Dulunya Tempat Memandikan Gajah Pasukan Mataram, Ini Asal Usul Sungai Gajah Wong
Di tengah Kota Yogyakarta, ada sebuah sungai kecil yang cukup terkenal di tengah masyarakat. Namanya Sungai Gajah Wong. Walaupun termasuk sungai kecil, Sungai Gajah Wong memiliki kisah uniknya tersendiri
Di tengah Kota Yogyakarta, ada sebuah sungai kecil yang mengalir dari lereng Gunung Merapi hingga akhirnya bermuara ke sungai yang lebih besar. Namanya Sungai Gajah Wong.
Dikutip dari Wikipedia.org, Sungai Gajah Wong sendiri merupakan ekosistem aquatik yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas atau kegiatan di sekitarnya. Berdasarkan keputusan pemerintah DIY, pemanfaatan aliran sungai ini dikategorikan ke dalam golongan B, yaitu sebagai sumber air minum yang harus diolah dahulu.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Walaupun termasuk sungai kecil, Sungai Gajah Wong memiliki kisah uniknya tersendiri, terutama seputar penamaannya. Lalu seperti apa kisah tersebut?
Tempat Memandikan Gajah
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Melansir dari laman Belajar Yuk, di masa Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung, hiduplah seorang pegawai kerajaan bernama Ki Sapa Wira. Sehari-hari, Ki Sapa Wira bertugas memandikan gajah milik Keraton Mataram. Nama gajah itu Kyai Dwipangga. Gajah itu didatangkan langsung dari Negeri Siam.
Dalam memberikan perawatan, Ki Sapa Wira memperlakukan gajah itu seperti anaknya sendiri. Kyai Dwipangga pun menjadi amat patuh padanya. Namun suatu hari, Ki Sapa Wira tidak bisa memandikan Kyai Dwipangga. Ada bisul besar di ketiaknya.
Badannya juga demam karena bisul itu. Karena itulah ia kemudian meminta tolong pada adik iparnya, Ki Kerto Pojok, untuk menggantikannya menggantikan Kyai Dwipangga.
Air Sungai Surut
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Pada hari itu juga, Ki Kerto Pojok menyanggupi dan menggantikan sang kakak ipar untuk memandikan Kyai Dwipangga. Pada awalnya ia dapat melaksanakan tugas itu dengan mudah. Digosoknya seluruh tubuh Kyai Dwipangga hingga mengkilap.
Di hari kedua, Ki Sapa Wira kembali meminta adik iparnya itu untuk memandikan gajah kesayangannya. Hari itu, hujan turun rintik-rintik. Namun ternyata air di sungai sedang surut. Maka Ki Kerto Pojok menuntun gajah itu ke arah hilir sungai.
Di suatu tempat, air tampak tinggi dan aliran cukup deras. Mengetahui keberadaan tempat itu Ki Sapa Wira heran kenapa Sultan Agung memerintahkan kakak iparnya untuk memandikan sang gajah di tempat sebelumnya kalau ternyata ada tempat yang aliran airnya lebih bagus.
Asal Mula Sungai Gajah Wong
©YouTube/BBWS Serayu Opak
Saat Ki Kerto Pojok sibuk berbicara sendiri, tiba-tiba dari arah hulu datanglah banjir bandang. Banjir itu datang sangat cepat sehingga Ki Kerto Pojok tak sanggup menyelamatkan diri dan juga gajahnya. Mereka berteriak minta tolong tapi tak ada seorang pun mendengar. Akhirnya mereka hanyut hingga ke laut selatan.
Mengetahui peristiwa ini, Sultan Agung menyayangkan Ki Kerto Pojok tak tahu kalau ia selama ini memang melarang para abdinya memandikan gajah di hilir sungai. Untuk mengenang peristiwa itu, Sultan Agung menamakan sungai itu Kali “Gajah Wong” yang berarti gajah dan orang.
(mdk/shr)