Sederet Nama Budayawan Betawi Ini Resmi jadi Nama Jalan di Jakarta, Ini 4 Faktanya
Beberapa tokoh yang dijadikan nama jalan adalah Mpok Nori, Haji Bokir. Lalu, seperti apa deretan fakta mengenai perubahan tersebut? Simak!
Pada Senin (20/6) lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan resmi mengubah 22 nama jalan. Momen itu berlangsung di Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Nama-nama jalan baru itu diambil oleh Anies dari tokoh-tokoh budayawan Betawi. Menurutnya, berbagai jalan, gedung dan area yang dinamai itu akan menjadi monumen kehadiran mereka.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Apa ciri khas dari pantun Betawi? Pantun Betawi memiliki ciri khas yang spontan, blak-blakan, dan lucu.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Mengapa kue talam Betawi punya banyak warna? Warna tersebut datangnya dari bahan alami, seperti unsur buah dan daun pandan yang bisa mengeluarkan warna hijau pekat.Kemudian ada juga kue talam yang berwarna ungu dan berasal dari ubi jalar dengan warna serupa.
-
Benteng Romawi seperti apa yang ditemukan di Timur Tengah? Berdasarkan foto-foto satelit ini, para peneliti menemukan sebagian besar benteng Romawi ini tampaknya telah terabaikan selama ribuan tahun.
-
Apa saja pantangan yang diyakini orang Betawi? Masyarakat Betawi di seputaran Jakarta masih meyakini adanya pantangan sebagai sebuah pedoman hidup.
Beberapa tokoh yang dijadikan nama jalan adalah Mpok Nori, Haji Bokir. Lalu, seperti apa deretan fakta mengenai perubahan tersebut? Simak!
Apresiasi
Sumber Foto : Liputan6.com.
Salah satu alasan mengapa Anies mengubah nama jalan tersebut adalah ia ingin nama-nama budayawan tersebut selalu dikenang. Maka dengan begitu, ia sangat mengapresiasi nama-nama tersebut disematkan di jalan, area penting, hingga gedung di Jakarta.
"Sebagaimana dalam hadist dikatakan sebaik manusia adalah yang bermanfaat pada sesama. Kita kenang ingat hidupnya dihibahkan untuk kemajuan. Ada yang sudah dikenang sebagai pahlawan nasional ada pula yang belum dicatat sebagai pahlawan nasional," kata Anies seperti yang dilansir dari Liputan6.com.
Bertepatan dengan HUT Jakarta
Ig - Engkar Nori
Momen diubahnya jalan-jalan di Jakarta itu bertepatan dengan HUT Jakarta. Dengan dijadikannya nama budayawan menjadi nama jalan, gedung dan area penting maka Jakarta sudah otomatis menjadi sebuah museum.
Dari Mpok Nori hingga Haji Bokir
Sumber Foto : Liputan6.com.
Puluhan nama jalan yang diresmikan Anies itu diambil dari nama tokoh-tokoh Betawi, seperti komedian Mpok Nori dan Haji Bokir. Beberapa hari lalu, Engkar selaku perwakilan keluarga Mpok Nori mengucapkan rasa terima kasihnya atas apresiasi yang diberikan untuk mendiang ibunya.
“Alhamdulillah saya mewakili keluarga besar Almh. Ma' aji Nori. Mengucapkan terima kasih banyak kepada Gubernur Dki Jakarta bpk @aniesbaswedan beserta jajarannya, Dinas Bina Marga Dki Jakarta, dan Dinas Kebudayaan Dki Jakarta Bpk @imot_wardhana beserta staff dan jajarannya,” tulis Engkar di akun Instagram pribadinya.
Daftar Nama
1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya)
2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya)
3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus)
4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede)
5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu)
6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat)
7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat)
8. Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur)
9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya)
10. Jalan KH. Guru Amin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara)
11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya)
12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5)
13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)
14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76)
15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara)
16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan)
17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII)
18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke)
19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat)
20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya)
21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang)
22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang)
Tak hanya jalan saja, diresmikan juga lima area dan dua gedung. Adapun area yang diresmikan terdiri dari Kampung M.H. Thamrin dan Kampung KH Noer Ali.
Kemudian ada Kampung Abdulrahman Saleh, Kampung Ismail Marzuki, dan Kampung Zona Embrio. Lalu untuk gedung, ada Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur) dan Gedung H Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan).