Peneliti Temukan Kain 4.000 Tahun di Gua Tengkorak, Warna Merahnya Berasal dari Makhluk Ini
Arkeolog Temukan Kain 4.000 Tahun di Gua Tengkorak, Warna Merahnya Berasal dari Makhluk Ini
Kain itu berasal dari Zaman Perunggu Tengah antara 1954 hingga 1767 SM.
-
Siapa yang menemukan tengkorak kuno itu? Tengkorak manusia kuno berusia 6.500 tahun ditemukan Museum Penn, Philadelphia, Amerika Serikat (AS).
-
Siapa yang menemukan tengkorak Zaman Perunggu? Mahasiswa arkeologi dari Universitas Bournemouth, Inggris, menemukan pemakaman Zaman Perunggu ketika sedang menggali lokasi pemukiman prasejarah di Dorset.
-
Kapan tengkorak itu ditemukan? Penemuan ini berasal dari penggalian yang dilakukan pada tahun 1929-1930 oleh tim penggalian gabungan Museum Penn dan Museum Inggris, yang dipimpin Sir Leonard Woolley di situs Ur, yang sekarang terletak di selatan Irak.
-
Apa benda yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog menemukan patung emas yang menggambarkan seorang pejuang tengah menunggang kuda menuju medan pertempuran.
-
Siapa yang menemukan tengkorak? Arkeolog menemukan tengkorak seorang gadis Yunani kuno yang berasal dari sekitar tahun 400 sampai 300 SM.
Peneliti Temukan Kain 4.000 Tahun di Gua Tengkorak, Warna Merahnya Berasal dari Makhluk Ini
Peneliti menemukan kain berusia 4000 tahun di Gua Tengkorak di Gurun Yudea, Israel. Kain tertua ini diwarnai dengan pewarna serangga.
Para peneliti menemukan tekstil kuno ini yang diwarnai dengan kermes (Kermes vermilio) dari Zaman Perunggu Tengah.
Dikutip dari Arkeonews, tekstil ini terbuat dari linen dan wol yang diwarnai merah. Dari penanggalan karbon diketahui kain itu berasal dari Zaman Perunggu Tengah, khususnya antara tahun 1954 dan 1767 SM.
Yang membuat penemuan ini unik adalah penggunaan pewarna merah yang berasal dari serangga Kermes vermilio, sumber warna mewah dan langka di zaman kuno.
Dalam sebuah studi tentang tekstil yang ditemukan di Gua Tengkorak di Gurun Yudea, para peneliti melakukan analisis pewarna menggunakan Kromatografi Cair Tekanan Tinggi (HPLC) dan
mengidentifikasi tekstil unik yang diwarnai merah dengan serangga bersisik.
Teknik ini memungkinkan deteksi keberadaan pewarna dan memastikan pewarna merah berasal dari serangga bersisik Kermes vermilio, yang menjadi parasit pada pohon ek, terutama Quercus coccifera.
Tekstil adalah barang langka dalam catatan arkeologi karena sifatnya yang mudah rusak dan dekomposisi cepat yang mereka alami, membuat pelestarian mereka dalam kondisi khusus, seperti yang ada di gua-gua di Gurun Yudea, sangat berharga.
Pemeriksaan rinci terhadap tekstil ini, meskipun ukurannya kecil, memungkinkan para peneliti untuk melacak asal warna merah kembali ke spesies serangga yang digunakan, sebuah penemuan penting tidak hanya karena usianya tetapi juga karena apa yang diungkapkannya tentang pengetahuan dan teknologi peradaban kuno dalam penanganan dan aplikasi pewarna alami.
Mengingat penggunaan pewarna yang dibuat dari serangga bersisik, seperti Kermes vermilio, adalah proses yang mahal dan memakan waktu, kemungkinan tekstil ini digunakan sebagai simbol status dan kekuasaan dalam masyarakat prasejarah.