Fakta Menarik Candi Gana di Klaten, Letaknya Tersembunyi di Antara Rumah Penduduk
Pada awalnya, candi ini bernama Candi Asu karena banyak ditemukan anjing di sekitar candi.
Pada awalnya, candi ini bernama Candi Asu karena banyak ditemukan anjing di sekitar candi.
Fakta Menarik Candi Gana di Klaten, Letaknya Tersembunyi di Antara Rumah Penduduk
Daerah di sekitar kompleks Candi Prambanan memang memiliki banyak candi, sebut saja Candi Sojiwan, Candi Plaosan, Candi Sewu, Candi Kalasan, dan masih banyak lagi.
Di antara banyaknya candi-candi megah itu, sebenarnya masih ada candi-candi lain yang letaknya cukup tersembunyi.
-
Dimana Candi Mendut berada? Mengutip YouTube Asisi Channel, Candi Mendut segaris lurus dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur.
-
Dimana letak Candi Penataran? Candi yang terletak di Desa Penataran, Kabupaten Blitar ini dikenal sebagai candi termegah dan terluas di Jawa Timur.
-
Apa yang ditemukan di Candi Pataan? Tak jauh dari Prasasti Sumbersari, terdapat Candi Pataan. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga yang terdiri dari satu candi induk dan dua candi pengapit.
-
Kenapa Desa Candi Kuning terkenal? Desa Candi Kuning adalah sebuah desa yang terletak di sekitar Tabanan, Bali. Desa ini terkenal karena menjadi spot Pura Ulun Danu di Danau Bratan dan memiliki panorama desa yang asri dan indah.
-
Dimana letak Candi Simbatan? Candi yang akrab dengan sebutan petirtaan Dewi Sri itu tepatnya berlokasi di Desa Simbatan Kecamatan Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur.
-
Apa yang ditemukan di Candi Kayen? Dari penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun itu, terungkaplah bahwa candi tersebut punya nilai arkeologi dan sejarah yang cukup tinggi.
Salah satu candi yang letaknya tersembunyi adalah Candi Gana. Candi Gana merupakan candi bercorak agama Buddha yang terletak di Dusun Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Pada awalnya, candi ini bernama Candi Asu. Dalam bahasa Jawa, “Asu” sendiri artinya “anjing”. Pada saat sebelum dipugar, banyak ditemukan anjing di sekitar candi itu. Namanya kemudian berubah menjadi “Candi Gana” karena banyak ditemukan hiasan gana atau orang kerdil di candi itu.
Penamaan “Candi Asu” sendiri sudah terjadi sejak masa penjajahan Belanda pada abad ke-19. Bahkan catatan kolonial Belanda menulis candi itu dengan nama “Tjandi Assoe”.
Penyebutan “Candi Asu” sendiri telah melekat secara turun-temurun. Hingga sekarang, masyarakat sekitar mengenal candi itu dengan sebutan “Candi Asu”, bukan “Candi Gana”.
Selain motif “orang kerdil”, di candi itu terdapat hiasan motif lain seperti motif bunga dan sulur. Di bagian tengahnya terdapat struktur pintu masuk tetapi sudah tidak utuh lagi.
Dikutip dari Liputan6.com, Candi Gana kadang sulit ditemukan karena tidak terlihat menjulang. Candi ini justru tenggelam di antara bangunan rumah penduduk yang mengepungnya.
Pada zaman dahulu, banyak masyarakat yang mengira banyak emas yang tersimpan di dalam candi. Saat bangunan candi itu roboh, bangunan candi itu dibongkar hingga berserakan batu-batuan penyusunnya.
Berada pada ketinggian 163 meter di atas permukaan laut, candi ini hanya terdiri dari satu bangunan tunggal. Tangga candi berada di sebelah barat, sehingga dapat dikatakan bahwa candi ini menghadap ke barat.
Dasar candi berbentuk segi empat dan diberi langkan. Sampai saat ini Candi Gana belum diekskavasi dan dipugar dan diperkirakan masih ada bangunan candi yang berada di bawah rumah-rumah penduduk.