Sudah Berusia Ratusan Tahun, Begini Cara Kerja Jam Matahari di Masjid Agung Solo
Di Solo, ada sebuah peninggalan nenek moyang berupa jam matahari. Jam kuno ini merupakan peninggalan masa pemerintahan Pakubuwono VIII (1858-1861). Pada masanya, jam ini digunakan sebagai penanda waktu salat. Walau usianya sudah dua abad lebih, namun sampai saat ini jam itu masih terawat baik.
Zaman sekarang adalah eranya teknologi modern. Segala hal serba digital. Namun bukan berarti teknologi yang berasal dari masa lalu terlupakan begitu saja. Masih ada usaha-usaha untuk melestarikan benda-benda kuno peninggalan nenek moyang.
Di Solo, ada sebuah peninggalan nenek moyang berupa jam matahari. Jam kuno ini merupakan peninggalan masa pemerintahan Pakubuwono VIII (1858-1861). Pada masanya, jam ini digunakan sebagai penanda waktu salat. Walau usianya sudah dua abad lebih, namun sampai saat ini jam itu masih terawat baik.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu bagaimana cara kerjanya? Berikut selengkapnya:
Cara Kerja Jam Matahari
©YouTube/tvMu Channel
Jam matahari bekerja sama sekali tanpa bantuan mesin. Cara kerjanya hanya mengandalkan pancaran dan peredaran cahaya matahari.
Bayangan garis yang dihasilkan dari potongan besi serta angka-angka yang terdapat pada lempengan besi di bawah busur menjadi panduan umat muslim dalam menentukan waktu salat.
“Memang fungsinya ini hanya untuk waktu dhuhur dan ashar saja karena ada matahari. Kalau untuk subuh, maghrib, dan isya tidak berfungsi. Kalau sampai saat ini dikonversi ke jam imsakiyah masih berfungsi. Karena matahari dulu kan sama bayangannya,” kata Abdul Basyid, pengurus Masjid Agung Solo, dikutip dari ANTARA.
Jadi Daya Tarik
©YouTube/tvMu Channel
Keberadaan jam matahari itu menjadi daya tarik masyarakat dan jamaah masjid. Saat berkunjung ke masjid, sesekali jamaah maupun wisatawan menengok jam tersebut untuk mengetahui fungsinya dan cara kerjanya.
“Saya tertarik ya. Apalagi jam matahari ini kan nggak ada di setiap masjid ya. Ini sangat bagus sekali terutama untuk edukasi kita, bagaimana sih waktu zamannya raja-raja dulu menentukan kapan waktu salat, terutama salat dhuhur dan ashar,” kata Reyma Pramista, salah satu jamaah masjid.