5 Keutamaan Kurban Iduladha bagi Umat Muslim, Bantu Tingkatkan Ketakwaan
Kata kurban berasal dari bahasa Arab yang artinya dekat atau sangat dekat. Sedangkan menurut istilah syara', kurban adalah binatang ternak yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut ulasan selengkapnya mengenai hari raya Iduladha beserta keutamaan kurban Iduladha.
Kata kurban berasal dari bahasa Arab yang artinya dekat atau sangat dekat. Sedangkan menurut istilah syara', kurban adalah binatang ternak yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada hari Adha, tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari Tasyriq (tanggal 11,12,dan 13 Dzulhijjah).
Kurban atau udhiyyah jamak dari dhahiyyah adalah penyembelihan hewan di pagi hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kurban yang pertama, yaitu persembahan kepada Tuhan seperti biri-biri, sapi, unta, yang disembelih pada Hari Lebaran Haji, dan yang kedua adalah pujaan atau persembahan kepada dewa-dewa.
-
Kenapa Idul Adha disebut sebagai Hari Raya Kurban? Idul Adha juga disebut sebagai Hari Raya Kurban, karena pada hari itu umat Islam yang mampu diwajibkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Apa yang diperintahkan Allah kepada umat Muslim yang berkurban terkait dengan daging kurban? Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan umat Muslim yang berkurban untuk mengonsumsi sebagian dari daging kurban yang disembelih.
-
Apa yang dimaksud dengan 'pengorbanan' dalam konteks Idul Adha? Idul Adha adalah momen untuk mempererat silaturahmi dan persaudaraan. Mari kita teladani ketulusan dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail. Idul Adha mengingatkan kita akan pentingnya memberi dan berbagi.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kapan sapi kurban itu mengamuk? Peristiwa sapi kurban mengamuk di Yogyakarta terjadi pada Kamis (29/6).
Terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mengemukakan tentang kurban. Salah satu di antaranya adalah surat Al-Kautsar ayat 1-2 yang artinya;"Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berqurbanlah."
Ayat ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus diniatkan hanya untuk Allah SWT, begitupun dalam melaksanakan kurban harus diniatkan hanya untuk-Nya. Berikut ulasan selengkapnya mengenai hari raya Iduladha beserta keutamaan kurban Iduladha yang patut Anda ketahui dikutip dari liputan6.com.
Dalil-Dalil dari Hadist Tentang Kurban
Terdapat banyak hadits-hadits Nabi SAW yang mengemukakan tentang kurban, di antaranya;
- Hadits Riwayat Imam Bukhari dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09 dengan Nomor Hadits 5119 yang artinya;
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Zubaid Al Iyyami dari As Sya'bi dari Al Barra' ra dia berkata Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukkan pada hari ini (Idul Adha) adalah mengerjakan shalat kemudian pulang dan menyembelih binatang qurban, barangsiapa melakukan hal itu maka dia telah bertindak sesuai sunnah kita dan barangsiapa menyembelih binatang qurban sebelum (shalat Ied) maka sembelihannya itu hanya berupa daging yang ia berikan kepada keluarganya, tidak ada hubungannya dengan ibadah qurban sedikitpun.” Lalu Abu Burdah bin Niyar berdiri seraya berkata: ”Sesungguhnya aku masih memiliki jadz'ah (anak kambing yang berusia dua tahun)" maka beliau bersabda: “Sembelihlah, namun hal itu tidak untuk orang lain setelahmu.” Muttharif berkata: dari Amir dan Al-Barra bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menyembelih (hewan qurban) setelah shalat (ied) maka ibadah qurbannya telah sempurna dan dia telah melaksanakan sunnah kaum muslimin dengan tepat."
