Rencana di Pontianak Cuma Sehari, Kakak Beradik Asal Sragen Jadi Korban Sriwijaya Air
Pada Sabtu siang (9/1) pukul 14.40, pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 yang membawa 62 orang dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Dua orang penumpang yang ikut dalam penerbangan naas itu adalah kakak beradik asal Sragen, Jawa Tengah, Suyanto (40) dan Riyanto (32).
Pada Sabtu siang (9/1) pukul 14.40, pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Di dalam pesawat itu, ada 62 orang dengan rincian 50 penumpang dan 12 orang kru.
Dua orang penumpang yang ikut dalam penerbangan nahas itu adalah kakak beradik asal Sragen, Jawa Tengah, Suyanto (40) dan Riyanto (32). Dalam kesehariannya, Suyanto dan Riyanto bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang proyeknya banyak dilakukan di luar Jawa termasuk Pontianak.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pada saat menumpang pesawat itu, kedua kakak beradik itu rencananya terbang ke Pontianak dan berada di sana hanya sehari saja untuk menandatangani kontrak kerja. Tapi nahas, saat hendak ke sana, pesawat yang mereka tumpangi hilang kontak dan jatuh di wilayah Kepulauan Seribu.
Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu kabar terkini dari kedua kakak beradik itu. Berikut selengkapnya:
Berangkat dari Rumah
©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Dilansir dari ANTARA pada Senin (11/1), Suyanto dan Riyanto berangkat dari rumah mereka di Desa Katelan, Sragen, ke Jakarta pada tanggal 31 Desember 2020 karena harus mencari tes usap PCR sebagai persyaratan penerbangan. Rencananya, mereka akan pergi ke Pontianak pada Sabtu (9/1) karena ada tender proyek.
Menurut informasi dari pihak keluarga, Suyanto dan Riyanto seharusnya sudah terbang ke Pontianak pada pukul 07.00 dan kemudian ada penundaan karena cuaca hingga pukul 13.00. Namun keberangkatannya harus ditunda lagi hingga pukul 14.30.
“Sebelum berangkat, Suyanto sempat menghubungi istrinya, Yuni di Sragen. Namun setelah beberapa jam, dia tak memberi kabar sudah tiba di Pontianak. Pihak keluarga kemudian menanyakan pada saudaranya di Jakarta. Ternyata kemudian ada kabar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak,” kata Kunto Cahyono, Kepala Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen.
Kabar Sampai ke Sragen
Kabar tentang kakak beradik yang menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air itu akhirnya sampai ke Sragen melalui pihak kepolisian. Pihak kepolisian langsung mengecek kebenaran itu ke keluarga Suyanto. Ternyata benar, saat mau berangkat Suyanto mengirimkan foto tiket pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada istrinya.
Pihak Keluarga ke Jakarta
©2021 Istimewa
Mengetahui kejadian ini, pihak keluarga di Sragen langsung berangkat ke Jakarta pada Sabtu malam (9/1) dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta Minggu pagi (10/1). Kemudian pada Senin (11/1) pagi kedua orang tua Suyanto sudah berada di RS Bhayangkara Jakarta untuk diambil sampel tes DNA untuk mencocokkan dengan kedua anaknya.
“Pihak keluarga di Sragen masih menunggu kabar terkini, dan berharap Suyanto dan Riyanto dapat segera ditemukan,” kata Kunto Cahyono dikutip dari ANTARA.