Menceritakan Keseharian Para Buruh Rokok, Ini Uniknya Tari Kretek Khas Kudus
Tarian ini pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek Kudus pada 3 Oktober 1986.
Tarian ini pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek Kudus pada 3 Oktober 1986.
Menceritakan Keseharian Para Buruh Rokok, Ini Uniknya Tari Kretek Khas Kudus
Sebagai Kota Santri, Kudus punya sisi kebudayaan yang unik dan beragam. Salah satunya adalah Tari Kretek. Tari Kretek merupakan sebuah tari kolosal yang menceritakan keseharian para buruh rokok di Kudus.
-
Apa yang menjadi ciri khas gerakan Tari Rentak Kudo? Tarian ini memiliki gerakan spesifik yaitu menghentak-hentak layaknya kuda. Tak hanya itu, tarian ini juga dibawakan dengan sakral sehingga memberikan sensasi pertunjukan kolosal yang memukau.
-
Apa yang menjadi ciri khas Tari Cepet? Jika diamati dalam pementasan tari Cepet di era sekarang, turut ditampilkan kesenian kuda lumping yang sebelumnya juga populer di Jawa Tengah.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Kridhajati? Jika memperhatikan gerakannya, tarian ini menggambarkan proses kinerja kerajinan ukir mulai dari pencarian kayu di hutan, menggambar objek di kayu, menatah, hingga diplitur dengan warna-warni yang memukau.
-
Bagaimana cara Tari Rentak Kudo diiringi? Diiringi Nyanyian Pantun Selain dibawakan dengan sakral, Tari Rentak Kudo juga diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang berisi pantun dan juga menggunakan alat musik berupa gendang.
-
Kenapa Museum Kretek Kudus didirikan? Museum Kretek didirikan untuk menunjukkan bahwa kretek berkembang sangat pesat di tanah Jawa khususnya di Kota Kudus.
-
Kapan Museum Kretek Kudus diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Museum Kretek dibangun dan diresmikan pada 3 Oktober 1986.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, Tari Kretek dibawakan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh dan satu penari laki-laki sebagai representasi mandor.
Dalam tarian ini, para penari perempuan menari layaknya proses pembuatan rokok kretek mulai dari memilih tembakau, merapikan batang rokok dengan memotong bagian ujungnya, hingga mengantarkannya ke seorang mandor laki-laki untuk diperiksa.
Tak cukup sampai di situ, kelenturan dalam gerakan para penari ini menggambarkan bagaimana cekatan dan terampil para buruh rokok dalam memelintik setiap batang rokok kreteknya.
Gerakan-gerakan genit para penari dalam tarian itu menjadi daya tarik tersendiri.
Konon katanya gerakan genit semacam itu dilakukan penari untuk menarik hati para mandor agar rokok kretek yang dibuatnya lolos sortir. Jika sang mandor tersenyum, bisa dipastikan rokok akan lolos sortir.
Para mandor tak kalah genit. Ia kerap tebar pesona agar para buruh, terutama yang cantik-cantik, jatuh hati padanya. Dalam tarian itu, sang mandor digambarkan selalu mondar-mandir untuk memeriksa pekerjaan mereka.
- Kabar Gembira, Museum Nasional Kembali Dibuka buat Umum Mulai 15 Oktober 2024 Pascasetahun Kebakaran
- Mahasiswa Arkeologi Temukan Dua Prasasti Berusia 950 Tahun di Kuil, Jelaskan Soal Sejarah Sampai Irigasi
- Kisah Pirngadie Keliling Indonesia untuk Melukis Wajah Semua Suku, Kini Jadi Arsip Penting Museum Nasional
- Jadi Lokasi Syuting Film Gadis Kretek, Ini Fakta Menarik Museum Kretek Kudus
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, ide untuk membuat tari khas Kudus itu dimulai pada tahun 1986. Saat itu Gubernur Jateng Sutarjo Rustam meminta Kasi Kebudayaan Dwijisumono, agar dibuatkan tari khas Kudus.
Dwijisumono kemudian memberi kepercayaan pada Endang selaku pengajar tari di Kudus yang cukup terkenal untuk menciptakan tari khas daerahnya.
Terinspirasi dari para buruh rokok di Pabrik Djarum, Endang memasukkan unsur pekerja kretek dalam tariannya.
Pada awalnya, Endang memberi tarian itu dengan nama Tari Mbatil. Namun karena nama “mbatil” tidak dikenal luas, ia menggantinya dengan nama Tari Kretek.
Sesuai permintaan Gubernur Jateng, Tari Kretek pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek pada 3 Oktober 1986.
Saat ini, banyak mahasiswa maupun akademisi yang mempelajari Tari Kretek. Bahkan tarian ini juga pernah dipentaskan di luar negeri.