Sambut Ramadan, Begini Keseruan Tradisi Gunungan Apem di Kulon Progo
Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ada sebuah tradisi seru bernama Gunungan Apem. Dalam acara itu, warga memperebutkan tumpukan apem setelah mereka melakukan tradisi nyadran di makam para leluhur.
Sebentar lagi Bulan Ramadan tiba. Masyarakat Jawa di berbagai tempat mulai menyambut kedatangan bulan yang suci itu dengan berbagai tradisi.
Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ada sebuah tradisi seru bernama Gunungan Apem. Dilansir dari kanal YouTube Fokus Indosiar pada Senin (28/3), tradisi adat tahunan itu akhirnya kembali digelar setelah terhenti selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Lantas seperti apa keseruan tradisi asli masyarakat Jawa itu? berikut selengkapnya:
Keseruan Tradisi Gunungan Apem
©2022 Merdeka.com
Pada Minggu (27/3) pagi, puluhan warga dari beberapa pedukuhan di Desa Giripeni, Wates, Kulon Progo, mengikuti sebuah acara kirab budaya. Berangkat dari jalan utama, mereka kemudian berjalan sejauh ratusan meter ke pemakaman setempat. Setelah itu, warga kemudian berhenti di serambi makam sementara warga melanjutkan dengan acara nyadran.
Tak hanya itu, warga juga membawa sego bungkus sederhana yang kemudian dinikmati bersama suwiran ayam yang telah dimasak oleh panitia.
“Dalam acara ini kita juga mohon pada Allah SWT semoga arwah yang telah dipanggil duluan diterima di sisi-Nya, diampuni dosa-dosanya, sementara keluarga yang ditinggal diberi kesehatan, keselamatan, serta kemurahan rezeki. Amin,” ucap Menuk, salah seorang warga yang mengikuti acara itu.
Memperebutkan Gunungan Apem
©2022 Merdeka.com
Setelah semua rangkaian acara selesai, gunungan apem selanjutnya diperebutkan warga yang telah menunggu sejak acara dimulai. Untuk kali ini, gunungan banyak diperebutkan oleh anak-anak. Tradisi itu dilakukan sebagai bentuk suka cita warga dan permohonan doa kepada ahli kubur dan ahli waris.
Dilansir dari Liputan6.com, kue apem merupakan simbol makanan yang penuh makna filosofis. Keberadaannya dipercaya sudah ada sejak zaman Wali Songo menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Kini keberadaannya dijadikan sebagai sarana silaturahmi antar warga, maupun bentuk permohonan maaf, baik kepada Sang Pencipta maupun kepada sesama.