Peristiwa 10 Mei: Kelahiran Rosihan Anwar, Tokoh Pers Berpengaruh di Indonesia
Rosihan Anwar adalah salah seorang tokoh pers yang berpengaruh di Indonesia. Pria yang hidup dalam 'multi-zaman' itu telah bergelut di dunia jurnalistik semenjak masa perjuangan. Tak hanya sebagai jurnalis senior, Rosihan juga seorang sastrawan, sejarawan, dan bahkan budayawan.
Rosihan Anwar adalah salah seorang tokoh pers yang berpengaruh di Indonesia. Pria yang hidup dalam 'multi-zaman' itu telah bergelut di dunia jurnalistik semenjak masa perjuangan. Tak hanya sebagai jurnalis senior, Rosihan juga seorang sastrawan, sejarawan, dan bahkan budayawan.
Tepat hari ini, 10 Mei pada tahun 1922 silam, tokoh pers ini lahir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Rosihan merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara dengan ayah yang bernama Anwar Maharaja Sutan, seorang demang di Padang, Pantai Barat, Sumatera.
-
Dimana Rahma Azhari tinggal saat ini? Lama tak muncul di layar kaca, kini ia diketahui menetap di Los Angeles bersama keluarganya.
-
Dimana Rosalia Indah berpusat? PT Rosalia Indah adalah sebuah perusahaan bus asal Indonesia yang berpusat di Palur, Karanganyar. Perusahaan ini menjalankan sebuah bus bernama Rosalia Indah.
-
Apa yang ditemukan bersama jasad gadis Romawi tersebut? Yang menarik, jasad gadis ini dikubur dengan setumpuk perhiasan berusia 1800 tahun.
-
Dimana Annisa Pohan memimpin rapat tersebut? Intip Gaya Formal Annisa Pohan Saat Pimpin Rapat Istri Karyawan ATR/BPN, Dress Tenun Simple Jadi Sorotan
-
Apa yang disiarkan oleh Radio Rimba Raya? RRR bukan hanya keperluan untuk menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan saja, melainkan juga digunakan untuk kepentingan umum, menyiarkan pengumuman, serta instruksi bagi angkatan bersenjata.
-
Di mana Aisyah Rahmawati saat ini bertugas? Setelah 4 tahun berlalu, kini Aisyah Rahmawati tumbuh menjadi wanita cantik dan berprofesi sebagai anggota TNI AD.
Nama Rosihan Anwar begitu melegenda di dunia jurnalistik, sastra, dan budaya. Bahkan, julukan "A footnote of history" pernah dilekatkan pada sosoknya. Hal inilah yang menjadikan sosok Rosihan Anwar begitu disegani dan dihormati di kalangan dunia jurnalistik dan kebudayaan.
Lantas, seperti apa sepak terjang Rosihan Anwar di dunia jurnalistik dan sastra? Simak ulasannya yang dilansir dari Liputan6.com:
Awal Kerier Rosihan Anwar Sebagai Jurnalis
Rosihan Anwar menyelesaikan pendidikannya di sekolah rakyat (HIS) pada dan SMP (MULO) di Padang. Kemudian pada tahun 1942, Rosihan melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta. Dari sana, Rosihan mengikuti berbagai workshop di dalam dan di luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas Columbia, New York City, Amerika Serikat.
Adapun karier jurnalistiknya diawali sebagai reporter Asia Raya di masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961), yang ditutup oleh rezim pemerintahan Presiden Soekarno pada saat itu. Di masa penjajahan, Rosihan juga pernah disekap kolonial Belanda di Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Pada masa Orde Baru, Rosihan menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (1968-1974). Bersama Jakob Oetama, Rosihan berhasil mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III pada tahun 1973.
Karya-karya Rosihan Anwar
antaranews.com
Rosihan sering disebut sebagai wartawan multi zaman karena telah mengalami suka duka dari masa penjajahan, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Hal inilah yang menjadikan sosoknya begitu dikagumi dan sangat menginspirasi bagi generasi setelahnya.
Sebagai wartawan, Rosihan dikenal sangat aktif menulis, baik di dalam maupun luar negeri. Sepanjang hidupnya, Rosihan berhasil melahirkan banyak karya tulisan terkenal. Beberapa karyanya yang fenomenal di antaranya Masalah-Masalah Modernisas (1965), Islam dan Anda (1962), Kisah-kisah Zaman Revolusi, Profil Wartawan Indonesia (1977), dan karya terkenal lainnya.
Tak hanya dikenal sebagai wartawan, Rosihan Anwar juga berjasa bagi industri film di Indonesia. Bersama Usmar Ismail, ia mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Dalam film perdananya, Darah dan Doa, Rosihan Anwar menjadi figuran dan dilanjutkan sebagai produser film Terimalah Laguku.
Rosihan Anwar Tutup Usia
Rosihan Anwar meninggal dunia pada 14 April 2011 pukul 08.15 WIB di Rumah Sakit Metropolitan Medika Center (MMC) Jakarta dalam usia 89 tahun, diduga karena gangguan jantung. Kemudian ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.
Tentu saja, kabar ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan wartawan. Rosihan Anwar adalah sosok panutan dan contoh yang baik bagaimana menghargai bangsa ini.
Sepanjang hidupnya, beliau selalu berusaha untuk terus mempertahankan idealisme untuk berada pihak yang lemah bukan yang kuat dan yang tertindas bukan yang menindas. Meski telah tiada, namun karya-karya Rosihan Anwar akan tetap abadi dan terus dikenang oleh generasi selanjutnya.