- Hadits Riwayat Imam Muslim dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, No Hadits 3655 yang artinya:
"Dan telah menceritakan kepadaku Hajjaj bin Sya'ir telah menceritakan kepadaku Yahya bin Katsir Al-Anbari Abu Ghassan telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Malik bin Anas dari Umar bin Muslim dari Sa'id bin Musayyab dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda: ”Jika kalian telah melihat hilal sepuluh Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian hendak berqurban, hendaknya ia tidak mencukur rambut dan tidak memotong kuku terlebih dahulu.” Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam Al Hasyimi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Jafar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Malik bin Anas dari Umar atau Amru bin Muslim dengan sanad ini, seperti hadits tersebut.”
- Hadits riwayat Imam Abu Daud dalam Sunan Abu Daud dalam Kitab Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, No Hadits 3114 yang artiya:
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ayyasy dari Abdurrahman Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa memiliki keleluasaan (untuk berkurban) namun tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami."
- Hadits Riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim dalam Kitab Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, No Hadits 3635 yang artinya:
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Qatadah dari Anas dia berkata; "Nabi shallallahu'alaihi wasallam pernah berqurban dengan dua domba putih yang bertanduk, beliau menyembelih dengan tangannya sendiri sambil menyebut (Nama Allah) dan bertakbir, dengan meletakkan kaki beliau dekat pangkal leher domba tersebut."
Jika dilihat dari dalil-dalil di atas, nampak bahwa Allah SWT memang jelas memerintahkan manusia sebagai umatnya untuk melaksanakan kurban dengan menjanjikan ganjaran yang besar bagi orang yang melaksanakannya.
Rasulullah SAW pun pernah melaksanakan ibadah kurban dengan memotong sendiri hewan yang beliau kurbankan sesuai dengan kriteria hewan kurban. Pelaksanaan kurban tersebut masih terus dilakukan sampai saat ini setiap tahunnya sebagai sunnah Rasulullah SAW.
Syarat-Syarat Berqurban
Ada beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah kurban antara lain:
1. Hewan yang hendak dijadikan kurban harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun syarat-syarat hewan yang boleh dijadikan hewan kurban, yaitu:
- Hewan tersebut harus dalam keadaan sehat.
- Hewan yang hendak dijadikan kurban harus berupa hewan ternak seperti sapi, unta, kambing baik berupa kambing lokal maupun kambing domba (kibasy).
2. Hewan yang akan dikurbankan tidak boleh memiliki cacat. Adapun yang dimaksud cacat disini mencakup beberapa hal, yaitu:
- Salah satu matanya buta atau yang sangat jelas menunjukkan kebutaan.
- Hewan tersebut pincang atau tidak mampu berjalan normal seperti hewan lain yang sehat.
- Tubuh hewan tersebut kurus sehingga tulangnya tidak bersumsum.
- Hewan tersebut sakit dan tampak jelas penyakitnya, seperti penyakit kudis yang terlihat jelas penyakitnya.
Keutamaan Qurban Idul Adha
Allah SWT telah menjanjikan beberapa keutamaan bagi umat Muslim yang menunaikan ibadah kurban, di antaranya adalah:
1. Dihapuskan dosa dan salahnya.
Rasulullah SAW, bersabda kepada anaknya, Fatimah, ketika beliau ingin menyembelih hewan qurban. ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah SWT, Tuhan Alam Semesta.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).
2. Hewan kurbannya akan menjadi saksi amal ibadah di hari kiamat nanti.
Dari Aisyah, Rasulullah SAW, bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih dicintai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduktanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah (sebagai qurban) di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi).
3. Orang yang berkurban dicintai Allah.
Bersumber dari hadist pada poin tersebut di atas, berkurban termasuk amalan yang dicintai Allah. Itu berarti bahwa setiap hamba yang melaksanakannya akan memperoleh kecintaan dari-Nya.
4. Orang berkurban dikuatkan keimanannya.
Dengan berkurban, setiap mukmin dapat mengingat kembali bagaimana kecintaan Nabi Ibrahim dan kesabaran Nabi Ismail dalam memenuhi perintah Allah. Kisah ini dijadikan sebagai teladan bagi mereka untuk memperkuat imannya kepada Allah.
5. Orang berkurban dibalas dengan kebaikan dan pahala yang berlimpah.
Dari Zaid ibn Arqam, mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan ibn Majah).