Awalnya Hobi, Bumbu Masak Lokal Asal Sidoarjo Ini Jadi Terkenal di Berbagai Daerah
Setiap harinya, aktivitas produksi BMM dilakukan di Desa Putat, RT/RW 02/01, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Produksi aneka jenis bumbu masak itu dimulai sekitar pukul 06.00 WIB.
Bumbu Masak Machmudah (BMM), merek bumbu masak asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu kini dikenal di berbagai daerah. Para pelanggan BMM membentang dari Malang, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, hingga daerah-daerah lain di luar Jawa Timur.
Setiap harinya, aktivitas produksi BMM dilakukan di Desa Putat, RT/RW 02/01, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Produksi aneka jenis bumbu masak itu dimulai sekitar pukul 06.00 WIB.
-
Apa saja yang terjadi saat Jamasan Jimat? Setelah jimat-jimat dikeluarkan, sang juru kunci bersama para kerabat Amangkurat segera membuka kain mori kusam yang membungkus pusaka sebelum dicuci menggunakan air jeruk bali.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Kapan Desa Wisata Muara Jambi diresmikan? Melansir dari jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Muara Jambi sudah diresmikan oleh Gubernur Jambi pada 2017 silam.
-
Apa saja tempat wisata di Jatinangor? Jatinangor, sebuah kecamatan di Sumedang, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikannya, tetapi juga menyimpan beragam surga tersembunyi bagi para pencinta alam dan pelancong.
Berawal dari Hobi Masak
Pemilik BMM ialah Machnunah dan Machmudah, kembar kelahiran Sidoarjo, 24 April 1965. Keberadaan bisnis bumbu masak yang kini tersohor itu tak bisa dilepaskan dari sosok keduanya. Sejak kecil, Machnunah dan Machmudah memiliki hobi masak-memasak.
Selain membantu orang tuanya memasak di rumah, perempuan kembar itu juga suka membantu memasak di rumah tetangganya yang memiliki hajat.
Melihat keterampilan keduanya dalam meracik bumbu masakan, ada seseorang yang menanyakan mengapa keduanya tidak berjualan bumbu masakan.
“Ibu kok nggak jualan bumbu saja. Kalau masak kan enak,” ujar Machnunah, dikutip dari laman resmi Disperpusip Provinsi Jawa Timur.
Laku Keras
©2021 Merdeka.com/jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id
Pada Ramadan tahun 1999, Machmudah dan Machnunah mencoba merintis usaha bumbu masak. Tak disangka-sangka jika produk mereka mendapat sambutan hangat dari konsumen. Bumbu masak buatan Machmudah dan Machnunah laku keras.
Saat itu, keduanya hanya membuat satu jenis bumbu masak, yakni bumbu rawon. Satu bungkus bumbu rawon itu dijual Rp900. Selanjutnya, jenis bumbu masak yang dibuat terus bertambah. Kini, setidaknya ada 16 macam bumbu masak merek BMM.
Melihat perkembangan usaha rintisannya, pada tahun 2000, Machmudah dan Machnunah mengurus perizinan usaha untuk BMM. Kini, produksi harian BMM berkisar antara 25.000 hingga 30.000 bungkus. Aktivitas produksi itu melibatkan setidaknya 100 karyawan yang merupakan para tetangga.
“Yang nggak punya ijazah dan nggak bisa kerja di pabrik, kerja di sini,” terang Machnunah.
Bahkan, bagi karyawan yang tidak bisa bekerja di tempat produksi, akan diberi kerjaan di rumah masing-masing, seperti melipat plastik atau memecahkan kluwek. Mereka bisa bekerja sembari mengasuh anak atau cucu di kediaman masing-masing.
Tanpa Pengawet
Proses pembuatan bumbu masak BMM dilakukan selayaknya memasak rumahan, hanya saja dilakukan dalam skala besar. Pertama, bahan bumbu ditimbang dan dicuci, kemudian digiling sebelum akhirnya dimasak dengan menggunakan wajan.
“Kalau sudah matang, sudah tanak, diangkat dan didinginkan. Lalu dikemas, baru dijual. Bentuknya ya seperti jenang,” imbuhnya.
Meskipun bahannya sama, tak sedikit konsumen yang fanatik dengan bentuk kemasannya.
“Ada yang mengatakan, yang bulat lebih enak. Sebaliknya ada yang menganggap yang kotak lebih enak,” ungkap Machnunah.
Pasokan bawang putih, bawang merah, dan cabai datang setiap hari. Pasokan bawang untuk BMM sudah dalam bentuk kupasan. Dalam sehari, pasokan bawang kupas mencapai 4 hingga 5 kuintal.
“Kalau kemiri dan kluwek yang tahan lama, bisa dikirim beberapa hari sekali,” lanjutnya.
Selain rasanya yang enak, BMM digemari para konsumen karena tidak menggunakan bahan pengawet. Meski demikian, bumbu masak itu bisa bertahan antara 10 hingga 14 hari. Bahkan, kalau disimpan di kulkas bisa tahan lebih lama.
Bumbu rawon dan soto bisa bertahan relatif lebih lama karena banyak mengandung pengawet alami, yakni garam, gula, dan minyak dalam jumlah cukup banyak.