Bisa Dipentaskan di Mana Saja, Ini Filosofi Tari Miyang Kisahkan Kehidupan Istri Nelayan Tuban
Meskipun mayoritas penarinya perempuan, Tari Miyang juga boleh dibawakan oleh laki-laki
Meskipun mayoritas penarinya perempuan, Tari Miyang juga boleh dibawakan oleh laki-laki
Bisa Dipentaskan di Mana Saja, Ini Filosofi Tari Miyang Kisahkan Kehidupan Istri Nelayan Tuban
Kabupaten Tuban, Jawa Timur punya kesenian tradisional yang menarik yakni Tari Miyang. Tarian ini diciptakan oleh guru kesenian Pemkab Tuban pada tahun 2009 lalu. Kini, tarian ini sering dipentaskan dalam berbagai acara penting di daerah pesisir utara Jawa itu.
-
Tari Tanduak menceritakan apa? Melansir dari beberapa sumber, Tari Tanduak ini menceritakan adu kerbau antar masyarakat Pulau Paco di Minangkabau dan utusan dari Kerajaan Majapahit.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Bagaimana Tari Kain digunakan sebagai hiburan? Seiring berjalannya waktu, Tari Kain pun lambat laun berubah menjadi bagian dari tarian hiburan masyarakat.
-
Tari Batin, apa itu? Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
-
Dimana tari tradisional berkembang? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Bagaimana Tari Sintung diekspresikan? Sintung merupakan refleksi jiwa, ungkapan kegembiraan yang diekspresikan dengan cara mengangkat kaki, maupun bergembira ria sambil melompat-lompat disertai pembacaan selawat dan barzanji.
Kisahkan Istri Nelayan
Tari Miyang dipentaskan dengan komposisi kelompok. Tak ada batasan khusus berapa banyak penari dalam sebuah pementasan Tari Miyang. Mengutip Instagram @tuban_bercerita, tari ini merupakan representasi perilaku istri nelayan ketika suaminya sedang melaut.
Kata ‘Miyang’ dalam bahasa Tuban berarti “pergi melaut untuk mencari ikan”. Para nelayan melakukan kegiatan ini pada malam hari, dan pulang pada pagi atau siang hari membawa ikan hasil tangkapan.
Identitas Budaya
Mengutip skripsi berjudul Tari Miyang Sebagai Identitas Budaya Kabupaten Tuban Jawa Timur karya Galuh D. Kusuma (ISI Yogyakarta, 2019), Tari Miyang disajikan dalam bentuk koreografi di mana semua unsurnya merupakan identitas budaya masyarakat pesisir Kabupaten Tuban. Tari ini merupakan hasil perenungan terhadap pola persepsi, berpikir, dan perasaan istri nelayan, yang syarat dengan semangat komunal masyarakat pantai.
Instrumen musik yang digunakan untuk mengiringi tari Miyang adalah seperangkat gamelan, seperti kendang, gong, kempul, saron. Ada juga Panjak Hore, orang yang berperan sebagai pelantun tembang serta tukang senggak.
Penari menggunakan tata rias korektif dan memakai kebaya dengan bawahan kain batik setinggi lutut serta aksesoris di bagian kepala. Tata rias dan busana ini sedikit banyak meniru kebiasaan perempuan pesisir.
Tari MiyangPementasan
Adapun properti yang digunakan saat pementasan adalah irig (peralatan dapur yang terbuat dari anyaman bambu), properti ini menunjukkan karakter sebagai istri nelayan.