Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Setiap daerah biasanya memiliki ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal anjuran dan larangan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini juga dapat ditemukan di Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
-
Bagaimana warga Desa Pronojiwo menjaga budaya lokal? Tak sampai di situ, warga desa setempat juga masih nguri-uri kebudayaan lokal Jawa Timuran, seperti kuda lumping dan barong cokot yang terbilang langka.
-
Bagaimana masyarakat Desa Kemuja merayakan tradisi Mauludan? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Bagaimana warga Desa Mliwis menjaga tradisi Nyadran? “Sudah turun-temurun sejak zaman simbah-simbah kita dulu. Kita kasih undangan ke warga-warga kalau tiap tanggal 15 ruwah diadakan doa bersama, dan satu minggu sebelumnya diadakan bersih-bersih makam,” kata Widiatmoko, tokoh masyarakat Desa Mliwis.
-
Apa yang Endang Mulyana lakukan bersama warga desa? Endang Mulyana bekerja sama dengan warga desa untuk menggarap sawah.
-
Apa yang dirayakan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Mauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam memperingati serta penghormatan pada hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
-
Apa keunikan dari Desa Tegal Wangi? Keunikan desa ini juga terletak pada lokasinya yang belum banyak diketahui orang, alias masih hidden gems.
Tujuh Larangan
Pada zaman nenek moyang, masyarakat Desa Mliwang memegang teguh tujuh larangan yang tidak boleh dilanggar warga. Larangan ini terkait dengan proses membangun rumah hingga cara berpakaian.
1. Rumah warga tidak boleh menghadap ke utara.
2. Warga dilarang memelihara atau menyembelih kambing domba (wedus gibas).
3. Warga dilarang memakai ikat kepada berwarna merah.
4. Perempuan usai melahirkan dilarang memakai korset warna biru.
5. Warga tidak boleh memakai cangkul pabrikan.
6. Warga tidak boleh menikah dengan warga desa tetangga, yakni Desa Kasiman.
7. Rumah tidak boleh dibangun secara permanen.
Perkembangan Zaman
Seiring berkembangnya zaman, ada sebagian pantangan yang ditinggalkan masyarakat. Meski demikian, ada juga yang tetap dipertahankan hingga sekarang, salah satunya membangun rumah tidak menghadap utara.
Mengutip Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Tuban pada tahun 2018, ratusan rumah warga di Desa Mliwang, tidak ada satu pun rumah yang menghadap ke utara.
Alasan
Warga Desa Mliwang yakin jika mereka membangun rumah menghadap ke utara, maka keluarga tersebut akan mendapatkan sial, bahkan bisa berujung kematian. Menurut keterangan warga, sudah ada beberapa yang nekat menghadapkan rumah ke arah utara, tetapi tidak berselang lama akhirnya pintu utama rumah tersebut diubah ke arah lain. Ada yang usahanya bangkrut, ada yang sakit-sakitan, bahkan hingga meninggal dunia.
Pantangan membangun rumah menghadap ke utara kemungkinan besar karena keberadaan makam seorang seorang ulama bernama Sayyid Abdullah di sebelah utara permukiman warga Desa Mliwang.
- Mengenal Dhurung Bawean, Tempat Warga Gresik Berkumpul hingga Menyimpan Padi yang Dilengkapi Alat Penghalau Tikus
- Cerita Turun-temurun Desa Kondangjajar Pangandaran, Warga Tak Boleh Bangun Rumah Berdempetan
- Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
- Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Sosok Sayyid Abdullah
Sayyid Abdullah merupakan penyiar agama islam di tanah Bumi Wali, khususnya di Desa Mliwang. Makam tersebut sering dikunjungi peziarah setiap hari Rabu malam Kamis.
Sosok yang makamnya berada di atas bukit ini dulu lebih dikenal sebagai Mbah Buyut Sumber Banyu. Banyak tokoh menyebutkan bahwa Mbah Sayyid Abdullah datang ke bumi nusantara jauh sebelum era Wali Songo.