Pakar UGM Ungkap Sebab Minyak Goreng Langka, Ada Banyak Faktor
Seiring waktu permasalahan minyak goreng di Indonesia justru semakin pelik dan rumit. Menurut peneliti Pustek UGM, Dr. Hempri Suyatna, persoalan kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh banyak faktor mulai dari meningkatnya harga CPO, gangguan distribusi, hingga aksi penimbunan minyak goreng.
Dari awal tahun hingga kini, masalah minyak goreng tidak kelar-kelar. Bahkan seiring waktu permasalahannya semakin pelik dan rumit. Banyak orang menduga-duga penyebab dari semua ini. Sejumlah pihak menjadi sasarah kemarahan, seperti Menteri Perdagangan, perusahaan minyak goreng, pemasok, hingga para penjual di pasar-pasar.
Menurut peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM Dr. Hempri Suyatna, persoalan kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh banyak faktor mulai dari meningkatnya harga CPO, gangguan distribusi, hingga aksi penimbunan minyak goreng.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Ada banyak faktor. Saya kira faktor pemicunya sudah muncul sejak tahun lalu, tepatnya November 2021. Karena kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil) di pasar internasional. Naiknya harga CPO inilah yang kemudian memicu banyak pedagang minyak goreng menjual produknya ke luar negeri daripada ke dalam negeri,” kata Hempri, mengutip dari Ugm.ac.id pada Rabu (16/3). Berikut selengkapnya:
Mencari Keuntungan di Tengah Kesulitan
©2022 Liputan6.com/Herman Zakharia
Selain banyak produk yang dijual ke luar negeri, kelangkaan diperparah dengan banyaknya pedagang yang bermain dan mencari keuntungan di balik kelangkaan minyak goreng ini. Hal ini membuat proses distribusi tidak berjalan dengan lancar.
“Dalam banyak kasus sering kita temukan terjadi banyak penimbunan minyak goreng sehingga mengakibatkan proses distribusi menjadi tidak lancar,” kata Hempri.
Imbauan pada Pemerintah
©2022 Istimewa
Menyikapi lonjakan harga minyak goreng itu, Hempri mengimbau pemerintah lebih gencar melakukan operasi pasar serta melakukan berbagai langkah inovatif, misalnya dengan memotong jalur distributor sehingga bisa menekan harga minyak.
“Selain itu juga melakukan pengawasan terhadap para pelaku usaha termasuk konsumen. Jangan sampai penimbunan terjadi juga di level konsumen,” kata Hempri.
Ia menambahkan, proses pengawasan distribusi juga perlu diperkuat kembali, termasuk soal ekspor CPO hingga distribusi minyak goreng di dalam negeri. Hal ini penting dilakukan mengingat Indonesia termasuk negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.