Efek Psikologis Anak Korban Perang, Kecemasan hingga Trauma Kehilangan
Anak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan
Anak-anak korban perang menerima dampak psikologis yang memprihatinkan
Efek Psikologis Anak Korban Perang, Kecemasan hingga Trauma Kehilangan
Namun, faktanya konflik ini telah berlangsung selama puluhan tahun. Di mana masyarakat Palestina menjadi korban kekejaman genosida bangsa Israel. Bukan hanya digusur dari tanah kelahirannya, berbagai serangan bom hingga mengakibatkan banyak korban juga dialami Palestina.
Kondisi perang ini tentu menimbulkan luka dan masalah kesehatan mental bagi rakyat Palestina, termasuk anak-anak. Di mana anak-anak yang seharusnya bersekolah dan bermain dengan gembira, harus merasakan kejamnya kondisi perang.
Perlu diketahui, terdapat beberapa efek psikologis anak korban perang yang umum terjadi. Mulai dari stres psca trauma, depresi, ketakutan. Bukan hanya itu, efek psikologis anak korban juga bisa menyebabkan perilaku isolasi sosial.
Berikut kami merangkum berbagai efek psikologis anak korban perang dan upaya pemulihannya, penting untuk disimak.
Pengertian Perang
Sebelum mengetahui efek psikologis anak korban perang, perlu dipahami pengertian perang terlebih dahulu.
-
Apa yang membuat anak korban kecelakaan sangat sedih? “Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,” tutur dia.
-
Bagaimana pepatah "Kacang ora ninggal lanjaran" menunjukkan perilaku anak? “Kacang ora ninggal lanjaran.” Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa anak-anak akan meniru perilaku dan kebiasaan orang tua mereka.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa saja gejala gangguan mental emosional pada anak-anak? Hati-hati, mental emosional disorder. Kami titip perhatian pada anak-anak. Mereka yang sulit diajak komunikasi itu gejala, gejala lain yang mengganggu mental emosional antara lain anak-anak yang merasa hebat sendiri, depresiasi seksual atau memiliki orientasi seksual yang aneh.
-
Kenapa anak susah makan bisa menyebabkan gangguan psikologis? Bila tetap dibiarkan, si kecil bisa kekurangan nutrisi, mengalami hambatan pertumbuhan hingga gangguan psikologis.
-
Kapan keterbelakangan mental bisa terjadi pada anak? Penyakit ini dapat memengaruhi individu sejak usia dini dan memberikan dampak signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Pengertian perang juga dapat merujuk pada situasi di mana adanya konflik bersenjata yang melibatkan pihak-pihak yang saling bertentangan. Perang juga dapat melibatkan mobilisasi besar-besaran, penggunaan teknologi militer, dan taktik serta strategi yang kompleks.
Efek Psikologis Anak Korban Perang
Setelah mengetahui pengertian, berikutnya akan dijelaskan beberapa efek psikologis anak korban perang.
• Stres Pasca Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder - PTSD): Anak-anak yang menjadi saksi atau korban langsung dari perang dapat mengalami PTSD. Mereka mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, atau gejala lain yang terkait dengan trauma, seperti ketakutan yang intens, kesulitan tidur, atau konsentrasi yang terganggu.
• Depresi: Lingkungan perang yang penuh kekerasan, kehilangan orang-orang terkasih, dan kondisi hidup yang sulit dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Mereka mungkin kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya mereka nikmati, merasa putus asa, atau bahkan mengalami pemikiran untuk menyakiti diri sendiri.
• Kecemasan dan ketakutan: Anak-anak korban perang sering mengalami kecemasan yang tinggi dan rasa takut yang berlebihan. Mereka mungkin merasa takut akan kehilangan orang-orang yang tersisa, takut dengan suara keras atau ledakan, atau takut akan situasi yang mirip dengan kejadian traumatis.
• Gangguan konsentrasi dan kesulitan belajar: Trauma perang dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan belajar. Mereka mungkin mengalami kesulitan memusatkan perhatian, daya ingat yang buruk, atau kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
• Isolasi sosial: Beberapa anak korban perang mungkin cenderung menjauh dari interaksi sosial. Mereka bisa merasa sulit untuk mempercayai orang lain, atau mungkin merasa terasing dan kesepian.
• Kurangnya rasa aman dan kekhawatiran berlebihan: Anak-anak korban perang seringkali mengalami rasa tidak aman dan kekhawatiran berlebihan terhadap keselamatan diri dan keluarga mereka. Mereka mungkin selalu waspada terhadap potensi bahaya atau ancaman.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak merespons trauma dengan cara yang berbeda. Dukungan psikologis, pendidikan, dan bantuan kesehatan mental yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak korban perang mengatasi efek psikologis yang mereka alami.
Upaya Memulihkan Trauma Anak
Setelah mengetahui efek psikologis anak korban perang, terakhir akan dijelaskan upaya pemulihan trauma yang bisa dilakukan.
Trauma adalah kondisi yang mungkin dialami oleh anak-anak yang menjadi korban bencana. Untuk membantu mereka menyembuhkan trauma, ada lima cara yang tepat yang dapat diambil.
1. Memberikan dukungan emosional: Anak-anak yang mengalami trauma perlu merasa didukung dan diberi jaminan bahwa perasaan mereka valid. Orang dewasa harus mengakui dan menghargai perasaan mereka, mendengarkan dengan empati, dan memberikan cinta dan perhatian yang memadai.
2. Membangun rutinitas yang aman: Rutinitas dapat memberikan rasa kepastian kepada anak-anak yang mengalami trauma. Orang dewasa harus membantu anak-anak untuk menjalani rutinitas harian yang teratur, termasuk waktu tidur, makan, dan bermain.
4. Mencari bantuan profesional: Terapi atau konseling dapat membantu anak-anak mengatasi trauma yang mereka alami. Orang dewasa harus mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani trauma anak-anak.
5. Membentuk jaringan sosial dan komunitas yang mendukung: Anak-anak yang mengalami trauma perlu merasa didukung oleh masyarakat di sekitarnya. Orang dewasa harus membangun jaringan sosial dan komunitas yang memberikan dukungan emosional dan praktis kepada anak-anak dan keluarga mereka.
Dalam menyembuhkan trauma anak korban bencana, dukungan dan perhatian dari orang dewasa sangat penting. Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat membantu anak-anak pulih dari pengalaman traumatis yang mereka alami.