Masih Jarang Diketahui, Ini Keunikan Batik Patron Khas Ambarawa
Siswa SMP Negeri 4 Ambarawa tampak sibuk membuat batik. Namun batik yang mereka buat bukan sembarang batik. Batik itu merupakan Batik Patron. Banyak orang belum mengenal batik jenis ini.
Siswa SMP Negeri 4 Ambarawa tampak sibuk membuat batik. Namun batik yang mereka buat bukan sembarang batik.
Mereka membuat batik khas Ambarawa bernama Batik Patron. Pelatihan membatik itu diberikan agar mereka mengenal batik khas tempat asal mereka. Apalagi belum banyak orang mengenal batik jenis ini di tengah nama besar batik asal Pekalongan, Surakarta, maupun Yogyakarta.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu seperti apa keunikan batik khas Ambarawa itu? Berikut selengkapnya:
Batik Khas Ambarawa
©YouTube/Liputan6
Batik Patron Ambarawa memiliki motif khas yang hanya ada di Ambarawa. Motif-motifnya antara lain seperti pola buah anggur, ceplok, tambal, dan naga baru kelinting yang merupakan tokoh legenda Rawa Pening.
“Jadi motif batiknya merupakan kombinasi antara batik keraton Jogja dan Solo dengan batik pesisiran seperti batik Lasem, Semarang, dan Pekalongan. Secara motif lebih banyak ke pedalaman, tapi dari sisi pewarnaan ada persinggungan keduanya,” kata Mahfuz Fauzi, pegiat Batik Patron Ambarawa, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Jumat (2/6).
Apresiasi Bupati Semarang
©YouTube/Liputan6
Sementara itu, Bupati Semarang mengapresiasi inisiatif komunitas batik Ambarawa untuk melestarikan seni batik di lingkungan sekolah. Apalagi di Kabupaten Semarang masih jarang anak muda yang mau belajar tentang tradisi batik. Ia mengatakan, ke depannya, produksi Batik Patron akan dijadikan industri yang akan meningkatkan perekonomian warga.
“Ini setelah sekolah, mereka sudah punya keahlian bisa membuat batik sendiri, bisa memasarkannya sendiri, dan menjadi kebanggaan. Itu tidak ada nilainya, tidak bisa diukur dengan uang. Ke depan, kita tampilkan yang bagus-bagus terus kita promosikan,” ujar Bupati Semarang Ngesti Nugraha, dikutip dari kanal YouTube Liputan6.