Manfaat Screen Time untuk Anak dan Dampaknya, Orang Tua Wajib Tahu
Screen time memiliki manfaat sekaligus dampak buruk bagi anak.
Screen time memiliki manfaat sekaligus dampak buruk bagi anak.
Manfaat Screen Time untuk Anak dan Dampaknya, Orang Tua Wajib Tahu
Kehidupan anak masa kini tidak jauh dari interaksi dengan layar elektronik. Mulai dari layar ponsel pintar, komputer atau laptop, hingga televisi. Ini merupakan kondisi yang tidak dapat terhindarkan, karena anak-anak kini lahir di era digital.
Tak heran, jika anak zaman sekarang lebih mudah mengoperasikan berbagai perangkat elektronik, termasuk smartphone. Penggunaan smartphone pada anak pun tidak salah, namun perlu diberikan aturan waktu khusus. Aturan waktu ini biasanya disebut dengan screen time.
Berikut, kami merangkum manfaat screen time untuk anak dan dampaknya, bisa disimak.
Pengertian Screen Time
Sebelum dijelaskan manfaat screen time, perlu dipahami pengertiannya.
Screen time anak merujuk pada waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar elektronik, seperti ponsel, tablet, dan televisi. Di mana di era digital saat ini, anak-anak semakin sering terpapar dengan teknologi dan menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar.
Screen time anak bisa mencakup berbagai kegiatan, seperti menonton televisi, memainkan game di ponsel atau tablet, menggunakan media sosial, menonton video di internet, atau menggunakan aplikasi lainnya.
Manfaat Screen Time
Berikutnya, akan dijelaskan manfaat screen time untuk anak, yaitu sebagai berikut:
4. Pengembangan Keterampilan Teknologi: Di era digital, keterampilan teknologi sangatlah penting. Menggunakan layar dapat membantu anak-anak menjadi lebih terampil dalam menggunakan perangkat dan memahami berbagai jenis teknologi.
5. Sumber Informasi: Dengan akses ke internet, anak-anak dapat menggunakan layar untuk menemukan informasi tentang topik yang menarik minat mereka. Ini dapat merangsang minat dalam pembelajaran mandiri dan memperluas pengetahuan mereka di berbagai bidang.
Aturan Screen Time
Setelah mengetahui manfaat screen time untuk anak, selanjutnya akan dijelaskan aturan screen time berdasarkan rentang usi anak:
- Ini Bahaya Screen Time Bagi Anak di Bawah Usia Satu Tahun, Para Orangtua Harus Waspada!
- Bisa Berdampak pada Perkembangan, Ketahui Bahaya Paparan Screentime pada Anak di Bawah Usia 2 Tahun
- Tak Hanya Berdampak pada Anak, Ketahui Batasan Screentime yang Aman dan Sehat bagi Orang Dewasa
- Bagaimana Cara Mengurangi Screen Time pada Anak, Atasi Kecanduan Menatap Layar
1. Anak berusia 1 – 2 tahun
Anak usia 1-2 tahun sebaiknya diberikan batasan waktu penggunaan layar. Dalam rentang usia ini, sangat penting untuk menghindari screen time yang berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada usia ini membutuhkan interaksi langsung dengan dunia nyata untuk mengembangkan kemampuan motorik, sosial, dan kognitif mereka.
Anak-anak usia 3-6 tahun adalah fase perkembangan yang penting dalam kehidupan mereka. Selama periode ini, interaksi langsung dengan dunia sekitar dan bermain adalah hal yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Oleh karena itu, disarankan penerapan screen time pada anak usia ini, yaitu melebihi 1 jam setiap harinya. Ini termasuk waktu di depan televisi, permainan video, atau perangkat elektronik lainnya. Menghabiskan waktu yang terlalu banyak di depan layar dapat mengganggu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak-anak tersebut.
3. Anak berusia 7 – 12 tahun
Pada usia 7-12 tahun, penggunaan waktu layar yang ideal bagi anak hanya sekitar 1-1 ½ jam per hari. Namun, dalam memberikan batasan ini, penting bagi orang tua untuk memberi kesempatan kepada anak untuk mengatur penggunaan waktu layar mereka sendiri. Selain itu, Anda bisa menyarankan aktivitas lain untuk anak seperti bermain di luar rumah, olahraga, bersepeda, atau bermain dengan teman-teman, agar screen time anak dapat terkendali dengan baik.
4. Remaja berusia 13 – 18 tahun
Bagi remaja berusia 13 hingga 18 tahun, dapat diterapkan screen time maksimal 2 jam per hari. Hal ini dapat membantu mengontrol kecanduan dan mengurangi risiko kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan yang terkait dengan penggunaan internet yang berlebihan.
Dampak Screen Time
Setelah mengetahui manfaat screen time dan aturannya, terakhir akan dijelaskan dampak buruknya.
Terlalu banyak waktu di depan layar, terutama jika tidak diatur dengan baik atau jika kontennya tidak sesuai dengan usia dan perkembangan anak-anak, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Berikut dampak yang perlu diperhatikan:
1. Gangguan tidur: Paparan cahaya biru dari layar elektronik dapat mengganggu ritme alami tubuh dan mengganggu tidur anak-anak. Terutama jika layar digunakan sebelum tidur, ini dapat mengganggu proses tidur dan kualitas tidur anak-anak.
2. Masalah kesehatan fisik: Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan anak-anak menjadi kurang aktif secara fisik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya seperti masalah postur tubuh.
3. Masalah kesehatan mental: Penggunaan layar yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada anak-anak. Terlalu banyak waktu di media sosial juga dapat memperburuk masalah kesehatan mental dengan meningkatkan perasaan tidak berdaya atau rasa tidak berharga.
4. Penurunan kualitas interaksi sosial: Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan keluarga. Ini dapat menyebabkan kurangnya keterampilan sosial dan masalah dalam membangun dan memelihara hubungan interpersonal.
5. Penurunan kinerja akademik: Penggunaan layar yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi dan fokus anak-anak, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja akademik mereka di sekolah.
6. Ketergantungan: Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menciptakan ketergantungan pada teknologi, di mana anak-anak sulit untuk menjauh dari perangkat mereka dan melakukan aktivitas lain yang lebih sehat dan produktif.
7. Potensi risiko keamanan: Penggunaan layar yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko anak-anak terpapar konten yang tidak sesuai atau berbahaya, seperti konten kekerasan, pornografi, atau perilaku berisiko.