Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah, Pahami Hukumnya
Puasa qadha Ramadhan perlu dipenuhi dengan baik sebab ibadah wajib.
Puasa qadha Ramadhan perlu dipenuhi dengan baik sebab ibadah wajib.
Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah, Pahami Hukumnya
Seperti diketahui, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Salah satunya adalah amalan puasa sunah. Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah dilakukan pada tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah, tanggal 8, dan tanggal 9 Dzulhijjah.
Meski begitu, sering kali muncul pertanyaan bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadhan. Oleh karena itu, penting untuk dipahami hukum dan niat puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah. Berikut, kami merangkum penjelasannya, bisa disimak.
-
Bagaimana cara membaca niat puasa qadha di bulan Dzulhijjah? Pada dasarnya, bacaan niat puasa qadha di bulan Dzulhijjah tidak berbeda dengan bacaan niat puasa qadha di bulan-bulan lainnya.
-
Bagaimana niat Puasa Qadha di bulan Rajab? Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”
-
Bagaimana cara menyatakan niat puasa Qadha Ramadhan di bulan Syawal? Bagi yang akan melaksanakan puasa qadha Ramadhan di bulan Syawal, niatnya dapat dinyatakan dengan lafal:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى"Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ."Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
-
Apa saja puasa yang disunnahkan di awal bulan Dzulhijjah? Puasa di Awal Dzulhijjah: Dilaksanakan di 7 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1-7 Dzulhijjah 1445 H atau 8-14 Juni 2024. Puasa Tarwiyah: Dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 15 Juni 2024. Puasa Arafah: Dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 16 Juni 2024.
-
Apa yang dimaksud dengan puasa qadha? Dalam bahasa Arab, kata qadha berasal dari kata dasar qadhaa yang artinya memenuhi atau melaksanakan. @pixabay.com Sedangkan menurut Ilmu fiqih, qadha merupakan upaya melaksanakan ibadah di luar waktu yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Dengan begitu, puasa qadha Ramadan adalah puasa yang dilakukan di luar bulan Ramadan.
-
Kapan Puasa Dzulhijjah dilakukan? Perbedaan puasa arafah, tarwiyah, dan dzulhijjah dapat kita lihat dari waktu, keutamaan, dan hikmahnya. Puasa Dzulhijjah Puasa Tarwiyah Puasa Arafah
Hukum Puasa Qadha Ramadhan Bulan Dzulhijjah
Sebelum mengetahui niat puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah, perlu dipahami hukumnya.
Menurut pendapat sebagian ulama, boleh menggabungkan puasa Dzulhijjah dan puasa qadha Ramadhan.
Akan tetapi, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai urutan pelaksanaannya. Sebagian ulama menyarankan untuk memprioritaskan qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum melakukan puasa Dzulhijjah. Hal ini didasarkan pada hadis yang menyebutkan bahwa Allah lebih menyukai puasa yang qadha dibandingkan dengan puasa sunnah.
Namun, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa qadha puasa Ramadhan di bulan Dzulhijjah diperbolehkan. Mereka berpendapat puasa qadha Ramadhan tetap sah dilakukan. Bahkan, dalam pandangan ini, mereka yang melaksanakan puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah juga akan mendapatkan pahala sunah dari puasa di bulan tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa dalam menggabungkan puasa Dzulhijjah dan puasa qadha Ramadhan, perlu menjaga niat dan tujuan ibadah. Puasa Dzulhijjah adalah ibadah sunnah yang memiliki keutamaan tersendiri. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melalaikan kewajiban qadha puasa Ramadhan dan tetap menjadikan puasa Dzulhijjah sebagai tambahan ibadah sunnah.
Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah
Berikutnya, akan diberikan bacaan niat puasa qadha Ramadan di bulan Dzulhijjah.
Bacaan niat ini dianjurkan untuk dibaca pada malam hari sebelum menunaikan puasa, sama seperti aturan puasa Ramadhan.
• Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Atau bisa juga dengan bacaan yang lebih singkat berikut:
• Nawaitu shauma qadhā'i Ramadhāna.
Artinya, “Aku berniat untuk menqadha puasa Ramadhan.”
Orang yang Wajib Puasa Qadha
Setelah mengetahui niat puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah, selanjutnya dijelaskan siapa yang wajib qadha.
