Mengenal Tari Cerana, Simbol Penerimaan Masyarakat Kupang kapada Para Tamu
Tarian ini dilakukan dengan hati yang tulus dan telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.
Tarian ini dilakukan dengan hati yang tulus dan telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.
Mengenal Tari Cerana, Simbol Penerimaan Masyarakat Kupang kapada Para Tamu
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam tradisi dan budaya. Setiap tradisi biasanya memiliki makna simbolis.
Di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kesenian tradisional bernama Tari Cerana. Dikutip dari Wikipedia, Tari Cerana merupakan simbol dari penerimaan masyarakat Kupang kepada para tamu dengan hati yang tulus, bersih, dan penuh kasih.
-
Di mana Tari Caci berasal? Tak terkecuali Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
-
Apa makna pesan yang disampaikan Tari Jayengrana? Tari ini membawa pesan agar manusia jangan sombong.
-
Apa yang menjadi ciri khas Tari Cepet? Jika diamati dalam pementasan tari Cepet di era sekarang, turut ditampilkan kesenian kuda lumping yang sebelumnya juga populer di Jawa Tengah.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Miyang? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, tari ini merupakan representasi perilaku istri nelayan ketika suaminya sedang melaut. Kata ‘Miyang’ dalam bahasa Tuban berarti “pergi melaut untuk mencari ikan”. Para nelayan melakukan kegiatan ini pada malam hari, dan pulang pada pagi atau siang hari membawa ikan hasil tangkapan.
-
Siapa pencipta Tari Jayengrana? Ketika itu penciptanya adalah penari asal Sumedang, Raden Ono Lesmana Kartadikusumah.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Kridhajati? Jika memperhatikan gerakannya, tarian ini menggambarkan proses kinerja kerajinan ukir mulai dari pencarian kayu di hutan, menggambar objek di kayu, menatah, hingga diplitur dengan warna-warni yang memukau.
Tarian ini biasanya diiringi musik Sasando dan sebuah nyanyian yang berbunyi “bolele bo tanah Timor lelebo” yang artinya baik tidak baik, tanah Timor adalah lebih baik.
Dikutip dari Wikipedia, awalnya Tari Cerana digubah oleh Nyonya A. Nisnoni Amalo Jawa. Ia merupakan istri bekas raja Kupang tahun 1955. Sekarang tarian ini menjadi tarian penyambung yang paling digemari oleh masyarakat Timor.
Di wilayah Timor, sirih dan pinang adalah tamu dan sebuah penerimaan resmi bagi tamu yang lebih tua. Sedangkan untuk tamu yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya, sirih dan pinang tersebut disampaikan oleh pihak tamu.
Pakaian yang digunakan oleh para penari adalah pakaian adat. Para penari wanita menggunakan kain sarung panjang yang membalut tubuh mereka dari dada sampai mata kaki.
Lalu di rambutnya diikat konde khas Kupang dan dihiasi oleh ikat kepala berbentuk bulan sabit. Selain itu penari juga dilengkapi berbagai aksesoris seperti gelang, kalung, serta sabuk yang berbentuk khas.
Sementara itu, para penari pria menggunakan pakaian adat seperti baju lengan panjang, sarung, dan kain selempang yang khas dengan penutup kepalanya.
Selain di Kupang, tarian ini populer di beberapa daerah lain di NTT seperti Rote Ndao, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan.
- Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau
- Mengenal Tari Gegerit, Simbol Spirit Perjuangan Perempuan Lahat dalam Melawan Penjajahan
- Mengenal Tari Piriang Suluah, Seni Tradisional Simbol Kehidupan Petani di Padang Panjang
- Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam
Dilansir dari Rotendaokab.go.id, Tari Cerana sering dimainkan pada berbagai kesempatan. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan lain dari mancanegara juga menikmati tarian itu. Tarian inipun telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.