Gereja Ini Menjadi Titik Awal Penyebaran Kristen di Purbalingga, Begini Kisahnya
Saat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.
Saat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.
Gereja Ini Menjadi Titik Awal Penyebaran Kristen di Purbalingga, Begini Kisahnya
Jejak kolonial Belanda hampir merata dapat dijumpai di seluruh Indonesia, tak terkecuali di sebuah kota kecil bernama Purbalingga.
Di pusat Kota Purbalingga, ada sebuah gereja yang sudah berusia 1,5 abad, namanya Gereja Kristen Indonesia (GKI) Purbalingga. Dahulu, gereja itu menjadi tempat penyebaran agama Kristen di kota kecil tersebut.
(Foto: YouTube Jejak Siborik)
-
Apa yang ditawarkan oleh Giri Tirta Kahuripan di Purwakarta? Giri Tirta Kahuripan adalah sebuah resort yang terkenal dengan kolam renang skypool-nya yang menawarkan pemandangan alam Purwakarta dari ketinggian. Resort ini juga menyediakan berbagai wahana permainan seperti water slide, futsal, flying fox, kendaraan ATV, agrowisata manggis, dan sepeda air.
-
Siapa yang menunjuk KGPH Purbaya sebagai Putra Mahkota Keraton Surakarta? Seperti diketahui, KGPH Purbaya merupakan putra mahkota Keraton Surakarta yang dipilih langsung oleh Susuhunan Pakubuwana XIII.
-
Apa yang membuat Gusti Moeng mempertanyakan pengangkatan KGPH Purbaya? Menurutnya seorang istri permaisuri saat dinikahi harus dalam kondisi masih perawan, serta posisi perkawinannya adalah bhayangkari, yaitu dinikahkan di Pendapa Sasana Sewaka, serta yang menikahkan adalah Sinuhun bapaknya.
-
Apa yang dilakukan Andika Perkasa di GBK? Andika Perkasa dan teman-temannya tampak sangat semangat dan mereka melakukan pemanasan untuk meregangkan otot sebelum berolahraga.
-
Apa yang Prabowo minta kepada pendukungnya saat berpidato di GBK? Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta pendukungnya tidak memaksakan diri melihat ia berpidato dibawah terik matahari Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
-
Di mana letak makam Kiai Ageung di Purwakarta? Mengutip disipusda.purwakartakab.go.id, makam ulama tersebut berada persis di sebuah pulau kecil Situ Wanayasa yang diberi nama Penclut Pasir Mantri.
Gereja itu pertama kali didirikan oleh seorang penginjil Belanda bernama A. Vermeer. Banyak warga sekitar yang dibaptis di gereja tersebut.
Melalui video yang diunggah pada Sabtu (1/5), kanal YouTube Jejak Siborik berkesempatan mengunjungi gereja tersebut. Di sana Jejak Siborik bertemu dengan Pendeta Karsten Andya Putri Kasih.
“Baru Januari kemarin saya ditasbihkan di sini,” kata Pendeta Andya.
Pendeta Andya mengatakan, pada 5 Mei 2024 kemarin, gereja itu sudah berusia 81 tahun. Namun sesungguhnya, aktivitas penyebaran Kristen di sana sudah berlangsung sekitar 162 tahun lamanya.
Kisah ini berawal dari seorang pedagang hasil bumi asal Tionghoa bernama Koh Tek San. Pada suatu hari, dia bertemu seorang penginjil bernama Gan Kwee.
Di dalam perjalanannya, Gan Kwee semakin dekat dengan Koh Tek San. Karena kedekatan inilah Koh Tek San semakin ingin mengenal lebih dalam ajaran Kristen.
“Sekilas, pertumbuhan gereja ini berawal dari satu orang yang punya kegelisahan, kemudian dia mengajak teman-teman di sekitarnya untuk bisa bersekutu bersama. Hingga terkumpul 11 orang yang dilayani Pendeta Vermeer dan hingga sekarang tumbuhlah GKI Purbalingga,”
kata Pendeta Andya, mengutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.
- Kisah Pilu ABG di Palembang Diperkosa Ayah Sejak SD hingga Remaja, Terbongkar Usai Korban Rekam Aksi Bejatnya
- Bikin Merinding, Usai Salat Ipda Purnomo Ajak Ngaji Ratusan Pasien ODGJ
- Sekjen Gerindra: Pertemuan Prabowo-Megawati Insyaallah Sebelum Pelantikan
- Sekjen Gerindra: Prabowo Sudah Menangkap Sinyal PKS akan Merapat
Pendeta Andya mengatakan, saat ini GKI Purbalingga melayani 560 orang. Dalam setahun, ada 10-15 orang yang dibaptis di sana.
Tepat di belakang gereja, terdapat sebuah sekolah tua yang telah berdiri tahun 1926. Dulu sekolah itu bernama Holland-Chinese Zending School.
Sekolah itu dulunya diperuntukkan bagi warga Tionghoa.
Pada saat pendudukan Jepang, tepatnya tahun 1943, sekolah itu sempat ditutup. Saat Jepang meninggalkan Indonesia sekolah itu menjadi markas Badan Keamanan Rakyat. Pada saat itu komandan Purbalingga dipimpin oleh Brotosiswoyo.
Setelah masa Agresi Militer selesai, sekolah itu mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Sekolah Rakyat, SD Kristen, dan sekarang menjadi Sekolah Bina Harapan Purbalingga.
Yang paling menarik dari sekolah ini adalah bangku siswa yang digunakan masih menggunakan bangku lama.