Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Dimana keluarga tersebut tinggal? Para korban tinggal di rumah kontrak karya di Dusun Boro Bugis RT 03, RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
-
Kenapa hutan awan begitu penting? Dari perspektif keanekaragaman hayati, hutan air memiliki peran penting karena menjadi habitat bagi berbagai tumbuhan dan hewan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia, fenomena yang dikenal sebagai endemisme.
-
Kenapa kambing gunung hidup di ketinggian? Tujuannya agar terhindar dari pemangsa.
-
Siapa yang tinggal bersama-sama dengan keluarga Kiky Saputri di kampung halaman? Di Garut, keluarga Kiky Saputri memiliki beberapa rumah dan tinggal bersama-sama dengan keluarga lainnya.
Jalan cor kecil yang hanya bisa dilintasi satu motor itu melintas di tengah lebatnya hutan jati.
Di tengah jalan, terdapat sebuah jembatan kecil yang membentang di atas aliran sungai yang tampak mengering karena musim kemarau panjang.
“Menurut warga, di jembatan ini auranya agak mistis,” kata pemilik kanal YouTube Tedhong Telu, dalam perjalanan menuju rumah Kasimin.
Dari pemukiman terdekat di Desa Wonodadi, Kecamatan Buayan, Kebumen, rumah Pak Kasimin jaraknya sekitar dua kilometer. Selain rumah Pak Kasimin, di sana ada dua rumah lagi yang merupakan rumah milik anaknya.
Pak Kasimin mengungkapkan jika ia tinggal di sana sejak tahun 1991. Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua. Walaupun tinggal menyendiri, namun Pak Kasimin mengaku nyaman tinggal di sana.
“Di tengah hutan kan nyaman. Pedagang lewat nggak ada. Tapi kalau malam ya agak takut di tengah hutan.”
kata Pak Kasimin dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Pak Kasimin punya tiga orang anak. Satu anak tinggal dengannya dan dua anaknya tinggal di daerah Watukelir.
Sehari-hari ia beraktivitas sebagai pedagang sayuran.
Hasil bumi ia cari di hutan dan hasilnya ia jual ke pengepul. Kalau belanja kebutuhan sehari-hari pun ia harus pergi ke perkampungan terdekat.
- ABG Hilang Selama Sepekan di Hutan Lubuklinggau, Belasan Dukun Dikerahkan Bantu Menerawang
- Pernikahan Unik, Orang Jawa Mendapatkan Istri Orang Sunda Seserahan Bawa Beras Tiga Karung
- Rumah Tua Peninggalan Belanda Ini Kini Terbengkalai, Ternyata Makam Keluarga Pemiliknya Ada di Halaman Belakang
- Takut Ketahuan Keguguran, Wanita di Depok Pinjam Bayi Teman Lalu Buat Laporan Penculikan
Kondisi rumah Pak Kasimin pun cukup sederhana. Dindingnya terbuat dari bambu. Untuk peralatan memasak masih menggunakan tungku. Terlihat di dapur, istri Pak Kasimin sedang memasak menggunakan wajan yang cukup besar.
Untuk kebutuhan air, ada selang yang menghubungkan rumahnya dengan sumber mata air di atas bukit. Jarak antara rumahnya dengan sumber air tersebut mencapai 500 meter.
Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada keinginan Pak Kasimin untuk pindah dari tempat itu. Tapi ia tak punya pilihan lain. Baginya, rumah di tengah hutan itu adalah tempat tinggal satu-satunya.