Berawal dari Cerita Nenek Moyang, Warga Boyolali Ini Temukan Arca di Pekarangan Rumahnya
Penemuan candi itu bukan yang pertama kali di Kabupaten Boyolali. Kemungkinan masih banyak batu-batu candi yang terkubur.
Banyak peninggalan zaman dulu yang sampai sekarang masih terkubur di dalam tanah. Peninggalan-peninggalan itu tersebar di berbagai tempat, mulai dari tanah lapang, hutan belantara, hingga lahan pekarangan warga.
Pada awalnya Narno Sukamto, warga Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Boyolali, hanya penasaran dengan cerita nenek moyangnya bahwa zaman dulu terdapat sebuah candi di lahan belakang rumahnya. Ia pun kemudian memutuskan untuk menggali tanah di belakang rumahnya dan benar saja, ia menemukan patahan kaki arca, yoni, dan paralon air.
-
Bagaimana Candi Bogang ditemukan? Pada tahun 1982, saat para pekerja bangunan hendak menggali pondasi bangunan di Wonosobo, mereka menemukan sebuah arca kepala Buddha berukuran raksasa.
-
Dimana Candi Bogang ditemukan? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
-
Bagaimana Situs Candi Balekambang ditemukan? Dilansir dari Batangkab.go.id, situs itu pertama kali ditemukan saat PT Perkebunan Nusantara 9 melakukan pembersihan lahan untuk KIT Batang.
-
Kenapa Candi Boyolangu menjadi tempat keramat? Konon, candi ini merupakan tempat keramat yang selalu dikunjungi para pejabat tinggi Kerajaan Majapahit pada hari-hari tertentu.
-
Apa fungsi Candi Boyolangu? Mengutip laman Kemdikbud RI, Candi Boyolangu merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Gayatri setelah jenazahnya dibakar di lokasi lain yang berdekatan. Selain itu, candi ini juga menjadi tempat pemujaan masyarakat pendukung Gayatri.
-
Bagaimana Candi Banyunibo ditemukan? Dikutip dari Pramukadiy.or.id, Candi Banyunibo ditemukan pada tahun 1940. Saat itu semua bangunannya telah roboh.
Berikut kisah selengkapnya:
Kronologi Penemuan
Narno menemukan candi itu pada Jumat (27/9). Candi yang ditemukan adalah yoni berukuran 80x70 cm, lalu ada alas kaki arca dan paralon air yang terbuat dari gerabah.
“Waktu saya gali, batu-batu saya singkirkan, saya menemukan kaki arca. Setelah kaki arca saya temukan, badannya saya cari dan saya gali lagi. Setelah digali lagi, saya menemukan lumpang. Kata orang itu disebut yoni,” kata Narno dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (1/10).
Kemungkinan Masih Banyak yang Terkubur
Benda-benda temuan Narno kemudian dilaporkan ke Dinas Kebudayaan Kabupaten Boyolali. Laporan itu kemudian diteruskan ke BPCB Jateng. Petugas yang turun ke lapangan menduga bahwa objek yang ditemukan itu merupakan peninggalan abad ke-18. Pihaknya masih menunggu izin dari dinas untuk menggali lebih luas lagi untuk mengetahui apakah masih ada peninggalan arkeologis di tempat itu.
“Kita masih menunggu izin dari Dinas Kebudayaan untuk melakukan pencarian badan arca itu. Dilihat dari strukturnya, kemungkinan masih banyak potongan-potongan candi yang terkubur di tempat ini,” kata Wiranto, Ketua Pemuda Desa Ringinlarik.
Bukan yang Pertama
Penemuan potongan candi di Boyolali bukanlah hal yang baru. Pada tahun 2016 lalu, ditemukan sebuah arca batu bersejarah pada sebuah ladang di Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Arca itu ditemukan oleh seorang warga bernama Sutardiyanto saat ia hendak mengambil tanah di ladang untuk membuat batu bata.
Ia mengatakan bahwa saat pertama kali melihatnya, batu itu menyerupai patung. Setelah digali dengan hati-hati dan mengangkatnya dengan bantuan masyarakat sekitar, ternyata batu itu merupakan sebuah arca bersejarah.
“Saya kemudian membersihkan arca itu, lalu memberitahu pada Ketua RT dan dilanjutkan Kepala Desa dan petugas Polsek Teras. Saya siap kalau arca itu akan diambil untuk diteliti oleh petugas dari BCB,” kata Sutardiyanto, pada waktu itu, dilansir dari ANTARA.