Tren Covid-19 di Jateng Alami Penurunan, Ini Penjelasan Gubernur Ganjar Pranowo
Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, tren kasus positif COVID-19 mengalami penurunan. Dia melihat hal itu dari tenda-tenda darurat rumah sakit yang mulai dibongkar. Walau begitu, kondisi COVID-19 di sana belum dapat dikatakan baik.
Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia masih tergolong tinggi. Walau begitu, di wilayah Provinsi Jawa Tengah, tren kasus positif COVID-19 mengalami penurunan. Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, hal itu terlihat dari tenda-tenda darurat rumah sakit yang mulai dibongkar.
“Saya senang dapat laporan tenda-tenda rumah sakit sudah dibongkar. Hari ini tenda di Rumah Sakit Tugurejo sudah dibongkar, BOR juga sudah aman. Tapi saya katakan jangan lengah dan tetap disiplin tinggi,” kata Ganjar dikutip dari ANTARA pada Senin (2/8).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dia menambahkan, walau tren-nya mengalami penurunan, namun kondisi COVID-19 di tempat itu belum dikatakan membaik. Berikut selengkapnya:
Sempat Tertinggi Nasional
©2021 Merdeka.com
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berkomentar soal berita yang menyatakan bahwa kasus COVID-19 di Jawa Tengah sempat tertinggi se-Nasional. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh data lama yang ‘delay’ dan baru dimasukkan pada saat pelaporan. Ganjar menyebutnya dengan istilah “data injek”.
“Maka data dari Jateng lebih tinggi dari pusat. Yang terjadi adalah, setelah data itu diklarifikasi, biasanya dari pusat dimasukkan. Itulah yang kita sebut data injek. Jadi disuntikkan karena dulu belum sempat dimasukkan. Itulah yang terjadi sehingga kadang-kadang datanya seperti itu,” kata Ganjar dikutip dari ANTARA.
Data Soal Vaksin
©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Selain soal data penambahan kasus COVID-19, Ganjar juga menyoroti data-data lain seperti data kematian, data kesembuhan, serta data vaksinasi di beberapa kabupaten/kota yang belum diinput. Oleh karena itu, Ganjar melihat ada ketidaksesuaian antara informasi di lapangan dengan data dari sistem.
Tadi di rapat ada kasus, ternyata vaksin di beberapa kabupaten/kota masih banyak. Di aplikasi Smile itu masih banyak, kok mereka bilang sudah habis. Jangan-jangan sudah disuntikkan tapi belum diinput. Atau jangan-jangan belum disuntikkan sama sekali,” duga Ganjar.
Penurunan BOR
©2020 REUTERS/David W Cerny
Selain itu, Pejabat Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo menambahkan telah terjadi penurunan “case positifity rate” dari minggu ke minggu. Pada minggu ke-29 lalu, “case positifity rate” Jateng sebanyak 38,18 persen dan turun pada minggu ke-30 ini menjadi 31,15 persen.
“Untuk BOR juga mengalami penurunan. BOR ICU saat ini sebesar 70,42 persen, turun dari minggu sebelumnya yang mencapai 76,02 persen. BOR isolasi juga menurun. Dari 66,89 persen pada minggu ke-29 turun jadi 54,67 persen di minggu ke-30 ini,” kata Prasetyo dikutip dari ANTARA pada Senin (2/8).