Nelayan di Jateng Tak Melaut karena BBM Naik, Sekali Jalan Bisa Habis Rp445 Ribu
Kenaikan harga BBM membuat biaya operasional sejumlah usaha ikut naik. Hal ini pula yang dirasakan para nelayan ang sehari-hari menggunakan solar sebagai bahan bakar perahu mereka. Bahkan setelah menghitung-hitung lagi untung rugi, para nelayan di Jateng memilih tidak melaut sebagai dampak dari kenaikan harga BBM ini.
Kenaikan harga BBM membawa dampak yang kurang mengenakkan bagi kondisi perekonomian masyarakat. Belum lagi kenaikan harga ini mendorong terjadinya inflasi di mana harga kebutuhan pokok ikut naik.
Adanya kenaikan harga BBM ini juga membuat biaya operasional sejumlah usaha ikut naik, terutama pada biaya transport. Tak hanya sektor angkutan umum, kenaikan biaya operasional ini juga dirasakan para nelayan yang sehari-hari menggunakan solar sebagai bahan bakar penggerak perahu mereka.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Bahkan setelah menghitung-hitung lagi untung rugi, para nelayan di Jateng memilih tidak melaut sebagai dampak dari kenaikan harga BBM ini. Berikut selengkapnya:
Nelayan Semarang Tak Melaut
©YouTube/Liputan6
Kenaikan harga BBM ini membuat para nelayan di Tambak Lorok, Kota Semarang, tidak melaut. Mereka memilih libur karena hasil tangkapan ikan tidak sebanding dengan biaya operasional kapal.
Bila sebelum kenaikan BBM mereka menghabiskan Rp335 ribu untuk 65 liter solar, kini mereka harus mengeluarkan Rp445 ribu untuk sekali jalan. Sementara tangkapan ikan pada saat ini memasuki musim paceklik. Bahkan harga rajungan anjlok dari Rp100 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram.
“Penghasilannya itu kurang. Maksudnya itu untuk dibelikan solar biasanya cuma keluar sedikit. Kalau sebelumnya bisa dapat keuntungan Rp150 ribu, sekarang cuma dapat Rp50 ribu,” kata Slamet Riyanto, nelayan Tambak Lorok dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 pada Rabu (7/9).
Harga Ikan Naik
©YouTube/Liputan6
Keluhan serupa juga dirasakan nelayan di Pantai Selatan Jatimalang, Kabupaten Purworejo. Mereka juga memilih menambatkan perahunya karena biaya operasional lebih besar dari hasil jual tangkapannya.
Pedagang di pelelangan ikan juga merasakan dampaknya. Karena para nelayan menaikkan harga tangkapannya, para pedagang juga ikut menaikkan harga. Hal ini membuat peminat ikan sepi.
“Sebelumnya harganya Rp20 ribu, sekarang jadi naik, jadi Rp24-25 ribu. Stok ikannya saja lagi susah,” kata Warsiah, pedagang ikan di pelelangan Jatimalang.
Mereka berharap ada bantuan subsidi khusus nelayan agar mereka bisa melaut tanpa terbebani biaya operasional yang membengkak.