, mata pencaharian penduduk sebagai petani di tempatnya sudah diwariskan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang.
Juwarlan (45), merupakan seorang petani bawang putih yang tinggal di Desa Petarangan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
Juwarlan mengatakan, mata pencahariannya sebagai petani sudah diwariskan secara turun-temurun dari orang tuanya.
“Kalau orang tua sendiri sebenarnya sudah dari kakek moyang di sini yang petani. Dari dulu yang kami lakukan memang mengolah tanah, karena yang kami punya memang tanah itu. Karena dari dulu kakek moyang kami nggak ada yang sampai pendidikan tinggi,” kata Juwarlan dikutip dari kanal YouTube Kementerian Pertanian pada 14 Juli 2021.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu bagaimana kisah petani di sana dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka?
Mengalami Pasang Surut
©YouTube/Kementerian Pertanian
Walaupun sudah bertani bawang putih secara turun temurun, namun hasil panen itu sempat mengalami masa sulit. Pada tahun 2000, petani bawang putih di sana merugi karena harga jual yang anjlok. Kerugian itu membuat petani di sana memilih menanam tanaman yang lain.
Pada tahun 2016, melalui program swasembada bawang putih dari pemerintah, petani di Desa Petarangan mendapat bantuan dari pemerintah untuk kembali menanam bawang putih.
“Akhirnya di tahun 2018, itu kami untung dengan harga di kisaran dari bawang basah di kisaran 10-15 ribu rupiah, hingga ke pembibitan pada tahun 2018 itu mencapai Rp80 ribu,” terang Juwarlan.
Bawang Istimewa
©YouTube/Kementerian Pertanian
Juwarlan mengatakan, waktu terbaik untuk menanam bawang putih adalah pada Bulan November-Desember. Sebelum menanam bawang, benih disimpan terlebih dahulu selama 7 bulan. Pada Bulan November, lahan disiapkan untuk penanaman benih itu.
“Walaupun repot, tapi kami senang menanam bawang karena prospeknya memang bagus. Bahkan kemarin kami merasa bangga karena ada penilaian dari bapak menteri di mana dia menilai bahwa bawang yang istimewa, bawang yang mewah. Itu menjadi kebanggaan buat kami,” kata Juwarlan dikutip dari YouTube Kementerian Pertanian.
Ancaman Virus
©YouTube/Kementerian Pertanian
Sebagai petani bawang, Juwarlan juga harus waspada akan serangan virus yang dapat menyerang tanaman bawangnya. Namanya Virus Nematoda. Virus ini biasanya menyerang organ tumbuhan yang vital seperti akar, daun, dan bunga.
“Jadi sekitar di umuran 60 hari, virus itu menyerang. Sehingga umbinya menjadi busuk,” ujar Juwarlan.
Berani Bersaing
©YouTube/Kementerian Pertanian
Juwarlan mengatakan kalau bawang putih di tempatnya berani bersaing dengan bawang putih dari tempat lain baik dari harga maupun kualitas. Bahkan dia mengatakan bahwa secara kualitas bawang putih di tempatnya bisa dibandingkan dengan bawang putih impor dari China.
“Kalau dibandingkan dengan bawang impor China masalah ukuran memang kami kalah, tapi masalah kualitas saya yakin aroma dan rasa tetap bagus kami itu. Misal satu siung bawang lokal sini, lalu tiga siung bawang impor luar, saya yakin masalah rasa tetap menang bawang lokal di sini,” kata Juwarlan.
Harapan Petani Bawang Putih
©YouTube/Kementerian Pertanian
Juwarlan mengatakan, dalam satu hektar, petani bawang putih di Desa Petarangan bisa memproduksi antara 15-20 ton. Dari jumlah yang bisa dihasilkan itu, dia berharap agar harga bawang putih bisa tinggi sehingga mereka bisa untung.
Tapi yang paling penting menurut Juwarlan adalah, pemerintah harus memperhatikan nasib mereka sebagai petani bawang putih.
“Pemerintah harus memperhatikan nasib kami sebagai petani bawang putih. Jangan biarkan harga jual rendah yang membuat kami lesu. Karena sebagai petani kami juga ingin menyumbangkan sebisa kami untuk bangsa ini,” pungkas Juwarlan.