Tak Ingin Jadi Beban, Ini Kisah Inspiratif Difabel Bantul Jadi Pengusaha Wastafel
Karena terkena sengatan arus listrik bertegangan tinggi, tangan kanan Beni harus diamputasi. Menghadapi kenyataan itu Beni tidak menyerah menjalani hidup. Kini Ia tetap bisa menyambung hidup dengan menjadi seorang pengusaha wastafel.
Hidup tidak selamanya berjalan mulus. Terkadang di tengah jalan seseorang harus menghadapi kejadian yang tidak diduga-duga. Seketika membuat hidupnya berubah drastis.
Hal itulah yang harus dialami Beni Agus Prasetyo, pria asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena terkena sengatan arus listrik bertegangan tinggi, tangan kanan Beni harus rela diamputasi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kehilangan tangan kanannya, membuat Beni tidak bisa lagi bekerja seperti sebelumnya. Menghadapi kenyataan itu, Beni tidak menyerah menjalani hidup. Kini, Ia tetap bisa menyambung hidup dengan menjadi seorang pengusaha wastafel. Berikut kisah selengkapnya:
Diajak Bisnis Wastafel
©YouTube/Liputan6 SCTV
Menerima kenyataan bahwa tangan kanannya diamputasi, hari demi hari Beni menyadari bahwa dia tidak bisa terus berdiam diri. Apalagi di masa pandemi, pertumbuhan ekonomi makin tidak pasti. Tapi kemudian ada seorang temannya yang mengajak Beni untuk berbisnis wastafel untuk penanganan COVID-19.
“Sebenarnya sudah banyak produsen yang sama. Cuma kita usahakan selalu mempertahankan kualitas, dalam artian kita berikan harga yang sama, tapi dengan kualitas yang tentunya lebih baik,” kata Beni dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV pada Senin (20/9).
Ajak Tetangga Bekerja Sama
©YouTube/Liputan6 SCTV
Hari demi hari, makin banyak tetangga Beni yang tidak bekerja karena terdampak pandemi. Oleh karena itu, Ia mengajak para tetangganya yang menganggur itu untuk bekerja sama membuat wastafel. Seiring waktu, banyak permintaan produksi wastafel datang baik dari instansi pemerintah, sekolah, maupun hotel-hotel.
“Dulu saya kerja di percetakan. Terus sempat bangkrut. Terus saya ikut teman dagang sangkar sama burung. Selama pandemi ini memang penjualan agak susah. Terus diajak Mas Beni yang masih saudara. Alhamdulillah penghasilan lumayan, bisa buat jajan anak, bisa buat biaya sekolah juga,” kata Budi Irawan, salah seorang karyawan Beni.
Ingin Berguna Bagi Orang Lain
©YouTube/Liputan6 SCTV
Bagi Beni, walau hidup dengan keterbatasan, namun Ia masih diberi kesempatan untuk hidup. Oleh karena itu dia tetap ingin berguna bagi orang-orang di sekitarnya dan tak ingin terus berdiam diri meratapi nasib.
“Bagi saya, yang penting sekarang saya harus bergerak. Masalah hasil, masalah rencana ke depannya seperti apa, saya pasrahkan sama yang di Atas saja,” kata Beni