Kisah Crazy Rich Pemilik Pabrik Gula di Probolinggo, Punya Rumah Mewah di Daerah Terpencil
Keluarga ini jadi salah satu yang terkaya di Indonesia
Keluarga ini jadi salah satu yang terkaya di Indonesia
Kisah Crazy Rich Pemilik Pabrik Gula di Probolinggo, Punya Rumah Mewah di Daerah Terpencil
Pabrik Gula Oemboel di Probolinggo tak hanya menguasai pasar lokal, dulu pabrik gula ini terkenal hingga luar negeri. Para pegawai di pabrik gula ini terkenal kaya, salah satunya Alexander MacNeill.
-
Di mana letak Probolinggo? Probolinggo adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, 100 km di sebelah tenggara kota Surabaya.
-
Mengapa Probolinggo terkenal dengan pemandangan yang eksotis? Hal ini karena Probolinggo dikelilingi oleh pegunungan Tengger, Gunung Semeru, dan Gunung Argopuro.
-
Apa gaya rumah Gilang Gombloh? Tampilan depan rumah Gilang Gombloh bergaya minimalis dengan dominasi warna putih dan abu-abu, memberikan kesan elegan.
-
Kapan Banger diubah namanya menjadi Probolinggo? Pada tahun 1770, Kanjeng Djimat mengganti nama Banger o menjadi “Probolinggo” (Probo : sinar, linggo tugu, badan, tanda peringatan, tongkat).
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
Keluarga
Alexander MacNeill menikahi pujaan hatinya, Johanna Bezoet de Bie di Den Haag, Belanda. Para awal tahun 1890-an, keluarga ini pindah ke Hindia Belanda (Indonesia).
Kepindahan mereka ke Hindia Belanda karena MacNeill diangkat sebagai administrateur atau general manager di
perusahaan industri gula.
Keduanya merupakan pengusaha terkaya pada zamannya. Mereka dijuluki Toean Besar dan Njonja Besar, utamanya bagi para pegawainya.
Pengusaha Sukses
Pasutri ini memiliki perusahaan besar yang bergerak dalam idustri gula, namanya Pabrik Goela Oemboel. Tak hanya menguasai pasar Jawa, pabrik ini juga sering melakukan ekspor. Hal ini membuat pabrik gula banyak dikenal.
"la mendatangkan sejumlah teknologi paling mutakhir di Hindia-Belanda, dengan menghadirkan Hallesche Maschinenfabrik dari Jerman yang terkenal," tulis G. Roger Knight, dikutip dari Instagram @infoprobolinggo, Sabtu (28/4/2024). Pabrik Gula Oemboel
Rumah Terpencil
MacNeill dan keluarganya tinggal di rumah mewah di kawasan terpencil Probolinggo. Ia mengaplikasikan konsep interior borjuasi barat untuk rumahnya. Ada piano dengan stand musik di sebelahnya, serta perabotan mahal lainnya.
Karpet mahal membentang di
atas meja dan lantai, sejumlah besar jardinières dengan pot pohon palem, dan lampu
hias. Ada juga satu set meja untuk makan keluarga.
- Menjelajahi Kota Tua Gresik Kampungnya Para Crazy Rich, Banyak Rumah Megah Bergaya Eropa dan China
- Potret Kehidupan Keluarga Tionghoa Terkaya di Jawa Timur, Beli Tanah untuk Bantu Negara
- Dibangun 200 Tahun Lalu, Ini Potret Megah Rumah Crazy Rich di Pasuruan dan Kisah di Baliknya
- Rumahnya Bak Istana Klasik Megah, Intip Profil Keluarga Crazy Rich Sidoarjo yang Dikenal Dermawan
Menurut Knight, beberapa pribumi dan staf dikerahkan untuk melayani dan menghidangkan sajian menu-menu mewah menggugah selera bagi keluarga MacNeill.
Makanan kaleng dan makanan yang diawetkan disajikan, diimpor langsung dari Eropa. Keluarga MacNeill menampilkan makanan-makanan mewah yang diawetkan sebagai tampilan luar yang disajikan di luar waktu makan.
Keluarga MacNeill memiliki kereta kuda yang ditarik oleh kusir (pribumi) yang diperuntukkan keliling desa. Turut serta naik kereta kuda ini adalah pengasuh anak yang menemani serta menyuapi putri Bezoet
de Bie sepanjang perjalanan.
Akhir Hayat
Segala kemewahan yang dimiliki
MacNeill dan keluarganya berakhir setelah MacNeill pensiun dari pekerjaannya.
Pada tahun 1911, MacNeill memboyong keluarganya pulang ke Belanda.
Kelak, kerinduan sang istri, Bezoet de Bie dengan Jawa membuat macNeill sekeluarga kembali ke Hindia Belanda.
Alexander MacNeill meninggal pada Maret 1937, setelah satu dekade mereka kembali ke daerah koloni.
Sang istri melanjutkan hidup dengan mengelola usaha kecil yang memproduksi stroberi dan tanaman iklim sejuk lainnya. Hasilnya dijual ke hotel resor di Ambarawa
dan juga wilayah lain di Semarang.