Jalan Masuknya Tersembunyi, Begini Kisah Kampung Mojokoncot yang Diklaim Kampung Tersepi di Indonesia
Setelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Setelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Jalan Masuknya Tersembunyi, Begini Kisah Kampung Mojokoncot yang Diklaim Tersepi di Indonesia
Sebuah kampung bernama Mojokencot dijuluki sebagai kampung tersepi di Indonesia. Lokasinya terletak persis di Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Salah satu yang membuat kampung ini sepi karena aksesnya yang tersembunyi dan sulit dilalui.
Dari hasil pantauan, kampung ini benar-benar minim aktivitas warga. Tidak ada lalu lalang sepeda motor maupun mobil layaknya di perkampungan pada umumnya.
Rumah-rumah warga juga dibiarkan terbengkalai, dengan kondisi dipenuhi semak belukar.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Di mana hutan jati di Mojokerto yang diduga sebagai kampung kerajaan? Areal hutan jati seluas 15 hektare di Desa Ngembat, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dikenal sebagai bekas kampung kerajaan yang hilang.
-
Di mana lokasi Gapura Sekar Putih di Mojokerto? Persisnya, Begraafplaatsen Mojokerto berada di Mergelo, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
-
Kenapa warga menduga hutan jati Mojokerto bekas kampung kerajaan? Dari struktur dan pola batu-bata yang ditemukan di tengah hutan jati, kawasan tersebut diduga merupakan salah satu kampung besar era Kerajaan Majapahit.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa Desa Panggungharjo disebut sebagai desa maju? Seiring waktu, Desa Panggungharjo bertransformasi menjadi desa yang maju.
Menurut cerita, kampung ini dulunya dikenal memiliki banyak penduduk. Namun lambat laun memilih pindah ke tempat lain. Belakangan, kampung ini viral karena kondisinya yang dianggap mirip kampung mati. Berikut kisahnya
Suasananya Sepi dan Sunyi
Kondisi Kampung Mojokoncot sendiri saat ini sepi dan sunyi. Tidak banyak aktivitas masyarakat. Pasalnya hanya dihuni oleh tiga KK warga yang tersisa.
Mereka biasanya pergi ke ladang untuk bercocok tanam seperti padi dan jagung untuk dijual ke luar desa.
Salah satu penduduk di sana bernama Kholik mengaku suasana kampungnya memang sepi karena sudah ditinggalkan oleh penduduk.
“Ini kondisinya sepi, sudah ditinggal warga. Tinggal tiga KK saja,” kata dia di kanal Youtube Jagad Majapahit, dikutip Merdeka, Minggu (14/4).
Banyak Rumah Terbengkalai
Terdapat sekitar empat rumah yang tersisa di kampung ini, dengan kondisi yang memprihatinkan. Rumah-rumah tersebut mayoritas rusak dan hancur, kecuali yang ditempati Kholik dan dua tetangganya.
Salah satu yang hancur adalah rumah milik orang tua Kholik yang letaknya bersebelahan dan dibatasi oleh sebidang sawah. Kholik pun sehari-hari merawat tanaman berupa padi dan Jagung yang belum lama ini sudah panen.
“Dulu itu rumah ibu saya, sekarang sudah hancur,” katanya
Penyebab Kampung Ini Ditinggalkan
Menurut Kholik, alasan warga meninggalkan kampung ini karena aksesnya tersembunyi.
- Kisah di Balik Desa Malingmati Bojonegoro, Konon Maling yang Nekat Beraksi di Sini Selalu Tertangkap
- Tak Kuat Menahan Sakit Menahun, Kapolsek di Mojokerto Diduga Gantung Diri
- Fakta-Fakta Polwan Bakar Suami yang Juga Polisi di Mojokerto
- Pesona Bukit Cendono Mojokerto, Jalur Pendakian Baru yang Wajib Dicoba
Dahulu, wilayah ini memiliki belasan rumah dengan puluhan penduduk. Namun sejak 1970-an, warga mulai pindah ke kampung lain.
Sebelumnya Kampung Mojokoncot pun bernama Desa Tampingrejo, namun nama itu diubah setelah warga mulai pindah dan kampung ini jadi sunyi.
Alasan warga memilih pindah karena akses penghubung dengan desa lain terputus, dan berganti menjadi lahan persawahan.
Kemudian akses lainnya dibelah sungai besar, dan tidak ada jembatan. Saat ini warga yang tersisa berinisiatif membangun jembatan bambu ala kadarnya sebagai penghubung.
“Ke sini nggak ada jalannya, jadi pada pergi. Dulu jembatan bambu belum ada,” kata Kholik.
Jembatan Bambu Rapuh jadi Satu-satunya Akses Jalan
Saat ini warga hanya mengandalkan jembatan bambu yang menjadi satu-satunya akses jalan menuju keluar dusun. Kondisinya pun ala kadarnya, dengan posisi berada persis di atas sungai yang cukup curam.
Panjangnya sekitar 17 meter dan lebar tak lebih dari 17 meter. Biasanya warga rutin menjaga dan merawat sebisanya, agar akses satu-satunya di dusun itu bisa terus digunakan.
Kholik berharap ada perhatian terkait akses menuju kampungnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
“Mudah-mudahan jembatan bisa dibantu untuk diperbaiki, alhamdulillah,” katanya