Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, Perlu Diketahui
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan ini mulai dikenal pada abad ke-19 ketika para ahli sejarah dan arkeologi mulai menyelidiki sejarah bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan ini mulai dikenal pada abad ke-19 ketika para ahli sejarah dan arkeologi mulai menyelidiki sejarah bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
Lokasi Kerajaan Sriwijaya hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada sejarawan yang menyakini bahwa lokasi Sriwijaya diduga terletak di Palembang, Sumatra. Namun, menurut Van Bemmelen dalam De Geologische Geschiedenis, Sriwijaya terletak di Jambi atau di sekitar teluk serta kota Palembang.
-
Di mana warugan lemah tercatat dalam sejarah? Dalam catatan sejarah, naskah itu sudah ada sejak 1846 dan dikenalkan oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah IV kepada Masyarakat Batavia. Namun diduga pembuatannya sebelum runtuhnya Kerajaan Padjajaran, sekitar tahun 1400-an masehi.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
Kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Srijayanegara ini mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh Balaputradewa. Setelah berakhirnya pemerintahan di bawah kekuasaan Raja Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya semakin hari semakin mengalami kemunduran. Hal ini bisa terjadi akibat adanya persaingan di bidang pelayaran dan juga perdagangan.
Di samping itu, masih banyak faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.Lantas, apa saja penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya? Simak ulasannya yang dilansir dari journal.ugm.ac.id:
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
©2018 Fatinia
Kerajaan Sriwijaya mencapai titik kejayaan pada masa kepemimpinan Balaputradewa sebagai raja kesepuluh. Setelah sepeninggalan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran dan menyebabkan kerajaan besar ini runtuh. Ada beberapa penyebab runtuhnya Sriwijaya di antaranya sebagai berikut:
Letak Kota Palembang Semakin Jauh dari Laut
Kota Palembang sebagai ibukota Kerajaan Sriwijaya semakin jauh dari laut dan tidak strategis. Hal ini terjadi karena pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi yang menyebabkan proses pendangkalan dasar sungai pada Sungai Musi.
Ketika Kota Palembang semakin jauh dari laut, menyebabkan aktivitas kapal-kapal dagang tidak bisa singgah dan melakukan perdagangan.
Berkurangnya Kapal Dagang
Salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya adalah berkurangnya kapal dagang yang singgah. Semakin sedikitnya kapal dagang yang singgah berakibat pada aktivitas jual-beli dan perdagangan samakin berkurang. Sehingga, pendapatan Kerajaan Sriwijaya dari pajak kapal juga semakin menurun.
Ekonomi Semakin Melemah
©2021 Merdeka.com/Bisa Munthe
Kondisi ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang semakin melemah juga berdampak buruk bagi situasi politik dan pertahanan kerajaan ini. Hal inilah yang menjadikan penguasa Sriwijaya saat itu tidak bisa mengendalikan dengan baik daerah kekuasaannya. Sehingga, banyak daerah yang melepasakan diri dari Kerajaan Sriwijaya.
Banyaknya daerah yang melepaskan diri dari Kerajaan Sriwijaya juga membuat sektor militer semakin melemah, sehingga hal ini dimanfaatkan kerajaan lain untuk menyerang Sriwijaya, dan menjadi penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.
Serangan dari Kerajaan Lain
Melihat kondisi militer Kerajaan Sriwijaya yang semakin melemah, banyak kerajaan lain yang menyerang Sriwijaya, salah satunya serangan dari Raja Teguh Darmawangsa. Pada tahun 990 M, Raja Teguh Darmawangsa menyerang wilayah Kerajaan Sriwijaya bagian selatan.
Tak hanya serangan dari Raja Teguh Darmawangsa, Kerajaan Sriwijaya juga mendapatkan serangan dari Kerajaan Colamandala. Kerajaan yang terletak di India Selatan ini menyerang Sriwijaya secara berangsur-angsur ke wilayah Semenanjung Malaka. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang dipimpin oleh Raja Rajendracoladewa ini terjadi pada tahun 1017 M.
Kerajaan Sriwijaya juga mendapatkan serangan dari Kerajaan Majapahit. Serangan yang dipimpin oleh Adityawarman ini terjadi pada tahun 1477. Adanya serangan ini membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi taklukkan Kerajaan Majapahit.Serangan ini semakin memperburuk keadaan Kerajaan Sriwijaya yang saat itu sedang berada pada arah kemundurannya.
Raja yang Tidak Cakap Memimpin Kerajaan Sriwijaya
Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya yaitu tidak adanya raja yang cakap dalam memimpin Kerajaan Sriwijaya. Setelah sepeninggal Raja Balaputra, tidak ada lagi pemimpin yang dapat mengendalikan Kerajaan Sriwijaya dengan baik. Sehingga menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran dan terlihat keruntuhannya secara perlahan.
Perkembangan Agama Islam yang Semakin Pesat
Penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya selanjutnya yaitu semakin pesatnya perkembangan agama Islam di Nusantara. Agama Islam semakin berkembang pesat terjadi pada abad ke-12 M, di mana pengaruh agama Islam semakin kuat dan berpengaruh di Nusantara.
Banyaknya kerajaan yang bercorak Islam membuat wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya semakin kecil. Pasalnya, kerjaan-kerajaan bercorak islami tersebut mulai menguasai sebagian wilayah Kerajaan Sriwijaya. Hal inilah yang menjadi salah satu puncak penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.