Korban Terseret Sejauh 100 Meter, Ini 3 Fakta Longsor yang Terjadi di Kebumen
Selama musim hujan ini, berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor terus terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Pada Selasa (9/2) pukul 18.30 WIB, terjadi longsor di Desa Kalijering, Kebumen dan menyebabkan tiga orang dan empat rumah tertimbun.
Selama musim hujan ini, berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor terus terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Akhir-akhir ini, kota-kota di pesisir pantura seperti Pekalongan, Semarang, Kudus, dan Pati dilanda banjir. Kini, giliran Jawa Tengah bagian selatan yang dilanda bencana.
Pada Selasa (9/2) pukul 18.30 WIB, terjadi longsor di Desa Kalijering, Padusero, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tercatat empat rumah warga tertimpa longsor dan tiga orang hilang diduga tertimbun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen Teguh Kristianto mengatakan, hingga Rabu (10/2) pagi, tim SAR gabungan bersama masyarakat masih melakukan pencarian terhadap korban.
Lalu bagaimana peristiwa longsor itu terjadi? Berikut selengkapnya:
Longsor Besar
©2016 merdeka.com/chandra iswinarno
Dilansir dari Liputan6.com pada Rabu (10/2), longsor yang terjadi di Desa Kalijering cukup besar dengan panjang mencapai 300 meter dan lebar 100 meter. Jarak longsoran mahkota ke titik akhir luncuran material mencapai 500 meter.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistika, Eko Ferdianto mengatakan bahwa pada Oktober 2020, pernah terjadi longsoran di tempat yang sama. Oleh karena itu dia merekomendasikan penguatan turap, perbaikan vegetasi, dan relokasi rumah warga.
“Mitigasinya ya sebenarnya sudah diumumkan kepada masyarakat. Sekaligus untuk imbauan agar berhati-hati,” kata Eko.
Korban Terseret Hingga 100 Meter
©2016 merdeka.com/chandra iswinarno
Salah satu dari tiga korban yang dilaporkan hilang, Tarsinah (60 tahun), terseret material longsor dan ditemukan 100 meter dari titik rumah. Namun dua korban lainnya, Jemarun (48) dan Doniatun (46) belum ditemukan.
“Tadi pagi (10/2) pukul 06.37 WIB, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan untuk mencari keberadaan orang hilang itu,” ungkap Eko.
Waspada Longsor Susulan
©2016 merdeka.com/chandra iswinarno
Sementara itu, Teguh Kristianto menyampaikan, selain tiga orang yang tertimbun longsor, ada 95 warga yang mengungsi akibat longsor tersebut. Mereka mengungsi di tiga rumah dan sebuah masjid.
Teguh mengatakan, hujan yang terus menerus mengguyur tempat itu, dikhawatirkan bisa menimbulkan longsor susulan.