Gejala Skizofrenia Katatonik yang Sering Terjadi, Pahami Cara Perawatannya
Katatonik sebenarnya merupakan kumpulan gejala di mana otak tidak mampu mengatur sinyal gerakan otot. Kondisi ini dapat terjadi di banyak kondisi, namun kondisi skizofrenia sering dikaitkan dengan gejala ini. Ini termasuk kondisi yang cukup berbahaya, jika tidak ditangani dengan baik.
Salah satu gangguan mental dengan kategori kronis dan berbahaya adalah skizofrenia. Dalam pengertian medis, skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis di mana penderitanya sering mengalami halusinasi, delusi, serta terdapat perubahan sikap yang ditunjukkan penderita.
Gangguan mental skizofrenia ini memiliki berbagai macam jenis, salah satunya terdapat skizofrenia katatonik. Katatonik sebenarnya merupakan kumpulan gejala di mana otak tidak mampu mengatur sinyal gerakan otot.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Apa itu keterbelakangan mental? Keterbelakangan mental, atau yang lebih dikenal sebagai gangguan perkembangan intelektual, merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
-
Kapan sebagian besar gangguan mental kronis dimulai? Hampir setengah gangguan mental kronis dimulai sebelum usia 14 tahun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Kondisi ini dapat terjadi di banyak kondisi, namun kondisi skizofrenia sering dikaitkan dengan gejala ini. Ini termasuk kondisi yang cukup berbahaya, jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami apa yang dimaksud dengan skizofrenia katatonik, gejala apa saja yang sering terjadi, faktor penyebab, hingga cara perawatan yang perlu dilakukan.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, berikut merdeka.com rangkum skizofrenia katatonik.
Mengenal Skizofrenia Katatonik
Hal yang perlu dipahami pertama adalah apa itu skizofrenia katatonik. Skizofrenia katatonik adalah subtipe gangguan skizofrenia dengan katatonik sebagai gejala utama. Meskipun begitu, skiofrenia katatonik bukan termasuk diagnosis gangguan mental secara khusus.
Para ahli lebih menganggap katatonik sebagai sindrom penting yang dapat terjadi di berbagai kondisi, termasuk pada gangguan skizofrenia. Meskipun terkadang berbahaya, namun gangguan skizofrenia dengan gejala katatonik ini bisa diobati dengan perawatan khusus.
Dalam hal ini, katatonik dipahami sebagai suatu tanda atau gejala, di mana otak tidak mampu mengatur sinyal gerakan otot yang semestinya bisa melakukan fungsi tersebut dengan normal.
Jika dilihat dari bentuknya, katatonik dibagi menjadi tiga macam, yaitu excited/hyperkinetic, ditarik/hipokinetic, dan campuran. Berikut penjelasannya:
- Excited/hyperkinetic: Bentuk ini melibatkan gerakan yang meningkat seperti perilaku gelisah, gerakan yang tidak biasa atau berlebihan, gerakan berulang atau berbicara, atau meniru seseorang yang berbicara atau bergerak di dekatnya.
- Ditarik/hipokinetik: Bentuk katatonia ini seringkali lebih mudah dikenali karena orang dengan kondisi ini memiliki respons yang sangat terbatas, atau tidak ada respons sama sekali, terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka. Mereka mungkin bisu, tidak menunjukkan emosi atau ekspresi wajah, diam sepenuhnya atau menatap atau tetap dalam posisi yang tidak biasa untuk waktu yang lama.
- Campuran: Bentuk ini adalah gabungan antara gejala katatonia hiperkinetik dan hipokinetik.
Penyebab dan Gejala Skizofrenia Katatonik
Penyebab
Para ahli hingga kini belum menemukan penyebab skizofrenia katatonik yang pasti, tetapi mereka menduga ada banyak faktor yang dapat berperan atau berkontribusi. Beberapa faktor pengaruh ini seperti:
- Ketidakseimbangan kimia di otak. Di mana, di dalam otak tidak terdapat keseimbangan bahan kimia yang digunakan untuk tujukan komunikasi dari satu sel ke sel lain.
- Masalah otak bawaan. Ini adalah kondisi ketika masalah perkembangan otak terjadi sejak bayi di dalam rahami atau sebelum lahir.
- Gangguan komunikasi antar area otak. Terdapat jaringan sel otak yang terhubung (neuron) yang berkomunikasi di berbagai area. Jaringan neuron ini menghubungkan berbagai bagian otak sehingga mampu membangun kerja sama. Para peneliti menduga bahwa ketika koneksi ini hilang, skizofrenia bisa menjadi akibatnya.
