Jadi Tokoh Berpengaruh Sumpah Pemuda, Ini 4 Fakta WR Supratman yang Jarang Diketahui
WR Supratman selama ini dikenal sebagai pencipta lagu “Indonesia Raya”. Tapi tak banyak orang tahu tentang sosoknya sebagai seorang wartawan yang malang melintang berkarier di berbagai media. Selain itu, dia juga aktif bermusik dan sempat mendirikan grup band jazz bernama black and white
Wage Rudolf (WR) Supratman selama ini dikenal sebagai pencipta lagu “Indonesia Raya”. Lagu itu pertama kali ia bawakan tepat pada 28 Oktober 1928 di acara Kongres Pemuda Kedua di Jakarta, yang kemudian diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Pada saat itu, ia membawakan sekaligus memperkenalkan lagu Indonesia Raya pada seluruh anggota kongres dengan alunan biola. Lagu itu kemudian populer di kalangan para pemuda saat itu dan kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Tapi tak banyak orang tahu tentang sepak terjang WR Supratman. Ia sebenarnya merupakan seorang wartawan yang malang melintang berkarier di berbagai media seperti surat kabar Kaoem Moeda, Kaoem Kita, dan Sin Po.
Namun di sela-sela kesibukannya ia aktif bermusik terutama setelah dihadiahi sebuah biola oleh kakak iparnya W.M. Van Eldick pada ulang tahunnya yang ke-17. Karier musik inilah yang mendorongnya untuk menciptakan sebuah lagu kebangsaan.
Berikut ini adalah 4 Fakta tentang WR Supratman yang jarang diketahui.
Masa Muda WR Supratman
photobucket.com
Dikutip dari Merdeka.com, WR Supratman dilahirkan pada 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo. Ia tidak tinggal di kota kelahirannya karena sejak tiga bulan setelah lahir, orang tuanya membawanya ke Jatinegara.
Pada ulang tahunnya yang ke-17, ia dihadiahi sebuah biola oleh kakak iparnya Van Eldick. Bersama dia pulalah WR Supratman sempat mendirikan sebuah grup band jazz bernama Black and White.
Selain itu, WR Supratman juga berprofesi sebagai wartawan. Karena profesi inilah ia rajin menghadiri rapat-rapat pemuda dan partai politik sehingga banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan.
Menciptakan Lagu Indonesia Raya
©2012 Merdeka.com
WR Supratman tumbuh dewasa sebagai seorang pribadi yang sangat mencintai Indonesia sehingga ia ingin menyumbangkan sesuatu untuk bangsanya. Tetapi ia tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya karena ia hanyalah seorang wartawan dan pemain musik.
Tetapi pada suatu hari WR Supratman tanpa sengaja membaca sebuah artikel dari majalah Timboel yang berjudul “Manakah Komponis Indonesia yang Bisa Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia yang Dapat Membangkitkan Semangat Rakyat?”
Artikel tersebutlah yang membuat WR Supratman tertantang dan tergerak hatinya untuk menciptakan sebuah lagu kebangsaan. Dengan gesekan biolanya, lagu Indonesia Raya kemudian ia perkenalkan pertama kali pada Kongres Pemuda II yang digelar 28 Oktober 1928.
Jadi Incaran Belanda
4.bp.blogspot.com
Sejak Kongres Pemuda II itu, hidup WR Supratman berubah. Hal ini karena pergerakannya selalu diawasi polisi Belanda, terutama karena kata “Merdeka, Merdeka” pada lirik lagu ciptaannya yang sebenarnya tabu untuk diucapkan saat itu.
Bahkan lagunya menjadi populer dan banyak dinyanyikan pada acara-acara penting. Bahkan pada tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda melarang rakyat Indonesia menyanyikan lagu itu di depan umum.
Puncaknya, pada 7 Agustus 1938, ia ditangkap dengan tuduhan bersimpati kepada Kekaisaran Jepang karena menciptakan lagu berjudul “Matahari Terbit”. Namun WR Supratman dilepas karena Belanda tak menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.
Akhir Hayat WR Supratman
©2018 Merdeka.com/Witanto
Semasa hidup, terutama dalam periode tahun 1933-1937, WR Supratman hidup berpindah-pindah tempat mulai dari Jakarta, Cimahi, dan Pemalang. Pada tahun 1937, ia dibawa oleh kakaknya, Ny. Rukiyem dalam keadaan sakit. Keberadaannya diketahui oleh teman-teman seperjuangannya yang kemudian rutin menjenguknya.
Namun kondisi kesehatannya makin menurun, apalagi ia sempat ditangkap Belanda pada tahun 1938. Pada akhirnya WR Supratman meninggal dunia pada 17 Agustus 1938 di Jalan Mangga No.21 Tambak Sari, Surabaya.
WR Supratman meninggal karena gangguan jantung yang dideritanya. Jasadnya dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan, Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.