Musim Hujan Disebut Makin Dekat, Begini Cara BPBD Banyumas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
BPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
BPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Musim Hujan Disebut Makin Dekat, Begini Cara BPBD Banyumas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
"Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho, dikutip dari ANTARA pada Kamis (5/10).
-
Bagaimana cara barometer aneroid mengukur tekanan udara? Barometer aneroid menggunakan tabung logam yang bereaksi terhadap perubahan tekanan udara. Saat tekanan udara bertambah, tabung akan menyusut, dan sebaliknya.
-
Bagaimana cara BMKG memprediksi intensitas El Nino? Ia mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah kemudian mulai menjadi moderat.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mengharapkan dukungan WMO dan BMKG untuk meningkatkan kinerja meteorologi di Indonesia? Sehingga, melalui kerja sama dalam peningkatan early warning systems, Kementerian PUPR berharap WMO dan BMKG akan memperkuat kinerja meteorologi Indonesia.
-
Bagaimana para ilmuwan berhasil memetakan Sungai Atmosfer? Para peneliti dari University of California telah menggabungkan data dari berbagai satelit untuk membuat peta koridor uap air yang luas ini. Tim dipimpin oleh ilmuwan atmosfer, yaitu Weiming Ma.
Budi mengatakan bahwa pihaknya juga memetakan potensi bencana tanah longsor dan banjir serta berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) khususnya Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak selaku pihak yang berwenang terhadap sungai-sungai di Banyumas.
Selain itu pihaknya juga akan menggelar apel kesiapsiagaan sebagai titik awal dari gerakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Banyumas.
"Apel tersebut juga sebagai upaya pencegahan ancaman maupun pengurangan risiko bencana pada musim hujan dengan cara membersihkan gorong-gorong, saluran air, dan sebagainya," jelas Budi.
Lebih lanjut, dia mengatakan secara kearifan lokal, masyarakat sebenarnya juga telah mengetahui dan memahami lokasi-lokasi rawan tanah longsor di daerahnya.
Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor diimbau untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana tersebut dengan mengakses informasi cuaca melalui media sosial yang dikelola BPBD Banyumas maupun BMKG.
"Juga melakukan deteksi dini terhadap potensi bencana longsor, termasuk menutup rekahan-rekahan tanah dengan tanah liat agar tidak longsor karena kemasukan air saat hujan," katanya.
Budi menjelaskan, tanah di daerah perbukitan atau tebing yang mengalami retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi untuk longsor ketika terkena air hujan.
Selain itu, kerimbunan pepohonan di tebing juga harus dikurangi agar tanahnya tetap kuat menahan beban ketika musim hujan.
- Karhutla Belum Usai, Sumsel Mulai Diintai Bencana Banjir dan Longsor
- Tak Mau Kecolongan, Begini Cara Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan Cegah Banjir jelang Musim Hujan
- Prabowo: Perubahan Iklim Bukan Sekadar Teori, Banyak Masyarakat Terdampak Naiknya Air Laut
- Banjir Parah di Korsel, 13 Orang Tewas karena Bus Tenggelam di Terowongan Underpass
"Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
Ujar Budi terkait wilayah rawan longsor di Banyumas, dikutip dari ANTARA
Disinggung mengenai dampak musim kemarau, Budi mengatakan pihaknya hingga saat ini masih menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.
Berdasarkan data hingga Kamis (5/10) pagi, kata dia, jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai 20.625 keluarga yang terdiri atas 66.805 jiwa yang tersebar di 58 desa dari 17 kecamatan.
"Hingga saat ini, bantuan air bersih yang telah didistribusikan oleh BPBD bersama institusi lainnya mencapai 592 tangki yang setara 2.862.000 liter serta 510 galon air mineral. Bantuan air bersih juga didistribusikan untuk dua sekolah di Banyumas," jelas Budi dikutip dari ANTARA.
Ia mengatakan dari jumlah tersebut, bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas dan telah disalurkan oleh BPBD sebanyak 371 tangki setara 1.782.000 liter.