Kisah di Balik Eksotisme Watu Singa Gunung Bromo, Cinta Beda Kasta Direstui Orang Tua tapi Diuji Tak Kunjung Punya Anak
Konon, dulu Watu Singa atau Batu Singa di Gunung Bromo itu adalah hewan singa betulan.
Konon, dulu Watu Singa atau Batu Singa di Gunung Bromo itu adalah hewan singa betulan.
Kisah di Balik Eksotisme Watu Singa Gunung Bromo, Cinta Beda Kasta Direstui Orang Tua tapi Diuji Tak Kunjung Punya Anak
Cerita ini tak bisa dipastikan kebenarannya, namun telah menjadi cerita lisan turun-temurun yang dipercaya masyarakat setempat. Sebagai cerita lisan, isi cerita ini bisa memuat nilai-nilai bijak yang layak diteladani.
(Foto: Instagram @khofifah.ip)
-
Di mana letak Gunung Bromo? Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 mdpl dan berada di empat wilayah sekaligus yaitu, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Lumajang Jawa Timur.
-
Apa yang bisa dilihat di Kawah Gunung Bromo? Di sana, Anda bisa melihat secara langsung kecantikan kawah Bromo yang begitu memesona dan alami.
-
Apa yang dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa di Gunung Bromo? Salah satu mitosnya ialah Gunung Bromo merupakan tempat bersemayamnya para dewa.
-
Apa yang bisa dilihat dari Kawah Gunung Bromo? Di sana, Anda bisa melihat secara langsung kecantikan kawah Bromo yang begitu memesona dan alami.
-
Kenapa Kawah Wurung disebut sebagai miniatur Gunung Bromo? Selain disebut mirip bukit Telletubies, Kawah Wurung juga terkenal dengan beberapa sebutan lain. Mulai dari miniatur Gunung Bromo, bak padang savana di New Zealand, Highland Paradise, hingga zamrud Bondowoso.
-
Kenapa Gunung Bromo akan ditutup? Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani mengatakan penutupan kawasan Gunung Bromo tersebut dalam rangka ritual Yadnya Kasada dan pemulihan ekosistem serta pembersihan kawasan.
Tak lama setelah kelahiran Joko Seger, lahirlah seorang bayi perempuan dari rahim istri raja. Bayi perempuan ini sangat tenang dan pendiam sehingga diberi nama Roro Anteng.
Saat menginjak dewasa, Joko Seger dan Roro Anteng saling jatuh cinta. Mengetahui hubungan anaknya dengan putri raja, ayah Joko Seger memperingatkan putranya bahwa mereka berdua berbeda status sosial.
Mendengar peringatan dari ayahnya, Joko Seger menceritakan bahwa ia dan Roro Anteng sudah membahas perbedaan status sosial keduanya. Mereka pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Melihat tekad serius putrinya dan sang kekasih, raja yang merupakan ayah Roro Anteng menyetujui hubungan putrinya dengan Joko Seger.
(Foto: Freepik jcomp)
Cerita Versi Lain
Versi lain menyebutkan, Joko Seger yang merupakan seorang pemuda biasa diangkat menjadi Adipati Wengker di kawasan Ponorogo pada tahun 1150 Masehi. Pengkatan tersebut karena Joko Tengger berhasil menyembuhkan Dewi Retno Wulan yang nantinya berganti nama menjadi Roro Anteng. Setelah Roro Anteng sembuh, ia pun menikah dengan Joko Seger.
Setelah menikah, Roro Anteng dan Joko Seger ingin tinggal terpisah dari orang tuanya. Mereka membangun rumah di sekitar Gunung Bromo. Tak disangka ternyata banyak orang mengikuti mereka tinggal di kawasan tersebut hingga terbentuklah suatu komunitas yang bernama Tengger, akronim dari Roro Anteng dan Joko Seger.
(Foto: KapanLagi Youniverse)
Ujian
Sudah bertahun-tahun mereka menikah, namun keinginan untuk memiliki keturunan belum juga terkabul. Mengutip visitlumajang.com, Joko Seger dan Roro anteng melakukan sebuah kesalahan yang menyebabkan mereka tidak kunjung dikaruniai anak.
Suatu hari Joko Seger seperti mendapat petunjuk bahwa ia dan istrinya harus melangsungkan selamatan Sepasar, selain itu dirinya juga harus bertapa fi Gua Widodaren jika ingin sang istri akan segera hamil.
Joko Seger pun menceritakan hal ini kepada Roro Anteng. Menanggapi keinginan sang suami, Roro Anteng memperingatkan Joko Seger agar hati-hati karena di gua tersebut konon hidup seekor singa.
Berbekal keberanian, Joko Seger pamit kepada istrinya hendak bertapa. Sesampainya di depan Gua Widodaren, ia tak langsung masuk ke dalam. Ia sengaja menunggu beberapa saat hingga akhirnya sang singa keluar dari gua.
Singa itu mengaum sangat keras seolah menunjukkan kekuatannya kepada Joko Seger. Meskipun takut, Joko Seger berusaha memberanikan dirinya. Ia pun mengaku tujuannya ke sana adalah untuk semedi di dalam Gua Widodaren.
Mendengar pengakuan Joko Seger, singa tersebut mengatakan bahwa siapapun yang ingin masuk ke Gua Widodaren harus mengalahkan dirinya terlebih dahulu. Pertarungan pun tak terhindarkan.
Joko Seger nyaris kalah, namun ia berusaha sekuat tenaga melawan sang singa. Akhirnya pertarungan dimenangkan Joko Seger. Meski demikian, Joko Seger tidak tega membunuh singa. Hewan yang dikenal sebagai raja hutan itu berterima kasih atas kebaikan hati Joko Seger. Sebagai tanda terima kasih, singa mengubah dirinya menjadi batu.
(Foto: Instagram @sulaimanbromo)
Spot Wisata
Kini batu singa tersebut masih bisa kita saksikan di dekat kawasan pasir berbisik Gunung Bromo. Batu Singa atau yang dikenal dengan sebutan Watu Singa jadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berfoto.
(Foto: Instagram @khofifah.ip)
"Watu Singa, batu besar yang bentuknya menyerupai singa jantan sedang bersantai. Lokasinya di sekitar pasir berbisik, atau hanya satu kilometer dari kaki tangga menuju puncak bibir kawah Bromo. Keberadaan Watu Singa ini menjadi bagian dari sejarah masa lalu Gunung Bromo dan Suku Tengger," tulis Khofifah melalui akun Instagramnya @khofifah.ip, Sabtu (4/11/2023)