Punya Tantangan Besar, Begini Curhat Para Penulis Buku Pelajaran di Solo
Secara beramai-ramai, para penulis buku pelajaran di Solo curhat soal proses penulisan buku pelajaran yang sempat jadi sorotan. Menurut mereka, menulis buku pelajaran merupakan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab dan tantangan besar mengingat pengaruhnya akan terasa bagi para siswa sekolah di seluruh Indonesia.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, biasanya guru mengajar para siswanya dibantu dengan media buku pelajaran. Buku pelajaran itu ditulis oleh para penulis yang bekerja dalam sebuah penerbitan. Berpengaruh pada ilmu yang diperoleh para siswa sekolah, para penulis buku pelajaran ini sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar.
Hal itulah yang diungkapkan para penulis buku pelajaran yang menghasilkan buku untuk penerbit PT Tiga Serangkai. Secara beramai-ramai, mereka curhat soal proses penulisan buku pelajaran yang sempat jadi sorotan. Setiap penulis juga harus mengikuti ketentuan penulisan buku yang telah ditetapkan pemerintah. Materi-materi tulisan yang menyinggung SARA atau individu tertentu jelas dilarang.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Aturannya ketat dan jelas. Kalau ada materi-materi seperti SARA dan yang lainnya pasti tidak lolos editing,” kata Prof. Djatmika, penulis buku mata pelajaran SD dan SMP, dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (8/4). Berikut selengkapnya:
Tidak Mudah
©2014 Merdeka.com
Menurut Prof. Djatmika, menjadi penulis maupun editor buku pelajaran siswa sebenarnya tidak mudah. Sebelum memulai karya, para penulis setidaknya harus punya sertifikasi dari pemerintah. Begitu pula para editor yang harus punya sertifikasi dari lembaga yang sama.
Hal lainnya, penulisan buku pelajaran para siswa bukan perkara main-main. Kualitas karya buku yang dihasilkan akan menjadi pondasi dan kunci kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Oleh karena itulah para penulis buku itu otomatis memiliki tanggung jawab yang besar.
Punya Tantangan Besar
©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani
Sementara itu, mantan penulis buku mata pelajaran Matematika, Supardjo, mengatakan bahwa penulis buku pelajaran merupakan profesi yang penuh tantangan. Oleh karena itu, para penulis selalu dituntut untuk meningkatkan kualitasnya agar materi yang disusun semakin mudah untuk dipahami peserta didik.
“Materi buku-buku yang diterbitkan akan menjadi acuan dan referensi dari jutaan anak-anak sekolah di Indonesia,” ujar pria yang pensiun dari menulis buku pelajaran pada tahun 2010 silam.
Merasa Senang
©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani
Penulis buku pelajaran Geografi, Sugiyanto, mengungkapkan bahwa dia merasa senang menjadi bagian dari penulis buku pelajaran karena turut berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia. Apalagi penerbit tempat dia bernaung, Tiga Serangkai, selama lebih dari 60 tahun telah menjadi referensi bagi jutaan siswa di Indonesia dalam menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Sebagai penulis, saya bangga sekali jika buku-buku yang kami tulis bisa diterbitkan oleh Tiga Serangkai dan melahirkan generasi top,” kata Sugiyanto dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (8/4).