Gunung Merapi Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada dan Tetap Tenang
Gunung Merapi mengalami erupsi dengan ketinggian kolom mencapai 3.000 meter di atas puncak. Letusan terjadi sekitar pukul 09.10 WIB. Ini merupakan kali kedua Gunung Merapi erupsi sepanjang April 2020.
Jumat (10/4), Gunung Merapi mengalami erupsi dengan ketinggian kolom mencapai 3.000 meter di atas puncak. Letusan terjadi sekitar pukul 09.10 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menujukkan data yang tercatat pada seismograf.
Letusan Gunung Merapi kali ini memiliki amplitudo 75 milimeter (mm) dengan durasi letusan sekitar 103 detik. Dikutip dari Antara, arah angin saat terjadi Erupsi menuju ke Barat Laut. Ini merupakan kali kedua Gunung Merapi erupsi sepanjang April 2020.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Apa yang menjadikan Gunung Jali Tebon sebagai tempat istimewa sejak zaman Majapahit? Daerah yang berada tak jauh dari aliran sungai Bengawan Solo diistimewakan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Bahkan kerajaan-kerajaan sesudah Majapahit yakni kerajaan Singasari, Kahuripan, hingga Kerajaan Medang Kamulan mengakui kawasan Jali Tebon sebagai tanah perdikan yang bebas pajak.
-
Apa hubungan antara burung gagak hitam dan kematian di Jawa Timur? Dalam Primbon Jawa, burung gagak hitam erat kaitannya dengan kematian. Konon katanya, apabila terdengar bunyi kicauan burung tersebut menjelang waktu ibadah magrib, maka akan menjadi pertanda kematian.
Sebelumnya, erupsi Gunung Merapi terjadi tanggal 2 April 2020. Saat itu ketinggian kolom pun mencapai 3.000 meter dengan amplitudo 78 mm dan durasi 345 detik.
Berstatus Waspada
PANUT/AFP
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara waktu, pihak BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian di gunung ini. Kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Selain itu, BPPTKG juga mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di dekat Gunung Merapi. Jarak yang disarankan atau diperbolehkan ialah lebih dari tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Kendatipun demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak panik.
Aktivitas Masyarakat Berjalan Normal
2020 Merdeka.com/klikdokter.com
Tidak ada hujan abu di wilayah Kabupaten Sleman. Masyarakat juga tetap melaksanakan aktivitas sebagaimana biasanya. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan situasi masyarakat di lereng Gunung Merapu kondusif dan terkendali, sebagaimana dikutip dari Antara.
BPBD Sleman masih terus memantau kondisi Gunung Merapi setelah terjadinya erupsi, termasuk melakukan antisipasi apabila terjadi hujan abu vulkanik. Sebanyak 1.000 masker dibagikan kepada warga dan petugas serta relawan di Kalitengah, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Ancaman Bahaya
Dikutip dari liputan6.com, potensi ancaman bahaya saat ini adalah adanya luncuran awan panas yang berasal dari runtuhnya kubah lava. Selain awan panas, jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif juga menjadi potensi ancaman.
Oleh karena itu, BPBD Sleman mengimbau supaya masyarakat tetap waspada. Terutama ketika terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius kurang dari tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Jarak yang disarankan untuk aktivitas masyarakat ialah lebih dari tiga kilometer dari puncak Merapi.
Hal ini bertujuan sebagai langkah antisipatif bahaya abu vulkanik dari luncuran awan panas maupun letusan eksplosif.