Satu Desa di Boyolali Siapkan Rumah Angker untuk Karantina Pemudik, Ini Faktanya
Pemerintah di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali punya cara agar para pemudik nekat tidak sampai di daerahnya. Mereka menyiapkan sebuah rumah kosong yang dianggap angker sebagai tempat karantina.
Memasuki musim Lebaran, pemerintah dihadapkan pada sebuah dilema yaitu orang-orang yang nekat mudik walau sudah dilarang. Para pemudik nekat ini biasanya melakukan segala cara agar bisa sampai di kampung halaman tanpa tertahan di pos penyekatan.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali punya cara unik agar para pemudik nekat tidak sampai di daerahnya. Mereka menyiapkan sebuah rumah kosong yang dianggap angker sebagai tempat karantina.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kepala Desa Sidomulyo, Moh Sawali mengatakan, rumah angker itu sengaja dipilih sebagai tempat karantina untuk mencegah perantau mudik Lebaran mengingat pemerintah sudah memberlakukan larangan mudik. Berikut selengkapnya:
Belajar dari Pengalaman
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sawali mengatakan, pemerintah desa menerapkan kebijakan tersebut berdasarkan pengalaman di tahun 2020. Saat itu warga Kecamatan Ampel yang pertama kali terpapar COVID-19 berasal dari Desa Sidomulyo.
Oleh karena itu selain menyiapkan rumah angker, Sawali juga telah mengimbau agar warga desa yang berada di perantauan untuk tidak mudik. Jika ada yang tetap nekat mudik dan tidak bisa menunjukkan surat bebas COVID-19, maka pemerintah desa mewajibkan mereka menjalani karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah disiapkan.
“Hingga saat ini sudah ada dua orang perantau yang dikarantina di rumah angker itu,” kata Sawali dikutip dari ANTARA pada Kamis (19/4).
Pemudik Mengaku Menyesal
©2020 Merdeka.com
Sementara itu Fajar Adi Nugroho, perantau yang mudik dari Tangerang mengaku menyesal nekat pulang kampung tanpa membawa surat sehat. Hal itulah yang membuatnya harus menjalani karantina di rumah angker itu.
Walaupun sudah tahu pemerintah melarang mudik, namun dia tetap nekat mudik melalui jalan tikus pada malam hari dan berhasil lolos dari pantauan petugas.