Qadha puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh orang-orang yang tidak mampu menunaikan puasa selama bulan Ramadhan dengan alasan yang sah menurut syariat Islam.
Berikut beberapa kategori orang yang wajib melakukan qadha puasa Ramadhan:
1. Orang Sakit:
Mereka yang menderita penyakit yang membuat mereka tidak mampu berpuasa atau jika berpuasa akan memperburuk kondisi kesehatan mereka. Setelah sembuh, mereka wajib mengganti puasa yang ditinggalkan.
2. Musafir (Orang yang Bepergian Jauh):
Mereka yang melakukan perjalanan jauh dan merasa kesulitan untuk berpuasa. Setelah kembali dari perjalanan, mereka harus mengganti puasa yang ditinggalkan.
3. Wanita Haid dan Nifas:
Wanita yang sedang dalam periode haid (menstruasi) atau nifas (periode setelah melahirkan) tidak diperbolehkan berpuasa. Setelah masa haid atau nifas selesai, mereka wajib mengganti puasa yang ditinggalkan.
4. Wanita Hamil atau Menyusui:
Wanita yang hamil atau menyusui yang khawatir berpuasa akan membahayakan diri mereka atau bayi mereka. Setelah kondisi memungkinkan, mereka harus mengganti puasa yang ditinggalkan.
5. Orang yang Pingsan atau Tidak Sadar:
Mereka yang mengalami kondisi tidak sadar atau pingsan selama satu hari penuh di bulan Ramadhan sehingga tidak bisa berpuasa. Setelah pulih, mereka harus mengganti puasa yang ditinggalkan.
6. Orang yang Dipaksa Tidak Berpuasa:
Mereka yang karena satu dan lain hal terpaksa tidak berpuasa, misalnya karena dipaksa oleh keadaan tertentu. Setelah keadaan tersebut berakhir, mereka harus mengganti puasa yang ditinggalkan.
Orang-orang dalam kategori di atas diwajibkan untuk mengganti (qadha) puasa yang mereka tinggalkan di luar bulan Ramadhan, sesuai dengan jumlah hari yang mereka tidak berpuasa. Penting bagi mereka untuk melakukannya sebelum Ramadhan berikutnya tiba, jika memungkinkan.
Hukum Menunda Puasa Qadha
Setelah menyimak niat puasa qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah, terakhir dijelaskan hukum menunda.
Dalam agama Islam, tidak melakukan qadha puasa Ramadhan hingga tiba Ramadhan berikutnya memiliki konsekuensi hukum yang bervariasi, tergantung pada alasan keterlambatannya. Berikut penjelasannya:
1. Tidak Sengaja Menunda Tanpa Alasan yang Sah:
• Kewajiban Qadha Tetap Ada: Orang tersebut tetap wajib mengganti puasa yang ditinggalkan setelah Ramadhan berikutnya.
• Kewajiban Membayar Fidyah: Selain qadha, dia juga diwajibkan membayar fidyah, yaitu memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Ini adalah pendapat sebagian ulama sebagai bentuk penebusan karena menunda qadha tanpa alasan yang sah.
Kewajiban Qadha Tetap Ada: Jika seseorang menunda qadha karena alasan yang sah seperti sakit yang berkelanjutan, safar yang tidak berhenti, atau alasan syar'i lainnya, dia hanya diwajibkan mengganti puasa yang ditinggalkan tanpa perlu membayar fidyah.
3. Melakukan Qadha dengan Niat yang Benar:
Bersegera Melakukan Qadha: Disarankan untuk segera mengganti puasa yang ditinggalkan setelah Ramadhan selesai, sebelum datangnya Ramadhan berikutnya, untuk menjaga agar kewajiban ini tidak menumpuk.
Pandangan Mazhab
1. Mazhab Hanafi: Berpendapat bahwa jika seseorang menunda qadha tanpa alasan hingga Ramadhan berikutnya, ia hanya perlu mengganti puasa yang ditinggalkan tanpa membayar fidyah.
2. Mazhab Syafi'i dan Hanbali: Berpendapat bahwa jika seseorang menunda qadha tanpa alasan yang sah hingga Ramadhan berikutnya, selain mengganti puasa, ia juga wajib membayar fidyah.
3. Mazhab Maliki: Juga berpendapat bahwa fidyah diperlukan jika qadha puasa ditunda tanpa alasan sah hingga Ramadhan berikutnya.