Kenalkan Saldo Infak Nol Rupiah, Ini 4 Fakta Unik Masjid Jogokariyan Jogja
Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang cukup ikonik di Kota Yogyakarta. Dulunya, masjid ini dibangun untuk menangkal komunisme yang berkembang di Kampung Jogokariyan. Kini, masjid ini berkembang hingga namanya terkenal di sampai ke penjuru negeri.
Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang cukup ikonik di Kota Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, masjid ini berada di Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta.
Dilansir dari Liputan.com, pembangunan Masjid Jogokariyan dilakukan tak lama setelah penumpasan G30 S/PKI. Setelah berdiri, masjid itupun menjadi tempat kegiatan organisasi pemuda Islam seperti KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan juga HMI (Himpunan Masyarakat Indonesia). Pada waktu itu, mereka mengadakan berbagai kegiatan di Masjid Jogokariyan untuk mencegah paham komunisme tumbuh lagi di kawasan Kampung Jogokariyan.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Seiring waktu, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Tak hanya menyelenggarakan salat berjemaah atau ibadah keagamaan lainnya, masjid itu juga rutin mengadakan kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, buka puasa bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Berikut selengkapnya:
Sejarah Berdirinya Masjid Jogokariyan
©2021 Liputan6.com
Dilansir dari Wikipedia.org, Masjid Jogokariyan awalnya didirikan pada tahun 1966 oleh Pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman pada para penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Waktu itu, hampir semua warga Jogokariyan berasal dari “kaum abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang dengan kultur keislaman.
Sebelum berdirinya masjid itu, segala aktivitas keagamaan dilakukan di sebuah langgar kecil berukuran 3x4 meter persegi yang berada di pojok kampung. Selain untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman, pendirian masjid itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan cap Kampung Jogokariyan yang pada tahun 1965 dikenal sebagai sarang Komunisme.
Gerakan Saldo Infak Nol Rupiah
©2021 Liputan6.com
Selain itu, salah satu keunikan Masjid Jogokariyan terletak pada gerakan saldo infak nol rupiah. Berbeda dengan masjid-masjid yang lain, masjid itu selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo infaknya harus nol rupiah. Hal ini dilakukan karena pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan saat tetangga masjid ada yang tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya.
Demi menjaga saldo tetap nol rupiah, hasil infak harus benar-benar digunakan, bukan ditimbun sampai jumlahnya sangat banyak. Dengan pengumuman saldo infak sampai nol rupiah, diharapkan para jamaah semakin bersemangat dalam mengamanahkan hartanya.
Punya Hotel Sendiri
©2021 Liputan6.com
Untuk semakin berperan dalam menggerakkan perekonomian, Masjid Jogokariyan menyediakan kamar bagi para musafir yang konsepnya dibuat seperti hotel. Para musafir yang ingin menginap di hotel itu dikenakan tarif Rp150 ribu hingga 250 ribu. Di masjid itu, terdapat 10 kamar reguler dan satu kamar VIP.
“Awalnya kami hanya memberi fasilitas buat musafir, namun seiring waktu ada suami istri yang bawa anak yang menginap sehingga perlu privasi dan disediakan kamar,” kata Syubbani Rizal Noor, Ketua Takmir III Masjid Jogokariyan dikutip dari Liputan6.com.
Punya Menu Buka Puasa yang Khas
©2021 Liputan6.com
Saat Bulan Suci Ramadan tiba, Masjid Jogokariyan menyediakan hingga 2.500 makanan dan minuman buka puasa. Salah satu kuliner khas buka puasa ala Masjid Jogokariyan adalah es setup nanas.
Berbagai menu itu disediakan secara gratis bagi setiap pengunjung yang ingin berbuka di Masjid Jogokariyan. Para warga Kampung Jogokariyan bergotong royong dalam menyiapkan menu buka puasa itu.
“Masyarakat di sini gotong royong menyiapkan menu buka puasa, dibantu relawan juga. Semua yang hadir boleh menikmatinya gratis. Saya senang lihat orang buka puasa di sini,” kata Bu Sugiharto, salah satu warga kampung Jogokariyan dikutip dari Brilio.net.