Gangguan skizofrenia katatonik juga mungkin terjadi karena diwarisi oleh gen salah satu dari kedua orang tua, terkena paparan bahan atau zat kimia tertentu, kondisi stres atau komplikasi yang terjadi saat di rahim ibu, hingga penggunaan narkoba.
Gejala Skizofrenia Katatonik
Lalu gejala apa saja yang sering dialami oleh penderita skizofrenia katatonik. Dalam hal ini, orang dengan kondisi skizofrenia katatonik biasanya mengalami berbagai gejala umum dari skizofrenia, seperti:
- Khayalan
- Halusinasi
- Bicara tidak teratur atau tidak koheren
- Gerakan tidak teratur atau tidak biasa
Selain itu, karena memiliki kecenderungan katatonik sebagai gejala utama, maka seorang yang mengalami skizofrenia katatonik juga mengalami beberapa gejala berikut:
- Agitasi: Bertindak kesal atau mudah tersinggung tanpa alasan yang jelas.
- Echolalia: Gejala menggemakan suara atau kata-kata yang dibuat orang lain.
- Ekopraksia: gejala meniru atau mencerminkan gerakan atau perilaku orang lain.
- Meringis: Ekspresi wajah yang sama, biasanya dengan otot wajah yang kaku atau tegang. Terkadang, bisa berupa senyuman dalam konteks yang tidak pantas.
- Mannerisme: Melakukan gerakan yang biasanya terlihat normal, tetapi melakukannya dengan cara yang tidak biasa dan berlebihan.
- Mutisme: Gejala ini terjadi saat seseorang benar-benar pendiam (ini hanya gejala jika orang tersebut tidak memiliki kondisi lain, seperti afasia).
- Negativisme: Tidak bereaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar mereka atau secara aktif menolak apa yang terjadi di sekitar mereka tanpa alasan rasional.
- Postur: Memegang posisi tertentu, yang seringkali tidak nyaman bagi orang yang tidak mengalami katatonia. Berbeda dengan katalepsi, ini tidak melibatkan penempatan posisi oleh orang lain.
- Stereotypy: Gerakan berulang yang sepertinya tidak memiliki tujuan. Itu bisa termasuk permainan jari dan menepuk / menggosok tubuh seseorang.
- Stupor: adalah saat seseorang terjaga tetapi tidak menanggapi apa yang terjadi di sekitar mereka. Orang dengan katatonia seringkali tidak merespon rangsangan yang menyakitkan seperti dicubit.
- Fleksibilitas lilin: adalah saat seseorang melakukan sedikit, bahkan dorongan atau penolakan terhadap upaya apa pun untuk mengubah posisi mereka. Kemudian otot mereka perlahan-lahan mengendur dan anggota tubuh mereka menekuk seperti lilin yang hangat.
Cara Perawatan Skizofrenia Katatonik
Setelah memahami kondisi umum, faktor penyebab, dan gejalanya, terakhir akan dijelaskan cara perawatan yang tepat untuk seseorang yang mengalami skizofrenia katatonik. Seperti disebutkan sebelumnya, skizofrenia katatonik terkadang berbahaya, namun dapat ditangani dengan pengobatan yang baik.
Meskipun tida dapat disembuhkan, namun pengobatan ini dapat membantu mengelola gejala. Terdapat dua cara utama untuk mengobati skizofrenia katatonik, yaitu sebagai berikut:
- Konsumsi obat. Pengobatan lini pertama, biasanya dokter akan memberikan Benzodiazepin untuk mengobati kecemasan dan kepanikan atau kejang yang parah. Obat ini juga seringkali sangat efektif untuk membalikkan efek katatonia. Selain itu, dokter mungkin juga memberikan Antipsikotik, yang merupakan pengobatan andalan untuk skizofrenia, biasanya dihindari pada orang dengan katatonia akut karena berpotensi memperburuk katatonia.
- Terapi kejang listrik (ECT). Perawatan ini melibatkan pengiriman arus listrik ringan melalui kulit dan tengkorak ke bagian otak. Arus ini menyebabkan kejang singkat dan perubahan aktivitas otak. Meski begitu, perawatan ini aman dan sangat efektif untuk mengobati gejala katatonia. Ini merupakan pengobatan lini kedua yang sering diberikan, kecuali dalam kasus yang sangat parah.