Kisah Mbah Mangli, Ceramahnya Bisa Terdengar Ribuan Jemaah Tanpa Pengeras Suara
Mbah Mangli merupakan ulama legendaris yang dikenal memiliki banyak karomah. Salah satunya adalah mengisi pengajian tanpa pengeras suara walau yang menghadiri pengajiannya sampai ribuan orang.
17 Agustus 1945 tak hanya menjadi tanggal bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Namun tanggal itu juga menjadi hari bersejarah bagi dunia dakwah tanah air. Pada hari itu, lahirlah seorang ulama yang kelak memiliki banyak karomah. Dia bernama KH Hasan Asy’ari atau lebih dikenal dengan nama Mbah Mangli.
Memiliki nama kecil Muhammad Bahri, Mbah Mangli merupakan kiai yang bersahaja dan kaya raya. Namun dia lebih memilih hidup sederhana dan senantiasa menggunakan hari-harinya untuk kepentingan agama.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Ulama legendaris ini juga dikenal memiliki banyak karomah, salah satunya adalah mengisi pengajian tanpa pengeras suara walau yang menghadiri pengajiannya sampai ribuan orang.
Lalu seperti apa sosok Mbah Mangli? Berikut selengkapnya:
Perjalanan Dakwah Mbah Mangli
©YouTube/Penerus Para Nabi
Dilansir dari Laduni.id, Mbah Mangli kecil dididik keras oleh ayahnya dalam belajar agama Islam. Pada tahun 1959, ia mendirikan pesantren salafiyah namun tidak diberi nama resmi. Lambat laun pondok pesantren itu diberi nama Pondok Pesantren Mangli dan sosok Hasan Asy’ari dikenal masyarakat dengan nama Mbah Mangli.
Selain mendidik umat lewat pesantren, Mbah Mangli juga aktif melakukan dakwah dan syiar Islam ke berbagai wilayah. Di Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Magelang, Mbah Mangli secara khusus menggelar pengajian rutin yang bertempat tinggal di sebuah langgar atau surau yang dikenal dengan nama Langgar Linggan.
Ceramah Tanpa Pengeras Suara
©YouTube/Penerus Para Nabi
Dilansir dari kanal YouTube Penerus Para Nabi, jemaah pengajian Mbah Mangli datang dari berbagai daerah di Jateng, DIY, bahkan ada yang dari Jatim dan Jabar. Sehingga sering kali jemaah pengajiannya mencapai ribuan orang.
Walau begitu, Mbah Mangli mampu berbicara tanpa pengeras suara di depan ribuan jemaahnya. Mereka rela berdesak-desakan demi mendengarkan ceramah sang kiai.
Walaupun para jemaah mendengar ceramah Mbah Mangli dari tempat yang paling jauh, mereka mengaku tetap mendengar suara kiai itu dengan jelas. Mereka rela mendengarkan ceramah itu hingga pengajian selesai.
Berani Bicara Soal Politik
©YouTube/Penerus Para Nabi
Mbah Mangli merupakan sosok kiai yang kritis dan berani menyerukan perlawanan terhadap apa yang tak sesuai bagi dirinya. Selain bicara soal agama, dalam pengajiannya Mbah Mangli tak segan bicara soal politik. Padahal waktu itu masalah politik tabu dibicarakan.
Pada zaman itu, Mbah Mangli dengan lantang menyerukan ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat. Dia bicara dengan lantang dan jelas, seakan tidak peduli dengan intelijen penguasa.
Wafatnya Mbah Mangli
©YouTube/Penerus Para Nabi
Mbah Mangli wafat pada akhir tahun 2007. Saat sang kiai wafat, ribuan orang pelayat datang dari penjuru kota hanya untuk memberikan penghormatan terakhir. Mbah Mangli dimakamkan di Dusun Mangli, Ngablak, Kabupaten Magelang.
Dilansir dari kanal YouTube Penerus Para Nabi, kemampuan melihat sesuatu yang belum terjadi seakan menjadi karomah yang membuat Mbah Mangli terkenal. Faktor-faktor supranatural yang dimiliki sang kiai membuat para pengikutnya mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Mbah Mangli dengan penuh keikhlasan dan kekaguman.