Mengenal Gending Ketawang Puspawarna, Musik Jawa yang Dikirim hingga ke Luar Angkasa
Pada Bulan Agustus 1977, Badan Ruang Angkasa Amerika, NASA, meluncurkan dua buah wahana antariksa bernama Voyager I dan II. Dalam wahana itu, ada sebuah piringan tembaga yang berisi rekaman komposisi musik dari berbagai negara. Salah satu komposisi musik itu ada sebuah musik Jawa bernama Gending Ketawang Puspawarna.
Pada Agustus 1977, Badan Ruang Angkasa Amerika, NASA, meluncurkan dua buah wahana antariksa bernama Voyager I dan II. Wahana itu bertugas untuk melakukan pengamatan pada planet-planet luar seperti Jupiter, Saturnus, dan Uranus. Wahana itu kemudian bergerak meninggalkan Bumi dengan kecepatan 17 kilometer per detik.
Dua wahana itu masing-masing dilengkapi oleh piringan tembaga berlapis emas dengan diameter 12 inchi. Piringan ini berisi rekaman pesan-pesan dari Bumi sebagai ucapan salam kepada makhluk luar angkasa manapun yang mampu menemukannya. Dipercaya, piringan ini mampu bertahan hingga 500 juta tahun dan diyakini sebagai produk terawet yang pernah diciptakan umat manusia.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Selain rekaman suara, di dalam piringan itu juga terdapat 26 komposisi musik dari berbagai kebudayaan yang berbeda. Salah satu komposisi musik itu di antaranya adalah sebuah musik dari Jawa bernama Gending Ketawang Puspawarna.
Gending itu menjadi satu-satunya komposisi musik khas Indonesia yang turut diterbangkan ke luar angkasa bersama wahana itu. Lalu sebenarnya seperti apa musik tersebut dan mengapa dipilih untuk mewakili musik Indonesia dalam menjelajahi luar angkasa? Berikut selengkapnya:
Musik Pengiring Tarian
©Ullensentalu.com
Dilansir dari Ullensentalu.com, Gending Ketawang Puspawarna pertama kali direkam oleh salah seorang pakar musik dunia, Prof. Robert E. Brown. Proses rekaman dilakukan pada akhir tahun 1960-an dalam rangka siaran radio perayaan ulang tahun Paku Alam. Waktu itu, Gending Ketawang Puspawarna dimainkan dengan gamelan Istana Paku Alam yang diarahkan oleh KRT Wasitodipuro.
Biasanya, musik ini dibawakan sebagai tanda kedatangan sang pangeran atau sebagai pengiring tarian. Lirik pada musik ini menceritakan tentang berbagai jenis bunga yang melambangkan suasana, rasa, atau nuansa. Konon, lirik ini dipersembahkan oleh Mangkunegara IV (1853-1881) untuk mengenang istri dan selirnya.
Terpilih untuk Terbang ke Luar Angkasa
©2019 Merdeka.com
Di kemudian hari, Prof Robert E. Brown yang merekam Gending Ketawang Puspawarna dilibatkan untuk misi Voyager. Dia memilih musik itu karena keindahan dan komposisi musik yang tidak terlalu panjang yakni hanya 4:43 menit. Selain itu sistem nadanya sangat berbeda sehingga pendengarnya mampu membandingkannya dengan komposisi musik lain yang ada dalam piringan itu.
Maka mulai saat itu, musik tradisional Jawa mulai dikenal oleh masyarakat dunia, terutama setelah peluncuran perdana Voyager di Pasadena. Semua yang mendengar musik itu akan segera tahu bahwa sistem nada pada musik tradisional Jawa berbeda dari komposisi musik dunia lainnya.