Peristiwa 23 Juni: Peringatan Hari Janda Internasional, Begini Sejarah Lengkapnya
Setiap 23 Juni selalu diperingati sebagai Hari Janda Internasional (International Widow’s Day) di seluruh dunia. Perayaan yang sudah ada sejak 2013 ini bertujuan untuk mendukung pencapaian hak dan pengakuan bagi para janda.
Setiap 23 Juni selalu diperingati sebagai Hari Janda Internasional (International Widow’s Day) di seluruh dunia. Perayaan yang sudah ada sejak 2013 ini bertujuan untuk mendukung pencapaian hak dan pengakuan bagi para janda.
Melansir dari laman resmi PBB, peringatan Hari Janda Internasional juga dimaksudkan untuk memberikan informasi terkait akses ke bagian yang adil dari warisan, tanah, dan sumber daya produktif. Selain itu, PBB juga meminta pemerintah masing-masing negara untuk memastikan hak para janda dipenuhi. Beberapa keinginan tersebut yang akhirnya menjadi salah satu latar belakang adanya Hari Janda Internasional.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
-
Apa yang dirayakan di hari Jumat Agung? Jumat Agung merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Kristen di mana umat memperingati penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus.
-
Di mana Jumhari tinggal? Selama ini kakek berusia 84 tahun tersebut tinggal seorang diri di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Janda Internasional, seperti kampanye anti diskriminasi terhadap janda dan menjalankan berbagai macam program pemberdayaan. Dengan begitu, masyarakat lebih bisa menghargai keberadaan para janda dan hak-hak janda akan terpenuhi.
Lantas, bagaimana sejarah Hari Janda Internasional dan apa saja tujuannya? Simak ulasannya yang dilansir dari laman resmi PBB dan The Loomba Foundation:
Sejarah Hari Janda Internasional
PBB
Sebagaimana kita tahu, Hari Janda Internasional adalah hari aksi PBB yang menyoroti dan memerangi diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami para janda di seluruh dunia. Mengutip dari laman The Loomba Fondation, Hari Janda Internasional juga merupakan inisiatif dari Loomba Fundation yang diluncurkan pada 26 Mei 2005.
Setelah peluncuran, Loomba Fundation memimpin kampanye global lima tahun untuk pengakuan PPB yang akhirnya menghasilkan keputusan bulat untuk mengadopsi Hari Janda Internasional sebagai hari aksi tahunan oleh Majelis Umum PBB pada Desember 2010. Sejak itu, Hari Janda Internasional semakin aktif melakukan kampanye di seluruh dunia, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendukung kebijakan pemerintah yang efektif.
Tujuan Peringatan Hari Janda Internasional
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering mendengar berbagai stigma negatif terhadap janda. Beberapa contoh stigma negatif di masyarakat mengenai janda antara lain seksualisasi terhadap janda, stereotip perempuan gampangan, hingga perusak keluarga. Adanya stigma negatif tersebut membuat para janda rentan mengalami diskriminasi, seperti kesulitan mencari lapangan kerja hingga terbatasnya akses layanan kesehatan.
Melansir dari laman PBB, setidaknya ada 245 juta janda di seluruh dunia, sekitar 115 di antaranya berada di garis kemiskinan, mengalami stigma sosial, dan kekurangan uang karena kehilangan suaminya. Adapun stigma negatif tersebut disebabkan karena masih adanya pola pendidikan keluarga yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, adanya nilai-nilai di masyarakat yang terkadang masing menyudutkan seorang janda.
Untuk itu, PBB meminta pemerintah masing-masing negara untuk memenuhi hak para janda. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam hukum internasional, termasuk konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan dan Konvensi tentang Hak-Hak Anak.
Upaya Memberantas Diskriminasi Terhadap Janda
The Loomba Foundation
Hari Janda Internasional selalu diperingati dengan beragam cara, salah satunya kampanye anti diskriminasi terhadap janda. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan kesadaran pentingnya memberi perlindungan sosial terhadap janda yang kerap mendapatkan perlakuan yang cenderung merendahkan.
Loomba Foundation menjadi salah satu yayasan yang paling vokal menyuarakan anti diskriminasi terhadap janda. Selama lebih dari dua dekade, mereka bertekad untuk membawa perubahan budaya di semua masyarakat, agama, dan komunitas untuk menghentikan perilaku diskriminatif terhadap para janda. Dengan begitu, para janda dapat dihormati sebagai anggota masyarakat yang berharga.
Tak hanya kampanye, Loomba Fondation juga fokus melakukan pemberdayaan terhadap para janda miskin. Adapun program pemberdayaan ini meliputi pelatihan keterampilan, peralatan, dan memberikan dana untuk membantu para janda agar lebih mandiri. Dengan program tersebut, diharapkan mampu menghindarkan para janda dari praktik prostitusi dan eksploitasi anak.