Kisah Cipto Mangunkusumo Basmi Wabah Pes di Jawa, Turun Tangan Tanpa Masker
Dr. Tjipto Mangunkusumo adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Pada tahun 1910, dia berjasa saat membasmi wabah Pes yang menyerang pulau Jawa. Berikut kisahnya.
Dr. Tjipto Mangunkusumo (Cipto Mangunkusumo) adalah salah satu pahlawan nasional Republik Indonesia. Lahir di Jawa Tengah pada 4 Maret 1886, dia adalah anak sulung dari Mangunkusumo, seorang priyayi golongan rendah dalam struktur masyarakat Jawa.
Berkat didikan orang tuanya, Cipto Mangunkusumo tumbuh menjadi pemuda yang berani, penuh talenta, dan berani mengambil resiko dalam melawan penjajah. Saat diberi kesempatan untuk menjadi pegawai pemerintah pribumi yang membantu tugas-tugas pemerintahan kolonial, ia justru menolak. Padahal waktu itu jabatan itu menjadi kebanggaan setiap keluarga di Jawa.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Justru ia meminta restu dari ayahnya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah dokter STOVIA dengan harapan bisa lebih dekat untuk membantu masyarakat lemah yang tertindas karena pemerintah kolonial.
Dari pendidikan inilah ia kemudian mempunyai bekal sebagai seorang dokter, yang kemudian ia kerahkan untuk membasmi wabah Pes di Jawa waktu itu. Berikut adalah kisah Cipto Mangunkusumo dalam melawan wabah Pes yang menyerang Pulau Jawa pada 1910.
Dibenci Belanda
Cipto Mangunkusumo merupakan siswa yang aktif semasa menjalani studi di STOVIA. Walaupun berada di sekolah yang memiliki peraturan yang diskriminatif terhadap pribumi, di sekolah itu justru ia menemukan kebebasan untuk berpikir dan mengemukakan semua pemikirannya itu.
Setelah lulus dari STOVIA di tahun 1905, Cipto menjalani masa dinas pemerintah. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, saat itu dia dibenci Belanda karena sering menyindir pemerintah Belanda baik dalam sikap maupun tulisan-tulisannnya untuk koran de Locomotief yang terbit di Semarang.
Membuka Praktik Dokter
2020 liputan6.com
Lepas dari ikatan dinas, Cipto Mangunkusumo kemudian membuka praktik dokter di Solo. Praktik itu bernama "Dokter Rakyat". Kemendibud dalam laman resminya menyebut, selama berprofesi sebagai dokter, Cipto Mangunkusumo masuk ke kampung-kampung naik sepeda untuk mengobati rakyat kecil dan tidak meminta bayaran.
Membasmi Wabah Pes Di Malang
Pada tahun 1910, wabah Pes merebak di Malang. Penyakit yang disebabkan karena kutu tikus itu sangat mudah menyebar dan sulit ditangani karena sarana kesehatan dan alat-alat dokter yang tidak memadai. Ditambah itu banyak dokter Belanda yang tidak mau pergi ke Malang untuk menyembuhkan para penderita Pes.
2020 liputan6.com
Mengetahui ini, Cipto yang geram kemudian memberanikan diri menjadi dokter dinas pemerintah agar bisa ditempatkan di Malang. Sesampainya di Malang, ia kemudian membantu menyembuhkan para penderita Pes.
Tanpa memakai masker ataupun penutup hidung dan mulut, Cipto dengan berani masuk ke pelosok Malang untuk memulihkan kondisi para penderita Pes di sana.
Mengangkat Anak yang Disembuhkan dari Pes
Saat mengobati wabah Pes di Malang, Cipto berhasil menyelamatkan seorang anak perempuan yang hampir terbunuh. Saat itu Cipto mendengar tangisan anak dari sebuah rumah seorang penderita Pes. Rumah itu sudah setengah terbakar.
Dengan sigap dia menggendong anak perempuan yang menderita Pes itu. Ia pun kemudian mengobati anak itu sampai sembuh. Anak perempuan yang diselamatkannya itu sudah yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal akibat Pes.
Cipto kemudian mengangkatnya sebagai anak dan diberi nama Pestiati. Pestiati-lah yang setia merawat Cipto hingga akhir hayatnya.
Dapat Penghargaan Dari Ratu Wilhelmina
Atas jasanya dalam membasmi wabah Pes, pada tahun 1912, dr. Cipto Mangunkusumo mendapat penghargaan dari Ratu Wilhelmina. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, penghargaan itu berupa suatu bintang jasa Ridder In De Orde Van Oranje Nassau. Namun tidak sampai satu tahun Cipto mengembalikan bintang jasa itu. Alasannya dia tidak diizinkan untuk menangani wabah Pes di Solo.
Soal bintang jasa itu, Cipto punya kisah unik dalam mengekspresikan kekesalannya pada pemerintah kolonial. Dia menempelkan bintang jasa itu di kantung belakang celananya, sehingga, bila ada serdadu yang harus hormat pada penghargaan itu, dia harus hormat pada pantat Cipto Mangunkusumo.