Pakar UGM Sebut Momen Mudik Punya Makna Politis, Ini Penjelasannya
Mudik merupakan tradisi besar tahunan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Bagi Sosiolog UGM, Derajat Sulistyo Widhyharto, keberhasilan pemerintah dalam menangani mudik bisa menjadi peningkatan citra kepemimpinan di mata publik. Hal ini erat kaitannya dengan pemilu yang akan dilaksanakan tahun depan.
Mudik merupakan tradisi besar tahunan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberhasilan pemerintah dalam menangani mudik bisa menjadi peningkatan citra kepemimpinan di mata publik. Hal ini erat kaitannya dengan pemilu yang akan dilaksanakan tahun depan.
“Mengingat tahun depan pemilu. Citra lancar harus terlihat sejak tahun ini sebagai refleksi politis untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan event-event besar sosial di Indonesia dan mudik termasuk dalam event besar itu,” kata Sosiolog UGM, Derajat Sulistyo Widhyharto.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu apa saja kata Sosiolog UGM terkait fenomena mudik ini? Berikut selengkapnya:
Upaya Paralel
©2014 Merdeka.com
Menurut Derajat, upaya untuk memfasilitasi pemudik memang harus dilakukan pemerintah. Namun yang tak kalah penting dilakukan adalah upaya secara paralel yang harus dilakukan dalam menyiapkan kondisi kesehatan pemudik.
“Kondisi jalan apapun jika pemudik capek atau lelah maka risiko kecelakaan akan meningkat. Saya kita perlu kampanye kesehatan, berkendara dengan aman, dan menyiagakan puskesmasdi jalan yang dilewati pemudik,” kata Derajat, dikutip dari Ugm.ac.id pada Selasa (18/9).
Perhatian bagi Pemudik Kelas Bawah
©2015 Merdeka.com
Derajat mengatakan, imbauan untuk tidak mudik menggunakan kendaraan roda dua ada benarnya karena pemudik motor paling berisiko mengalami kecelakaan. Namun dengan adanya larangan itu bukan berarti tidak ada pemudik yang menggunakan motor.
Apalagi masyarakat dari golongan kelas menengah ke bawah tak semuanya mampu naik transportasi umum yang harganya tidak terjangkau, begitu pula tidak semua dari mereka mendapat akses angkutan umum yang nyaman dan murah.
“Transportasi umum di daerah tujuan mudik yang berbeda kondisi sehingga tidak salah jika masih saja ada pemudik yang nekat,” kata Derajat.
Bentuk Aktualisasi Diri
©2014 Merdeka.com
Derajat mengatakan, yang tidak kalah penting dan yang tidak bisa dihindari bagi seorang pemudik adalah semangat untuk menunjukkan aktualisasi diri sebagai seorang perantau saat kembali ke kampung halaman. Namun menurutnya, para pemudik tak hanya memamerkan kekayaan, namun juga berbagai ide usaha, pengetahuan, serta kegiatan produktif lainnya yang bisa saja berguna bagi kampung halaman.
“Oleh karena itu, berkendara dengan aman dan menjaga kesehatan adalah hal terpenting bagi pemudik karena untuk mengembalikan semangat bahwa mudik memperkuat relasi sosial dan menegaskan hubungan desa kota dan antar wilayah,” kata Derajat.