Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak, Kenali Tanda-Tandanya
Jangan sembarangan memberi makan anak, terlebih dengan makanan yang setengah matang karena banyak risikonya.
Jangan sembarangan memberi makan anak, terlebih dengan makanan yang setengah matang karena banyak risikonya.
Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak, Kenali Tanda-Tandanya
Mengonsumsi makanan yang tidak diproses secara benar dan optimal bisa membawa efek samping yang buruk bagi kesehatan. Terutama jika makanan kurang matang tersebut dikonsumsi oleh anak-anak. Sebagai orangtua, Anda pasti tidak ingin si kecil terkena penyakit lantaran hal ini, bukan?
Salah satu jenis makanan yang kerap disantap secara setengah/kurang matang bahkan mentah adalah ikan. Hidangan ikan mentah terkenal berasal dari Jepang, dalam bentuk sushi dan sashimi. Bagi Anda penggemar makanan yang satu ini, perlu berhati-hati saat mengenalkannya pada anak.
Untuk anak-anak, sebaiknya beri mereka makanan yang telah diproses dan di masak dengan kematangan yang sempurna. Sebab dengan demikian, aneka bakteri berbahaya yang mungkin menempel dapat lenyap dan makanan pun aman dikonsumsi.
Lalu bagaimana jika anak sudah terlanjur makan ikan yang kurang matang? Apa efek samping makan ikan kurang matang pada anak? Berikut penjelasan selengkapnya mengenai tanda-tandanya yang penting untuk Anda ketahui, dilansir dari berbagai sumber.
-
Apa manfaat ikan untuk kecerdasan anak? Prof. Dr. Ali Khomsan, seorang Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institute Pertanian Bogor, menyampaikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang rajin makan ikan memiliki IQ yang lebih tinggi. Menurutnya, ikan merupakan sumber protein hewani yang berpengaruh positif pada kecerdasan anak.
-
Bagaimana ikan dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak? Studi ilmiah menunjukkan hubungan antara asam lemak omega-3 pada ikan dengan peningkatan IQ dan perbaikan pola tidur anak. Anak yang rutin makan ikan memiliki pola tidur yang lebih baik, memberikan dampak positif pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
-
Mengapa ikan penting untuk kecerdasan anak? Studi dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa asam folat dan asam lemak omega-3 (DHA) pada ikan sangat penting untuk perkembangan otak, terutama selama masa perkembangan janin dan dua tahun pertama masa bayi. Nutrisi ini mendukung pertumbuhan sel otak baru dan meningkatkan kemampuan kognitif anak.
-
Kenapa bau amis ikan bawal sering mengganggu? Meskipun memiliki tekstur yang lembut dan rasanya yang lezat, bawal cenderung mengeluarkan aroma tanah yang kadang mengganggu bagi yang ingin mengolahnya.
-
Kapan efek keracunan makanan muncul pada anak? Efek keracunan makanan pada anak dapat muncul dalam waktu yang bervariasi, tergantung pada jenis penyebab keracunan dan tingkat keparahannya.
-
Kapan anak dianggap kekurangan berat badan? Berdasarkan penelitian dari Cleveland Clinic, anak dianggap kekurangan berat badan jika berada di persentil ke-5 terbawah untuk berat badan dibandingkan dengan tinggi badan mereka.
Mengapa Ikan Kurang Matang Berbahaya bagi Kesehatan?
Banyak negara di dunia yang menyajikan ikan kurang matang bahkan mentah dalam masakan mereka. Meskipun risiko kesehatan akibat mengonsumsi ikan kurang matang atau mentah sangat kecil bagi sebagian besar orang sehat, hal ini dapat berakibat serius bagi orang lain terutama anak-anak.
Penyakit bawaan makanan pada orang yang sehat di antaranya adalah muntah, diare, demam, dan sakit perut. Namun bagi orang yang berusia di atas 65 tahun, di bawah 5 tahun, hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, risiko penyakit ini bisa parah dan bahkan mengancam jiwa.
Tak sengaja menyajikan hidangan ikan yang kurang matang juga bisa dilakukan oleh siapa saja. Dan jika dikonsumsi anak-anak, ada efek samping yang patut diperhatikan.
Ikan mentah mengandung bakteri atau parasit penyebab penyakit, sehingga termasuk dalam kategori makanan tidak sehat. Menyajikannya secara kurang matang artinya masi menyisakan bakteri dan parasit ini, yang pada gilirannya akan masuk ke tubuh Anda apabila dikonsumsi.
British Medical Journal (BMJ) menyebutkan bahwa semakin populernya sashimi dan makanan laut mentah atau kurang matang lainnya turut berkontribusi pada peningkatan penyakit yang disebabkan oleh cacing anisakis nematoda.
