Tayub Blora Tampil Memukau di Puro Mangkunegaran, Ini 4 Potretnya
Jumat (17/3), sebanyak 10 orang penari dengan kostum bernuansa hijau kuning tampil memukau membawakan kesenian Tayub Blora di depan keluarga Gusti Mangkunegara X dan para tamu undangan. mereka tak hanya memperagakan sebuah tarian, namun juga mengekspresikan segala bentuk semangat, kekompakan, serta senyuman hangat.
Jumat (17/3), sebanyak 10 orang penari dengan kostum bernuansa hijau kuning tampil memukau di depan keluarga Gusti Mangkunegara X dan para tamu undangan. Melalui gerakan tubuh yang terlatih, mereka tak hanya memperagakan sebuah tarian, namun juga mengekspresikan segala bentuk semangat, kekompakan, serta senyuman hangat.
Pada kesempatan itu, mereka membawakan kesenian Tayub Blora. Atas penampilan yang beda dan atraktif, Mangkunegara X, Gusti Bhre Sudjiwo, memberikan tepuk tangan beserta ibu dan kakaknya.
Lantas seperti apa keseruan acara itu? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Terasa Berbeda
©Instagram/@ariefrohman838
Bagi Gusti Bhre Sudjiwo, tarian Tayub Blora terasa berbeda dibanding tari-tari lainnya. Dalam acara berdirinya Praja Mangkunegaran yang ke-266 itu, delegasi kesenian dari daerah juga diundang tampil. Selain kesenian Tayub Blora juga ada kesenian Tari Karang Kumandang dari Karanganyar.
Usai penampilan itu, Gusti Bhre berkenan mengajak foto bersama Bupati Blora, Arief Rahman beserta tim Tari Tayub Blora. Ia sangat senang dan mengapresiasi tarian itu yang baru pertama kali ditampilkan di Mangkunegaran.
Budaya yang Dinamis
©Instagram/@ariefrohman838
Gusti Bhre mengatakan bahwa Tayub Blora merupakan kesenian yang luar biasa. Menurutnya tarian itu begitu dinamis mengikuti kemajuan teknologi.
“Tariannya sangat menarik dan menghibur. Maturnuwun sanget Pak Bupati dan tim yang sampun kersa rawuh. Semoga kesenian kebudayaan Blora bisa terus lestari. Mangkunegaran siap untuk menjadi mitra pemajuan seni budaya,” ucap Gusti Bhre dikutip dari Jatengprov.go.id pada Senin (20/3).
Tanggapan Bupati Blora
©Instagram/@ariefrohman838
Sementara itu Bupati Blora Arief Rohman mengucapkan terima kasih kepada Gusti Bhre atas undangan dan kesempatan yang diberikan. Ia merasa bangga dan berharap kesenian Tayub bisa tampil di acara internasional suatu hari nanti.
“Kami juga ingin kembali menggelar event kesenian, budaya, dan kuliner Blora di Jakarta. Sedang disiapkan konsepnya. Cita-cita besar kami adalah seni budaya Blora bisa tampil di Istana Negara saat HUT RI,” ungkap Arief Rohman.
Senang Sekali
©Instagram/@ariefrohman838
Penari Tayub Blora, Septiya Rizqi Umami, mengaku senang bisa tampil mengenalkan tarian khas Blora di depan keluarga Mangkunegaran. Ia pun mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
“Sebagai warga dan penari asli Blora, saya dan teman-teman merasa senang sekali bisa tampil di Mangkunegaran. Maturnuwun sanget atas kesempatannya. Maturnuwun Pak Bupati yang telah mengajak Sanggar LKP Merpati Blora,” kata Rizqi dikutip dari Jatengprov.go.id.