Mengunjungi Dusun Wonotawang, Kampung Terpencil di Pelosok Pegunungan Menoreh Kulon Progo
Kelestarian alam begitu dijaga oleh masyarakat di Desa Wonotawang.
Dusun Wonotangan merupakan sebuah kampung terpencil di Pegunungan Menoreh. Secara administratif, dusun itu berada di Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo.
Kampung itu cukup terpencil karena jaraknya yang berjauhan dengan kampung lainnya. Lokasi perkampungan itu juga jauh dari jalan besar. Bahkan untuk menuju ke sana, pengendara harus melewati jalan dengan medan yang cukup ekstrem.
-
Apa keunikan dari Desa Tegal Wangi? Keunikan desa ini juga terletak pada lokasinya yang belum banyak diketahui orang, alias masih hidden gems.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo? Di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo terdapat makam-makam para wali dan ulama yang ternyata palsu.
-
Mengapa Desa Wonorejo dikosongkan? Karena ada perluasan area tambang, kini penduduk Desa Wonorejo sudah dipindahkan ke desa terdekat, yaitu Desa Sumber Rejeki. Sementara lahan Desa Wonorejo kini sudah dikosongkan. Nantinya tempat itu akan jadi area tambang karena di dalam tanah desa itu terkandung batu bara.
-
Apa yang tersisa di Kampung Mati Wonotopo? Kampung itu kini hanya menyisakan bangunan terbengkalai karena sudah ditinggal pemiliknya.
Jalan menuju desa itu sebenarnya sudah cukup bagus karena sudah diaspal. Namun pada beberapa titik, pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas karena merupakan tanjakan atau turunan curam dan berbatasan langsung dengan jurang yang amat dalam.
Lalu seperti apa kondisi kehidupan masyarakat di Dusun Wonotawang? Berikut selengkapnya:
Warga Hidup Bercocok Tanam
Jalan menuju pusat Dusun Wonotawang penuh dengan kelokan. Melalui sebuah video yang diunggah pada 10 September 2024, pemilik kanal YouTube Desaku Istimewa berkesempatan untuk mengunjungi kampung tersebut.
Saat tiba di kampung itu, jam masih menunjukkan pukul 9 pagi. Cuaca sangat cerah. Suasana kampung itu sangat sepi karena warga setempat pergi ke ladang masing-masing.
Warga di kampung itu diketahui bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di sana terdapat kebun yang ditanam pohon jambu, jeruk, pisang, naga, kelapa, dan cengkeh.
- Mengunjungi Kampung Terpencil di Puncak Bukit Wonogiri, Hampir Semua Warganya punya Motor Trail
- Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
- Mengunjungi Kampung Mati Wonotopo Temanggung, Suasananya Bikin Merinding Walau di Siang Hari
- Mengunjungi Kampung Jawa di Negeri Johor Malaysia, Bangga Lestarikan Budaya Tanah Leluhur
Masih Banyak Kera
Jarak rumah warga antara satu dengan lainnya agak berjauhan. Di sekitar permukiman pohon-pohon tumbuh tinggi menjulang. Banyak warga di kampung itu yang memelihara anjing. Beberapa warga juga tampak memiliki hewan ternak kambing dan sapi.
Saat berkunjung ke sana, pemilik kanal YouTube Desaku Istimewa bertemu dengan salah seorang warga. Ia mengatakan masih banyak kera di hutan yang tak jauh dari kampung itu.
“Jadi hasil bumi di sini nggak bisa dimanfaatkan. Karena masih banyak kera di sini. Kalau di hutan nggak ada makanan, biasanya kera-kera langsung menyerbu pemukiman,” kata warga itu.
Salah satu bagian dusun terdapat sebuah sumur tua. Mulut sumur itu dipenuhi oleh pipa-pipa peralon yang mengalirkan air dari dalam sumur ke rumah-rumah warga.
Terus Berupaya Melestarikan Alam
Kelestarian alam begitu dijaga oleh masyarakat di Desa Wonotawang. Dalam sebuah penelitian berjudul “Peranan Kearifan Lokal dalam Mendukung Kelestarian Hutan Rakyat” yang disusun oleh Asdin Nur, dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat di Dusun Wonotawang terkait dengan pengelolaan sumber daya hutan rakyat dan lingkungannya masih tetap tumbuh dan terjaga.
Di sana masyarakat masih membudayakan beberapa tradisi seperti ritual bersih-bersih di sekitar pohon gayam, perkumpulan Rabu Legi, penyisihan dari penjualan panen hutan rakyat, serta pantangan terhadap penebangan pohon gayam.