Perhatikan juga bahwa tidak semua jenis ikan dan habitat laut bisa dikonsumsi dalam kondisi mentah atau kurang matang, dan dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Satu-satunya cara pasti untuk mencegah penyakit bawaan makanan adalah dengan memasak ikan pada suhu internal setidaknya 145 Fahrenheit (atau 62,77 Celcius).
Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak
Meskipun mengonsumsi ikan mentah bisa membawa efek yang menyehatkan, namun tetap ada risiko yang mengintai. Memasak ikan dengan suhu tinggi dapat membunuh bakteri dan parasit.
Saat Anda makan ikan mentah, ada risiko lebih besar terjadinya keracunan makanan atau tertular parasit.
Keracunan makanan disebabkan karena mengonsumsi makanan yang terinfeksi bakteri tertentu.
Ikan dapat terinfeksi oleh bakteri seperti Listeria, Vibrio, Clostridium, dan Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk mual, sakit perut, diare, dan muntah.
Cacing pita, cacing gelang, dan cacing hati merupakan parasit dapat hidup pada ikan.
Jika anak mengonsumsi ikan kurang matang yang mengandung salah satu parasit tersebut, akan muncul efek samping dari infeksi parasit berkisar dari ringan hingga berat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat muncul sebagai efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang wajib diketahui beserta tanda-tandanya yang penting untuk Anda kenali dilansir dari Cleveland Clinic dan Verywell Health;
1. Anisakiasis
Infeksi Anisakiasis (cacing ikan haring) dan nematoda lainnya atau cacing gelang adalah efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang pertama. Menelan cacing kecil ini dapat menyebabkan sakit perut yang parah, mual, dan muntah dalam beberapa jam setelah makan.
Terlebih lagi, jika cacing tidak dibatukkan atau dimuntahkan, mereka dapat masuk ke dalam dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan respons imun lokal, atau peradangan di usus.
Jika hal ini terjadi, cacing tersebut akhirnya mati dan dihilangkan oleh sistem kekebalan tubuh. Namun, dalam kasus yang parah, dokter mungkin perlu menghilangkannya untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini dapat dilakukan melalui pembedahan atau endoskopi.
2. Vibrio
Spesies bakteri Vibrio parahaemolyticus dikaitkan dengan konsumsi ikan dan kerang mentah atau kurang matang, khususnya tiram.
Ini adalah efek samping makan ikan kurang matang pada anak selanjutnya yang dapat terjadi.
Infeksi dapat menyebabkan gejala seperti diare (termasuk diare berdarah), kram perut, mual, muntah, sakit kepala, demam, dan menggigil. Penyakit ini bisa menjadi parah pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Spesies Vibrio lainnya, Vibrio vulnificus, ditemukan pada tiram, kerang, dan kepiting. Pada orang sehat, konsumsi mikroba ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare cair, kram perut, dan demam.
Pada orang dengan penyakit hati atau sistem kekebalan tubuh lemah, mikroba dapat memasuki aliran darah, menyebabkan infeksi seluruh tubuh yang mengancam jiwa.
Selain itu, spesies Vibrio dapat menyebabkan infeksi luka melalui luka terbuka yang terkena air yang menampung bakteri tersebut.
Contohnya termasuk goresan saat membuka tiram atau mengerjakan perahu. Seperti halnya penyakit gastrointestinal, jenis infeksi luka ini paling parah terjadi pada orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
3. Listeriosis
Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat ditemukan pada makanan laut mentah, susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, sayuran seperti kecambah mentah, dan makanan lainnya.
Risiko terbesar terkena listeriosis adalah pada orang-orang yang:
- Hamil
- Bayi baru lahir (bakteri dapat melewati plasenta)
- Lebih tua dari usia 65 tahun
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika listeria menyebar hingga menginfeksi sistem saraf, maka dapat menyebabkan meningitis, yaitu peradangan pada selaput dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
Efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang satu ini juga dapat menyebabkan meningoensefalitis atau peradangan pada jaringan otak dan selaput di sekitar otak. Infeksi sistem saraf paling sering terjadi pada orang dengan sistem imun lemah dan orang lanjut usia.
Jika Anda tidak hamil, listeriosis dapat menyebabkan gejala ringan seperti demam dan diare. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti leher kaku dan kebingungan, jika infeksi telah menyebar ke sistem saraf. Jika Anda sedang hamil, listeriosis dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, atau infeksi serius pada bayi baru lahir.
4. Salmonella
Infeksi Salmonella sebagai efek samping makan ikan kurang matang pada anak dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, dan kram perut. Gejala sering kali muncul dalam satu hingga tiga hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Bayi, yang memiliki fungsi kekebalan tubuh rendah, dan orang berusia di atas 65 tahun paling berisiko terkena penyakit ini dalam tingkat yang parah dan memerlukan rawat inap.
5. Bacillus Cereus
Bacillus cereus adalah penyakit bawaan makanan lainnya yang terkait dengan ikan kurang matang. Ada dua tipe infeksi Bacillus cereus: tipe diare dan tipe muntah.