Intip Sejarah Candi Ijo, Bangunan Situs Peninggalan di Jogja yang Kini Viral
Berikut sejarah Candi Ijo di Yogyakarta yang tengah viral. Candi Ijo menyimpan banyak cerita masa lalu.
Sebuah video viral dari akun TikTok zanzabellaa_ memperlihatkan seorang wanita menyampaikan curahan hatinya atas perlakuan tidak mengenakkan yang baru saja ia alami. Dalam video itu, wanita yang diketahui merupakan aktivis Tengku Zanzabella itu mengatakan bahwa ia datang ke Candi Ijo pada pukul 6 sore untuk melakukan sembahyang.
Namun kedatangannya ditolak oleh petugas candi. Selain mengatakan bahwa kawasan Candi Ijo sudah ditutup untuk wisatawan, petugas itu mengatakan bahwa candi itu bukan rumah ibadah. Zanzabella menjelaskan kalau ia adalah umat Hindu yang ingin melakukan ibadah di situs lingga yoni yang ada di candi tersebut.
-
Di mana Candi Jabung terletak? Candi Jabung terletak di Desa Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
-
Di mana Candi Jabung berada? Candi yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ini dikenal dengan nama Candi Jabung.
-
Mengapa Candi Kayen penting? Dari penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun itu, terungkaplah bahwa candi tersebut punya nilai arkeologi dan sejarah yang cukup tinggi.
-
Apa yang digambarkan Candi Tingkip? Orang zaman dahulu menganggap jika Candi Tingkip ini digambarkan sebagai replika Gunung Meru. Kemudian, di sekeliling candi terdapat aliran sungai yang disimbolkan sebagai sebuah samudra yang memutarinya.
-
Siapa yang diabadikan di Candi Jabung? Berdasarkan Kitab Pararaton, Candi Jabung dibangun sebagai pendarmaan terhadap seorang perempuan bernama Bhra Gundal.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
Kelakuan petugas candi membuat Zanzabella makin kesal saat ia menganggap dupa yang ia bawa merupakan sampah. Zanzabella merasa dilecehkan karena Candi Ijo sendiri merupakan peninggalan agama Hindu.
“Seharusnya mereka memberi tahu kepada wisatawan bahwa candi itu merupakan peninggalan sejarah Hindu di abad ke 9-10. Bukan malah tidak menuliskan sejarah. Karena kalau wisatawan tidak tahu apa itu Candi Ijo dan arca-arca yang ada di sana, berarti orang datang ke sana hanya untuk foto-foto, berpacaran, itu melecehkan umat Hindu. Harus dituliskan dulu sejarahnya. Sehingga orang datang ke sana dengan pengetahuan yang cukup,” kata Zanzabella dalam video itu. Terlepas dari viralnya permasalahan ini, sejarah Candi Ijo menarik untuk dikulik.
Sejarah Candi Ijo
©kemdikbud.go.id
Berdasarkan kesimpulan peneliti dari temuan arca-arca di sana, Candi Ijo merupakan candi dengan latar belakang agama Hindu. Candi Ijo diperkirakan dibangun sekitar tahun 850-900 Masehi. Bila dihubungkan dengan masa pemerintahan raja Kerajaan Mataram Kuno, maka candi itu dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi.
Candi Ijo ditemukan pertama kali oleh H.E Dorrepaal pada tahun 1886. Setelah Dorrepaal, orang asing berikutnya yang meneliti Candi Ijo adalah C.A Rosemeir. Ia menemukan tiga buah arca batu serta lingga yoni di bilik candi induk. Ketiga arca batu tersebut adalah arca Ganesha, arca Siwa, serta sebuah arca tanpa kepala bertangan empat yang satu di antaranya membawa cakra.
Selain itu, pada penggalian yang dilakukan pada sumuran candi induk, ditemukan lembaran emas bertulis, cincin emas, batu merjan, dan sejenis biji-bijian.
Upaya Pelestarian Candi Ijo
©kemdikbud.go.id
Penelitian terhadap Candi Ijo dilakukan oleh bangsa Indonesia melalui Dinas Purbakala mulai tahun 1958. Pemugarannya dimulai dengan sasaran candi induk yang selesai pada tahun 1997. Pada tahun 1998, penelitiannya difokuskan pada tiga buah candi perwara. Pemugarannya berlangsung antara tahun 2000-2003.
Upaya pelestarian Candi Ijo terus berlanjut dengan memugar pagar teras XI pada tahun 2005 sampai 2009. Pemugaran dilanjutkan pada Candi K dan Batur L pada tahun 2011, pemugaran Candi F pada tahun 2015, pemugaran talud teras XI tahun 2012, 2013, 2016, dan 2019, serta pemugaran pagar teras VIII pada tahun 2017.
Pemugaran beberapa struktur di kompleks Candi Ijo terus berlanjut hingga sekarang mengingat masih banyaknya temuan struktur yang masih dalam kondisi utuh.