Siswa SMP Ini Rela Bekerja Sebagai Kuli Bangunan, Alasannya Bikin Haru
Catur Febriyanto, siswa kelas 7 Mts asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sudah harus menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai kuli bangunan. Selain itu, dia menggunakan upah dari pekerjaannya untuk membeli HP agar bisa mengikuti kegiatan belajar daring.
Kondisi hidup tiap orang berbeda-beda. Kadang nasib membuat seseorang bekerja lebih keras dari pada orang lainnya untuk bisa tetap bertahan hidup. Ada pula yang sejak kecil sudah merasakan kerasnya kehidupan.
Hidup seperti itulah yang harus dijalani Catur Febriyanto, siswa kelas 7 Mts asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di samping sekolah, dia ikut bekerja dalam proyek pembangunan rumah milik tetangganya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pekerjaan itu harus ia lakukan agar bisa membeli ponsel sendiri. Ponsel itu rencananya akan dia gunakan untuk pembelajaran daring. Berikut selengkapnya:
Tulang Punggung Keluarga
©2020 Merdeka.com
Catur harus menjadi tulang punggung keluarga saat usianya masih menjelang remaja. Ayahnya yang sudah berusia lanjut hanya bekerja serabutan. Sementara ibunya tidak bekerja.
Setiap harinya, Catur diberi upah Rp50 ribu untuk pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Uang itu digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari keluarganya.
Ingin Bisa Belajar Daring
©2020 Merdeka.com
Situasi yang menimpa Catur kemudian terdengar sampai Bupati Grobogan. Dia kemudian mengutus Amin Hidayat, kepala dinas Kabupaten Grobogan, untuk mendatangi Catur.
Di lokasi pembangunan rumah tempat dirinya bekerja yang berada di Desa Karangrejo, Kecamatan Grobogan, Catur diajak bicara oleh Amin mengenai keinginannya untuk membeli ponsel. Ternyata ia ingin membeli ponsel agar bisa mengikuti kegiatan belajar daring seperti teman-teman lainnya.
“Catur bilang dia akan terus bekerja sampai bisa membeli handphone. Saya kemudian mengajaknya pergi untuk membeli handphone. Tapi syaratnya Catur tidak boleh bekerja kembali sebagai kuli bangunan dan harus fokus belajar secara daring,” kata Amin Hidayat dikutip dari Liputan6.com pada Senin (10/8).
Senang Dapat HP Baru
©2020 Merdeka.com
Setelah mendengar alasan Catur, Amin mengajaknya ke toko ponsel untuk membeli HP. Di sana, Catur memilih HP yang dijual dengan harga Rp 1,9 juta. HP itu kemudian dibayar oleh Amin.
Tak hanya itu, dia juga dibelikan kuota internet. Catur merasa Bahagia karena akhirnya ia memiliki HP sendiri.
“Senang bisa pilih HP sendiri jadi bisa belajar kapanpun dan tidak usah nunggu mbak pulang kerja baru bisa pinjam HP. Uang saya baru terkumpul Rp150 ribu. Diparingi HP rasane seneng,” kata Catur dengan wajah yang sumringah.
Carikan Solusi Bagi Siswa yang Tidak Bisa Belajar Daring
Setelah tiba di rumahnya, ternyata Catur telah ditunggu oleh Ali Mahfud, kepala sekolah Mts Yarobi, tempat dia menempuh pendidikan. Ketika diwawancara dia berjanji akan mencarikan solusi bagi para siswanya yang tidak bisa belajar secara daring.
“Kita akan mencarikan solusi bagi siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran secara daring. Di antaranya, kami akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa untuk memberikan pembelajaran pada mereka yang memiliki kendala belajar daring,” ungkap Ali Mahfud dikutip dari Liputan6.com pada Senin (10/8).